Pernyataan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu), Gatot Pujo Nugroho, berkaitan dengan seleksi CPNS yang dimuat pada harian ini (15/12/2010) cukup melegakan. Wagubsu menyatakan akan membatalkan kelulusan CPNS yang terlanjur dinyatakan lulus apabila terbukti itu diperoleh dengan cara curang atau menyogok.
Pada kesempatan lain, Walikota Medan, Rahudman Harahap, mengungkapkan hal yang tak kurang melegakan pula. Walikota menegaskan bahwa hasil ujian CPNS semuanya diserahkan ke USU sebagai penanggungjawab penyelenggaraan ujian. Akan tetapi, menurut walikota, proses pelulusan berada di pihak Pemerintah Kota Medan dengan mengacu kepada hasil ujian yang dikeluarkan USU.
Walaupun berita ini tidak mengenakkan bagi sebagian orang, akan tetapi pastilah lebih banyak orang yang merasa bahwa berita ini adalah berita germbira sekaligus memberikan harapan. Betapa tidak, sudah menjadi rahasia umum bahwa, konon, untuk bisa masuk PNS, calon harus merogoh kocek hingga ratusan juta rupiah. Isu-isu serampangan mematok tarif 150-200 juta untuk tingkat sarjana.
Kalau kita percaya isu tersebut, menjadi PNS hanyalah impian yang tidak akan pernah terwujud, terutama bagi orang yang isi kantongnya pas-pasan alias kantong kempes. Bagi kaum miskin, menjadi PNS tak ubahnya bagai mengejar fatamorgana.
Akan tetapi, secercah sinar ada di ujung terowongan sempit. Itu tadi, pernyataan pemimpin kita yang berjanji akan menyelenggarakan seleksi dengan jujur dan fair. Semoga itu benar-benar diwujudkan. Masyarakat menunggu dengan penuh harap.
Cahaya sinar di ujung terowongan pun makin cerah ketika terdengar berita bahwa ada 10 pemerintah daerah/kota di Sumatera Utara yang memercayakan proses seleksi CPNS-nya ke Universitas Sumatera Utara. Saya tidak bermaksud bahwa universitas lain yang bekerjasama dengan beberapa pemerintah daerah lainnya untuk menyeleksi CPNS tidak berlaku jujur. Akan tetapi, kabar burung yang beredar di masyarakat mengindikasikan bahwa pada seleksi CPNS yang diselenggarakan USU pada tahun-tahun sebelumnya berlangsung dengan jujur dan fair.
Bagi saya, sebagai salah seorang guru di USU, opini masyarakat yang seperti itu amat membanggakan. USU sebagai salah satu perguruan tinggi negeri dan terkemuka di Sumatera Utara harus memberi andil positif bagi terselenggaranya seleksi aparatur negara yang bersih, jauh dari berbagai macam kecurangan. USU sebagai pusat ilmiah harus mengedepankan prinsip-prinsip ilmiah, yang salah satunya adalah jujur.
Paling tidak, saya merasakan bahwa pandangan positif mengenai USU melalui perannya dalam seleksi CPNS ini sedang tumbuh mekar. Oleh karena itu, keadaan ini tidak boleh disia-siakan. Kepercayaan masyarakat yang begitu besar terhadap USU harus disambut dengan bukti nyata. Caranya bagaimana? Sederhana saja. Lakukan seleksi dengan jujur dan profesional! Pastilah masyarakat akan bangga dengan USU.
Bagi USU, momen ini merupakan kesempatan baik bagi pertaruhan kredibilitas. Di sini nama baik USU dipertaruhkan. USU sebagai perguruan tinggi terdepan di Sumatera Utara yang bercita-cita menjadi universitas kelas dunia (world class university) harus peka terhadap isu-isu penting di sekitarnya.
Kalau ke luar USU bisa memberi yang terbaik, maka ke dalam pun harus begitu juga. Kesan yang menganggap bahwa kesempatan sebagian orang untuk kuliah di USU yang makin sempit dengan alasan di luar kemampuan akademik harus segera ditepis. USU harus menyadari bahwa masyarakat menaruh harapan besar terhadap USU. Ada banyak siswa/i yang bermimpi kuliah di USU, tetapi itu sulit diwujudkan karena alasan kemampuan ekonomi.
Menjadi universitas yang disegani di tingkat nasional, itu baik. Menjadi universitas yang unggul di tingkat lokal tentu tidak ada salahnya. Menjadi universitas kelas dunia, itu makin baik lagi. Akan tetapi, untuk mencapai itu USU harus menjadi universitas yang peduli pada permasalahan di tingkat daerah atau lokal. USU perlu peduli di bumi mana dia berpijak. Dari situlah, kemudian, USU naik kelas menjadi universitas kelas regional dan selanjutnya menjadi universitas kelas dunia.
Akhirnya, saya percaya bahwa USU berada di garda depan bagi penegakan prinsip-prinsip kejujuran, keadilan, dan keilmiahan. Seleksi CPNS ini menjadi salah satu batu ujiannya, sebab hal itu adalah salah satu butir dari Tridarma Perguruan Tinggi, yaitu pengabdian kepada masyarakat! Bravo USU! ***
Opini Analisa Daily 27 Desember 2010