Oleh KIKI RIZKI MOECHAMAD
Islam mencakup segala aspek kehidupan, baik pendidikan, politik, sosial, ekonomi, maupun budaya, serta mengembangkan satu aspek dan tidak mengabaikan aspek yang lainya, tidak parsial. Meskipun tak dapat dimungkiri fenomena yang terjadi sekarang ini bahwa kemajuan suatu bangsa ditentukan seberapa besar peran negara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga rakyatnya makmur dan sejahtera. Jadi, bangsa yang maju salah satunya ditopang oleh ekonomi yang kuat dan ekonomi suatu negara akan kuat apabila memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, mandiri, dan berdaya saing. Itu semua dimiliki oleh wirausaha (entrepreneur).
Nabi Muhammad saw. merupakan figur yang patut diteladani oleh semua orang. Beliau telah mencontohkan bagaimana menjadi wirausaha yang sukses. Ini dibuktikan oleh beliau dalam memimpin umat Islam yang sebelumnya terpuruk menjadi sejahtera sentosa. Mengubah bangsa yang memiliki kebejatan moral menjadi bangsa yang berakhlak mulia. Sedikitnya ada tiga faktor yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. dalam berwirausaha.
Pertama, jujur. Beliau berwirausaha penuh kejujuran. Jujur bukan berarti sesuai dengan harga sehingga kita tidak mengambil keuntungan sepeser pun, akan tetapi supaya tidak membohongi pembeli dengan barang yang akan kita jual. Dengan demikian, kita tidak menjual barang palsu, tidak sesuai dengan harga pasar, atau untuk meraih keuntungan yang berlipat.
Kedua, kerja keras. Perjalanan dari Mekah ke Syam bukanlah jarak yang dekat. Akan tetapi, ini ditempuh Nabi dengan kerja keras yang luar biasa apalagi setelah ditinggal oleh pamannya. Nabi menjualkan barangnya hingga mengelilingi kota-kota dengan penuh semangat dan tak kenal lelah.
Ketiga, profesional. Nabi tidak hanya memiliki pengetahuan tentang ilmu agama saja, tetapi kecerdasan dalam berwirausaha banyak menghasilkan keuntungan. Paham terhadap etika berwirausaha, sehingga tak sejenis barang pun atau usaha Nabi mengalami kerugian. Dengan ketiga aspek ini, Nabi dipercayai oleh semua orang dan orang tidak ragu lagi untuk membeli barang kepadanya.
Terkait dengan dihentikanya Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) oleh Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) tahun ini, jelas menimbulkan polemik di berbagai universitas, khususnya di kalangan mahasiswa yang menjadi sasaran program tersebut. Sebagian universitas telah menyediakan alternatif kewirausahaan bagi mahasiswa dengan menyediakan anggaran kewirausahaan karena program tersebut memberikan manfaat bagi mahasiswa untuk menumbuhkan kreativitas dan inovasi.
Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) ini dirintis pada 2009 oleh Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kemendiknas yang bertujuan memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan jiwa wirausaha kepada mahasiswa supaya menjadi pengusaha yang tangguh dan sukses menghadapi persaingan global serta menekan pengangguran lulusan pendidikan tinggi yang kenyataannya menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.
Koordinator Koordinasi Perguruan Tinggi (Kopertis) Wilayah IV Abdul Hakim Halim menyatakan, program tersebut berdampak sangat positif karena melahirkan banyak wirausaha baru dari kalangan mahasiswa, selama dua tahun berturut-turut ("PR", 3/11/2010).
Berbagai dampak positif PMW yang penulis rasakan tentunya dapat menjadi pembelajaran untuk melatih mental agar mahasiswa mempunyai mental yang kuat, tak kenal menyerah, kerja keras untuk berkreativitas, dan bertanggung jawab karena dana yang diberikan harus dipertanggungjawabkan. Selain itu, mahasiswa dituntut kejujuran dalam berwirausaha, mandiri dalam kehidupan, dan merasakan betapa sulitnya mendapatkan sepeser uang. Banyak nuansa pendidikan yang didapat dari program tersebut. Sayangnya, pada 2011 ini program itu harus berakhir.
Dalam salah satu kegiatan yang diselenggarakan UPI di Balai Pertemuan UPI baru-baru ini, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan, bangsa yang maju adalah bangsa yang ekonominya maju dan kemajuan ekonomi bangsa ditentukan oleh pendidikan. Ia juga mengingatkan tentang pembangunan ekonomi yang bertumpu pada pilar-pilar kewirausahaan adalah sesuatu yang penting untuk diperjuangkan.
Kita semestinya belajar dari negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Cina, dan Jepang. Pertumbuhan ekonomi di negara tersebut sangat signifikan sehingga kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya dapat terealisasikan, kemiskinan dapat ditekan, dan pendidikan pun semakin maju sehingga melahirkan peneliti yang andal dan penemuan-penemuan yang menjadi rujukan dari berbagai negara. Keberhasilan negara tersebut diperoleh dari perhatian pemerintahnya terhadap para wirausaha sehingga roda perekonomian negara berputar dengan cepat.
Kemaujuan ekonomi akan memengaruhi segala aspek kehidupan, terutama aspek pendidikan. Semakin baik ekonomi suatu bangsa semakin baik pula pendidikannya. Jika aspek pendidikan sudah baik, negara itu pun menjadi maju dalam segala aspek.
Meskipun Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) pada 2011 dihentikan, penulis berharap ada program sejenis yang dapat memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam melatih jiwa entrepreneur yang kreatif, inovatif, dan berdaya saing.***
Penulis, mahasiswa UPI, penerima dana Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2010.
Opini Pikiran Rakyat 6 Januari 2010