Menurut perkiraan Badan Pusat Statistik Jerman, 16 Februari 2009, terdapat 62,2 juta orang Jerman yang berhak memilih, terdiri 32,2 juta perempuan dan 30,0 juta lelaki. Pada Pemilu 2005, jumlah pemilih 61,9 juta orang.
Yang dipertaruhkan dalam Pemilu 2009 ialah penyelesaian krisis keuangan, kehadiran dan peran tentara Jerman di Afganistan, berlanjutnya integrasi Eropa, peran Jerman sebagai ekonomi Eropa yang paling besar, masalah tenaga nuklir, serta pemanasan global.
Dalam satu-satunya perdebatan antara Kanselir Angela Merkel dan Wakil Kanselir serta Menteri Luar Negeri Frank-Walter Steinmeier di televisi Jerman, 13 September, Merkel mengatakan, Jerman memerlukan pemerintah baru untuk mendorong perekonomian terbesar Eropa dan menciptakan lebih banyak pekerjaan sehingga bisa keluar dari resesi yang dideritanya kini. Untuk itu, pemerintah baru nanti sebaiknya terdiri dari Christlich-Demokratische Union (CDU) dan Freie Demokratische Partei (FDP), yang lebih probisnis. Itu berarti Merkel bertekad meninggalkan Partai Sosial-Demokrasi (SPD).
Koalisi dengan SPD, ”koalisi besar” di antara dua partai raksasa Jerman selama empat tahun, bagi Merkel, bekerja dengan baik. Ia menunjuk penurunan angka pengangguran sejak 2005. Masalahnya, Merkel hendak memperbesar angka penurunan ini. Itu hanya mungkin apabila CDU berkoalisi dengan FDP.
Sementara itu, Steinmeier, pesaing Merkel dalam pemilu, juga memuji kerja sama di antara dua partai besar itu, tetapi menganggap kerja sama tersebut masih belum mencapai apa yang seharusnya dapat dicapai, misalnya pengenalan upah minimum.
Dalam perdebatan di antara keduanya pada 13 September, Steinmeier menggambarkan dirinya sebagai pejuang ”keseimbangan sosial” dan mengatakan, suatu pergeseran ke kanan dalam politik Jerman justru akan memperlebar jurang antara kelompok kaya dan miskin.
Barometer politik Jerman pada minggu kedua September memperlihatkan CDU berada jauh di atas SPD dalam pandangan pemilih Jerman. CDU mencatat dukungan sebesar 39 persen, jauh di atas SPD yang hanya mencatat 23 persen.
Partai FDP yang hendak digandeng Merkel dalam pemerintahan mendatang mendapat 13 persen, sedangkan Partai Kiri (Die Linke), suatu kombinasi dari sayap kiri SPD, yang memisahkan diri dari induknya, dengan mantan komunis Jerman Timur, mencatat 12 persen dan Partai Hijau (Die Gruenen) 9,0 persen. Ketiga partai ini, yang menarik lebih dari 10 persen pemilih, membuat perhitungan koalisi menjadi sangat sulit.
Suatu kombinasi yang mungkin lebih efektif ialah kembalinya koalisi besar CDU dan SPD, yang akan merupakan mayoritas yang aman dalam parlemen, dan Angela Merkel kembali memimpin pemerintah.
Steinbrueck, Wakil Ketua SPD dan Menteri Keuangan Jerman, dalam wawancara dengan majalah Stern (15 September) menyatakan, ”koalisi besar” antara CDU dan SPD tidaklah buruk. Namun, SPD, segera setelah Steinmeier menyatakan pendapatnya, mengumumkan bahwa mereka ”tidak mengusahakan koalisi besar” kembali.
Dalam jaring pendapat yang mempertanyakan siapakah yang hendak dipilih sebagai kanselir pada 27 September nanti, Angela Merkel mendapat 61 persen suara, sedangkan Steinmeier hanya 28 persen. Tampaknya, popularitas Merkel, dari November 2008, akan bertahan hingga pemilu nanti.
Yang menjadi masalah ialah bagaimana Kanselir Angela Merkel dengan pemerintah yang akan datang menyelesaikan masalah-masalah yang dipertaruhkan dalam pemilu ini.
Hanya 36 persen setuju dengan perpanjangan kehadiran industri pembangkit listrik bertenaga nuklir melampaui tahun 2021, sedangkan 57 persen tidak setuju dengan perpanjangan itu.
Hanya 44 persen penduduk dalam jaring pendapat mendukung kehadiran tentara Jerman di Afganistan dalam kerangka PBB, sedangkan yang tak mendukung adalah 53 persen. Sebanyak 35 persen mendukung keberlanjutan kehadiran tentara Jerman di Afganistan dan 58 persen tidak setuju dengan perpanjangan keterlibatan tentara Jerman.
Yang paling menarik dari pemilu Jerman pada 27 September adalah peta kekuatan di parlemen sesudah pemilu berlangsung, yang menentukan apakah Angela Merkel dapat mengadakan koalisi dengan FDP, yang dikehendaki untuk dapat menyelesaikan krisis keuangan dan menumbuhkan kembali ekonomi Jerman, atau harus kembali CDU bergabung dengan SPD untuk memerintah kembali.
Umumnya, masyarakat Jerman menganggap Merkel lebih mampu menciptakan kesempatan kerja dan menyelesaikan aneka masalah ekonomi. Namun, masyarakat Jerman lebih percaya, Steinmeier lebih dapat mengusahakan keadilan sosial daripada Merkel
Opini Kompas : 26 Februari 2009.