kumpulan artikel media massa
Suara Merdeka | Kompas | Republika | Jawa Post | Okezone |Media Indonesia | Seputar Indonesia
Home
About
Contact
TOPIC :
Category 1
Category 2
Category 3
11 Maret 2010
Tiga Jam di Cikeas
Terorisme dan multikulturalisme modern
Umat Islam dikejutkan oleh wafatnya Grand Syaik al-Azhar, Sayed Tantawi di Riyadh, Rabu (10/3). Almarhum sebenarnya dijadwalkan akan menerima penghargaan dari Kerajaan Arab Saudi dalam perannya mengampanyekan dan mengembangkan dakwah Islam yang moderat dan toleran. Namanya tercatat sebagai The Most 500 Influential Moslem. Penulis selama jadi mahasiswa Universitas al-Azhar (1995-1999) pernah beberapa kali bertemu dengan almarhum untuk sebuah wawancara jurnal ilmiah yang dikelola mahasiswa Indonesia dan pengajian yang rutin dilakukan setiap minggu di masjid dekat rumahnya. Dalam salah satu komentarnya, ia menyambut baik hubungan antaragama sembari meminta agar senantiasa mengembangkannya meski ada tantangan dari beberapa kelompok yang tidak menghendaki hal itu. Ia membangun silaturahim yang intensif dengan pemuka agama-agama lain di Mesir. Komitmen Tantawi terhadap toleransi begitu besar, yang ditunjukkan tidak hanya sekadar wacana belaka. Ia pernah menerima pemuka Yahudi di kantornya. Sikap tersebut ditentang para ulama al-Azhar lain karena dianggap tidak bersimpati dengan rakyat Palestina yang selama ini ditindas oleh Israel. Tantawi menjawab protes, bahkan demonstrasi yang dilakukan ribuan mahasiswa al-Azhar pada masa itu, dengan ungkapan, ketidaksetujuan kita terhadap Israel tidak menghalangi silaturahim dengan para pemuka Yahudi. Pertemuan tersebut justru dapat dijadikan sebagai medium menyampaikan aspirasi umat Islam terhadap penindasan yang dilakukan oleh Israel kepada rakyat Palestina. Sikap yang diambil oleh Tantawi mengingatkan kita kepada sosok Gus Dur, yang berani mengambil sikap berbeda dengan kalangan mayoritas sekalipun. Keberanian tersebut bukan tanpa dasar. Fundamennya adalah toleransi yang merupakan inti ajaran Islam meski tanpa menutup mata terhadap ketidakadilan yang dilakukan oleh Israel. Makna luas jihad Begitu pula, tatkala terjadi perang antara Israel dan Hizbullah, Lebanon Selatan, Tantawi melarang orang-orang Mesir yang hendak ikut serta dalam perang tersebut. Ia memandang bahwa jihad mempunyai makna yang luas, yang tidak hanya bermakna perang. Mendidik anak dan membangun keluarga harmonis merupakan salah satu elemen jihad yang juga penting. Ia tidak mendukung mereka yang ingin ikut serta dalam perang melawan Israel di Lebanon Selatan. Berjihad dalam mengentaskan orang dari kemiskinan dan mencerdaskan umat di Mesir jauh lebih penting daripada berperang di Lebanon Selatan. Jihad ke Lebanon Selatan, menurut Tantawi, adalah kewajiban representatif (fardh kifayah), yang mana tak ada kewajiban bagi setiap individu selama ada orang-orang yang melakukannya. Satu hal yang menarik pascaperang tersebut bahwa Hizbullah mampu mengalahkan Israel. Tanpa keterlibatan orang-orang Mesir dalam perang tersebut, Israel justru dipaksa untuk mundur dan menghentikan perang karena Israel harus menelan kerugian dan tak mampu melumpuhkan kekuatan Hizbullah. Bahkan, pascaperang tersebut, Hizbullah justru semakin berkibar. Perihal sikap Tantawi terhadap kebiadaban Israel sangat tegas. Usamah Khalil, Deputi Dubes Mesir untuk Arab Saudi, yang mendampingi almarhum dalam detik-detik akhir hidupnya menyampaikan keprihatinan yang begitu mendalam terhadap masalah Palestina yang tidak kunjung selesai akibat penindasan yang dilakukan Israel setiap waktu. Di samping itu, kesedihan yang amat mendalam terhadap konflik internal di antara faksi politik di dalam Palestina sendiri (al-Syarq al-Awsat, 11/3). Secara paradigmatik, pandangan Tantawi yang notabene merupakan pemegang resmi kendali keagamaan di Mesir adalah jalur moderasi. Dalam relasi agama dan negara, ia memandang perlunya agama dapat mewarnai ruang publik dengan nilai-nilai yang konstruktif, bukan justru menjadikan agama sebagai stempel atas kepentingan politik, sebagaima dilakukan oleh beberapa pihak di Mesir. Oleh sebab itu, meskipun arus terbesar yang berkembang di Mesir pada umumnya dan al-Azhar secara khusus adalah konservatif, Tantawi tetap pada pendiriannya dalam memilih moderasi, jalan tengah untuk menjaga keseimbangan dan kelenturan. Jilbab dan cadar Dalam pandangannya, rasionalitas dan kemaslahatan harus menjadi pertimbangan dalam menentukan sebuah pandangan. Salah satu pandangannya yang ditentang keras adalah pemakaian jilbab bagi para perempuan muslimah di Perancis. Pada saat itu terjadi polemik yang sangat tajam soal larangan Pemerintah Perancis bagi perempuan yang berjilbab di sekolah-sekolah umum dan pemerintahan. Hal tersebut mendapatkan respons keras dari berbagai dunia Islam, termasuk di Tanah Air. Akan tetapi, Tantawi dengan tegas menyatakan bahwa tidak ada kewajiban bagi perempuan muslimah untuk menggunakan jilbab di negara-negara yang tidak menganut hukum Islam, seperti di Perancis. Mereka harus menghargai konstitusi yang dianut oleh negara tersebut. Yang paling mutakhir adalah larangan terhadap perempuan untuk memakai cadar di lingkungan lembaga pendidikan al-Azhar. Alasannya, karena cadar bukanlah ajaran yang ditetapkan di dalam Al Quran dan Sunnah Nabi. Pemakaian cadar merupakan bagian dari tradisi, bukan bagian dari agama. Harus diakui, sejumlah pandangan di atas perlu dipertimbangkan untuk mengedepankan sikap moderat daripada sikap ekstrem. Apalagi al-Azhar merupakan salah satu menara pemikiran keislaman yang selama ini dijadikan kiblat oleh dunia Islam. Barangkali banyak pihak yang menentang pandangan Tantawi, tetapi dalam beberapa tahun ke depan pandangan tersebut menyimpan mutiara yang amat penting karena di balik pandangan dan sikap progresif tersebut tersimpan mutiara perihal pentingnya sikap toleran dan moderat. Mau tak mau, pada era global dituntut pandangan keagamaan yang dapat mewarnai hubungan antarmasyarakat dengan sebuah sikap yang lebih lentur dan moderat, dengan tanpa kehilangan identitas. Hal-hal yang prinsip dalam agama harus ditegakkan dengan konsekuen dan konsisten, tetapi hal-hal yang dimungkinkan untuk dirasionalisasi dan diakulturasi untuk kemaslahatan umat harus dilakukan dengan saksama dan penuh tanggung jawab. Tantawi dikenal sebagai sosok yang lemah lembut dan tak meledak-ledak. Tutur katanya sangat pelan dan santun. Namun, dari dalam dirinya muncul sebuah keberanian yang sangat luar biasa untuk menancapkan panji-panji moderasi. Semoga jasa beliau tersebut dapat menjadi teladan baik bagi generasi muda yang haus perubahan dan perbaikan umat ke arah yang lebih konstruktif. Selamat jalan, guruku. Zuhairi Misrawi Alumnus Universitas al-Azhar, Cairo, Mesir, dan Ketua Moderate Muslim Society
Tokoh Muslim Moderat
Perlukah Tembak Mati Teroris?
Terorisme di Aceh
Mempertahankan Reputasi Merek Dagang
Kejujuran dalam Kemelut Moral
Mendongkrak Potensi Buah Lokal
Pendidikan yang Mengobati
50 Tahun Pusri Jadi Mitra Petani
Tahun 2050, Jabar Bisa Karam!
UN, Ujian yang tidak Mengevaluasi
Densus 88 & Teroris Fobia
Berdemokrasi dengan Budaya Kita
Pesan Akhir Pekan
Antara Teroris, Koruptor, dan Setan
Solo ibukota Jateng atau provinsi Surakarta?
Pelarangan Total Miras
Mencabut Akar Terorisme
Memberantas Teroris
Ricuh Mahasiswa Makassar
Memburu Jejak Teroris dari Aceh hingga Pamulang
Berkah Biofuel dan Tantangannya
Arsip Supersemar
Entri Populer
"Agamis" Apa Artinya?
Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Tinggi
Solo ibukota Jateng atau provinsi Surakarta?
Rokok menurunkan kualitas intelektual
6 Jurus Dahsyat Membuat si Dia Orgasme
10 Situasi Wanita 'Mood' Bercinta
Tugas Menteri Agama
Gambaran Permasalahan PDAM
Bencana Kelangkaan Air di Perkotaan
Generasi Baru TNI
Artikel Terbaru
Blog Archive
►
2012
(14)
►
Februari
(8)
►
Feb 01
(8)
►
Januari
(6)
►
Jan 02
(6)
►
2011
(298)
►
Desember
(63)
►
Des 22
(10)
►
Des 14
(12)
►
Des 13
(15)
►
Des 11
(20)
►
Des 01
(6)
►
Juli
(3)
►
Jul 11
(3)
►
Juni
(26)
►
Jun 24
(21)
►
Jun 21
(1)
►
Jun 14
(4)
►
Maret
(22)
►
Mar 27
(6)
►
Mar 01
(16)
►
Februari
(64)
►
Feb 20
(12)
►
Feb 18
(11)
►
Feb 17
(32)
►
Feb 15
(9)
►
Januari
(120)
►
Jan 18
(25)
►
Jan 09
(18)
►
Jan 08
(1)
►
Jan 07
(13)
►
Jan 06
(34)
►
Jan 05
(1)
►
Jan 04
(28)
▼
2010
(2453)
►
Desember
(501)
►
Des 30
(23)
►
Des 29
(26)
►
Des 28
(24)
►
Des 27
(100)
►
Des 23
(26)
►
Des 22
(27)
►
Des 21
(20)
►
Des 20
(28)
►
Des 19
(38)
►
Des 18
(2)
►
Des 17
(22)
►
Des 16
(27)
►
Des 15
(22)
►
Des 14
(33)
►
Des 13
(49)
►
Des 11
(6)
►
Des 10
(28)
►
November
(24)
►
Nov 22
(5)
►
Nov 19
(6)
►
Nov 17
(2)
►
Nov 15
(4)
►
Nov 09
(7)
►
Oktober
(32)
►
Okt 25
(24)
►
Okt 18
(8)
►
September
(130)
►
Sep 28
(12)
►
Sep 27
(28)
►
Sep 22
(13)
►
Sep 20
(21)
►
Sep 19
(16)
►
Sep 17
(30)
►
Sep 05
(10)
►
Agustus
(32)
►
Agu 30
(12)
►
Agu 27
(20)
►
Juli
(18)
►
Jul 13
(18)
►
Juni
(59)
►
Jun 24
(29)
►
Jun 07
(7)
►
Jun 04
(9)
►
Jun 03
(14)
►
Mei
(354)
►
Mei 31
(15)
►
Mei 30
(17)
►
Mei 28
(9)
►
Mei 27
(6)
►
Mei 26
(17)
►
Mei 25
(14)
►
Mei 24
(8)
►
Mei 23
(6)
►
Mei 21
(15)
►
Mei 20
(13)
►
Mei 19
(19)
►
Mei 18
(13)
►
Mei 17
(18)
►
Mei 16
(14)
►
Mei 14
(12)
►
Mei 13
(13)
►
Mei 11
(12)
►
Mei 10
(14)
►
Mei 09
(16)
►
Mei 08
(3)
►
Mei 07
(9)
►
Mei 06
(16)
►
Mei 05
(13)
►
Mei 04
(19)
►
Mei 03
(26)
►
Mei 02
(17)
►
April
(285)
►
Apr 29
(17)
►
Apr 28
(14)
►
Apr 27
(8)
►
Apr 26
(8)
►
Apr 25
(14)
►
Apr 23
(15)
►
Apr 22
(13)
►
Apr 21
(17)
►
Apr 20
(22)
►
Apr 19
(17)
►
Apr 18
(31)
►
Apr 14
(3)
►
Apr 13
(8)
►
Apr 12
(14)
►
Apr 11
(13)
►
Apr 09
(7)
►
Apr 08
(6)
►
Apr 07
(15)
►
Apr 06
(7)
►
Apr 05
(12)
►
Apr 04
(13)
►
Apr 02
(11)
▼
Maret
(314)
►
Mar 30
(16)
►
Mar 29
(16)
►
Mar 26
(3)
►
Mar 24
(7)
►
Mar 22
(11)
►
Mar 21
(12)
►
Mar 20
(1)
►
Mar 19
(12)
►
Mar 18
(13)
►
Mar 17
(12)
►
Mar 16
(17)
►
Mar 14
(8)
►
Mar 12
(10)
▼
Mar 11
(25)
Tiga Jam di Cikeas
Terorisme dan multikulturalisme modern
Umat Islam dikejutkan oleh wafatnya Grand Syaik al...
Tokoh Muslim Moderat
Perlukah Tembak Mati Teroris?
Terorisme di Aceh
Mempertahankan Reputasi Merek Dagang
Kejujuran dalam Kemelut Moral
Mendongkrak Potensi Buah Lokal
Pendidikan yang Mengobati
50 Tahun Pusri Jadi Mitra Petani
Tahun 2050, Jabar Bisa Karam!
UN, Ujian yang tidak Mengevaluasi
Densus 88 & Teroris Fobia
Berdemokrasi dengan Budaya Kita
Pesan Akhir Pekan
Antara Teroris, Koruptor, dan Setan
Solo ibukota Jateng atau provinsi Surakarta?
Pelarangan Total Miras
Mencabut Akar Terorisme
Memberantas Teroris
Ricuh Mahasiswa Makassar
Memburu Jejak Teroris dari Aceh hingga Pamulang
Berkah Biofuel dan Tantangannya
Arsip Supersemar
►
Mar 10
(10)
►
Mar 09
(6)
►
Mar 08
(16)
►
Mar 07
(24)
►
Mar 05
(5)
►
Mar 04
(21)
►
Mar 03
(8)
►
Mar 02
(21)
►
Mar 01
(40)
►
Februari
(303)
►
Feb 26
(10)
►
Feb 25
(3)
►
Feb 24
(14)
►
Feb 23
(18)
►
Feb 22
(26)
►
Feb 21
(16)
►
Feb 20
(4)
►
Feb 19
(14)
►
Feb 18
(15)
►
Feb 17
(18)
►
Feb 16
(20)
►
Feb 15
(4)
►
Feb 14
(33)
►
Feb 09
(3)
►
Feb 08
(15)
►
Feb 07
(5)
►
Feb 06
(14)
►
Feb 04
(16)
►
Feb 03
(17)
►
Feb 02
(17)
►
Feb 01
(21)
►
Januari
(401)
►
Jan 31
(9)
►
Jan 29
(17)
►
Jan 28
(16)
►
Jan 27
(24)
►
Jan 26
(13)
►
Jan 25
(18)
►
Jan 24
(12)
►
Jan 23
(3)
►
Jan 22
(12)
►
Jan 21
(15)
►
Jan 20
(16)
►
Jan 19
(18)
►
Jan 18
(17)
►
Jan 17
(14)
►
Jan 15
(13)
►
Jan 14
(14)
►
Jan 13
(20)
►
Jan 12
(17)
►
Jan 11
(23)
►
Jan 10
(1)
►
Jan 09
(3)
►
Jan 08
(13)
►
Jan 07
(16)
►
Jan 06
(15)
►
Jan 05
(15)
►
Jan 04
(20)
►
Jan 03
(11)
►
Jan 02
(3)
►
Jan 01
(13)
►
2009
(781)
►
Desember
(275)
►
Des 30
(14)
►
Des 29
(11)
►
Des 28
(13)
►
Des 27
(10)
►
Des 24
(1)
►
Des 23
(23)
►
Des 22
(1)
►
Des 21
(12)
►
Des 20
(7)
►
Des 18
(18)
►
Des 16
(17)
►
Des 15
(10)
►
Des 14
(12)
►
Des 13
(12)
►
Des 12
(1)
►
Des 11
(10)
►
Des 10
(12)
►
Des 09
(17)
►
Des 08
(15)
►
Des 07
(11)
►
Des 05
(2)
►
Des 04
(19)
►
Des 03
(16)
►
Des 01
(11)
►
November
(285)
►
Nov 30
(24)
►
Nov 28
(1)
►
Nov 27
(13)
►
Nov 25
(16)
►
Nov 24
(13)
►
Nov 23
(8)
►
Nov 22
(13)
►
Nov 20
(27)
►
Nov 18
(19)
►
Nov 17
(29)
►
Nov 16
(5)
►
Nov 15
(18)
►
Nov 14
(5)
►
Nov 13
(7)
►
Nov 12
(5)
►
Nov 11
(25)
►
Nov 10
(4)
►
Nov 09
(1)
►
Nov 08
(7)
►
Nov 07
(2)
►
Nov 06
(8)
►
Nov 05
(33)
►
Nov 03
(2)
►
Oktober
(140)
►
Okt 30
(11)
►
Okt 29
(20)
►
Okt 27
(16)
►
Okt 25
(11)
►
Okt 23
(26)
►
Okt 21
(12)
►
Okt 20
(11)
►
Okt 19
(1)
►
Okt 06
(5)
►
Okt 04
(8)
►
Okt 02
(16)
►
Okt 01
(3)
►
September
(81)
►
Sep 30
(12)
►
Sep 29
(6)
►
Sep 28
(11)
►
Sep 27
(14)
►
Sep 26
(7)
►
Sep 25
(31)