11 Maret 2010

» Home » Suara Merdeka » Mendongkrak Potensi Buah Lokal

Mendongkrak Potensi Buah Lokal

MUSIM buah durian hampir berlalu namun buah-buahan yang lain masih banyak dijual di pasaran. Pernahkah Anda menghitung jenis buah lokal di Provinsi Jawa Tengah? Ternyata banyak dan silih berganti sesuai ”musimnya”.

Mulai kelengkeng (Pringsurat, Magelang), belimbing (Demak), durian (Purworejo, Jepara, dan Gunungpati Semarang), salak (Magelang, Yogyakarta), duku (Purbalingga), nanas (Pemalang), pisang ( Banjarnegara, Wonosobo), bengkoang (Kebumen ), semangka (sepanjang pantai selatan Jawa), rambutan (Salaman Magelang), sampai jeruk (Kudus,  Semarang).


Seperti halnya oleh-oleh khas daerah, misalnya lumpia Semarang, lanting Kebumen, sate Ambal Kebumen, getuk Magelang, tempe kripik  Purwokerto, soto Sokaraja Banyumas dan lain-lain, semua merupakan salah satu ciri produksi daerah Jawa Tengah.

Jawa Tengah memiliki tanah subur dan cukup luas untuk ditanami buah-buahan, selain sayur-sayuran, padi dan sebagainya. Meskipun buah impor membanjiri pasar, buah-buahan lokal (khususnya dari Jateng) memiliki pangsa pasar tersendiri.

Bagaimanapun buah lokal merupakan potensi daerah yang bisa mendukung kehidupan, khususnya bagi petani buah dan masyarakat pedagang.

Ada pemikiran pentingnya produksi dan khasiat buah, terutama pada saat panen. Hanya pemerintah dalam hal ini belum bisa memanfaatkan tanaman buah untuk diperhitungkan lebih jauh. Padahal buah bisa dijadikan cadangan pangan bagi petani, lewat budi daya diikuti pemasaran produk agar hasilnya maksimal.
Setiap petani berkeinginan memperoleh penghasilan setinggi mungkin dari usahanya.

Karenanya perlu ada upaya yang lebih cerdas dalam menyusun strategi seperti mengenali permintaan pasar dan menjaga kualitas. Sebagian petani buah memimpikan bisa terjun ke usaha agrobisnis namun sebagian dari mereka itu mengalami kesulitan memenuhi persyaratannya.

Dunia bisnis mengenal adanya kebutuhan promosi dan pemasaran agar produknya lebih dikenal dan cepat terjual. Pemasaran dan promosi merupakan bagian terberat dalam bidang usaha ini, terutama pada masa-masa awal. Namun bila petani gigih dan tekun, mereka bisa menikmati hasilnya.

Peluang pasarnya pun besar, seperti pasar tradisional, toko swalayan, warung pengecer, pedagang asongan, kios, hotel, restoran, rumah sakit, perkantoran, perusahaan catering, perumahan dan objek wisata.

Tahapan lebih lanjut adalah menggarap pasar luar negeri. Caranya dengan langsung menjadi pelaku ekspor atau berhubungan dengan eksportir yang berpengalaman.

Persyaratan ini memang cukup berat, namun lewat pembinaan dan bimbingan dari lembaga teknis, upaya ini bisa dilakukan.
Permodalan Pemprov perlu membantu pengembagan petani buah antara lain memanfaatkan jaringan kelembagaan, di samping mekanisme  pasar, membantu permodalan, penyediaan infrastruktur, pendukung dan tenaga lapangan penyuluh yang berkualitas.

Pemprov, terutama pemkab/ pemkot, juga perlu mencari terobosan untuk mengembangkan buah lokal karena produksinya sebenarnya masih bisa dikembangkan lagi asalkan dibarengi dengan strategi pemasaran yang tepat.

Kebutuhan akan buah lokal di provinsi ini sebenarnya juga tinggi. Hal itu terlihat dari banyaknya buah sejenis yang didatangkan dari luar Jateng.

Padahal jenis buah itu sebenarnya ada yang tumbuh dan berkembang di provinsi ini. Penulis berharap ada upaya pengembangan yang lebih terarah supaya produksi buah bisa mencukupi kebutuhan.

Surplus produksi bisa dikembangkan dalam bentuk lain semisal diawetkan, dikalengkan, atau dijadikan produk lain, misalnya jenang.
Masyarakat sebenarnya mengetahui sejauhmana Pemprov  menumbuhkembangkan tanaman buah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Buah di samping mengandung vitamin juga merupakan kebutuhan utama selain produk pertanian yang lain.

Peluang untuk lebih bisa dikembangkan ke berbagai daerah sesuai dengan kondisi lahan sangat diperlukan agar semua kabupaten/ kota bisa dikatakan sebagai lumbung buah-buahan tertentu atau cadangan ketahanan pangan seperti padi. (10)

— Ambijo, pegiat Forum Penulis Kebumen (FPK)

Wacana Suara Merdeka 12 Maret 2010