Nair mengatakan, "Payment is the life-blood of any economy. The primary  objective of any payment system is to enable the circulation of funds.  Without a robust infrastructure enabling smooth flow of funds, financial  institutions can rarely assume the role of a financial intermediary in  the economy. Payment systems have encountered many challenges and are  constantly adapting to the rapidly changing payments landscape." Sistem  pembayaran sebagai pilar ekonomi utama dunia memiliki arsitektur  keuangan dan arsitektur perekonomian yang berbeda-beda.  
Pada dasarnya sistem pembayaran sebuah perekonomian ditentukan daya  saing perekonomian (termasuk national security). Perekonomian yang  memiliki keunggulan kompetitif dalam bidang industri akan menuntut  sistem pembayaran yang memengaruhi struktur, kinerja, dan perilaku  industri tersebut. Jadi perekonomian yang bergerak dari sektor pertanian  dan jasa secara cepat seperti Jepang menuntut revolusi dalam sistem  pembayarannya seperti yang dapat terlihat dalam BOJ-NET. Untuk itu,  perlu diciptakan deposite insurance tanpa batas agar BOJ-NET dapat  berkompetisi dengan sistem di Amerika Serikat.  
Tsuru (2002) mengatakan : "Conversely, in Japan there has been  discussion over whether to create a new type of account, 'payment and  settlement deposits', which would benefit from full, unlimited deposit  insurance, with a view to ensuring stability in the clearing and  settlement function of banks." Berbeda misalnya dengan Amerika Serikat  dan Uni Eropa yang pergeseran struktur ekonomi dari pertanian menuju  industri hingga jasa ditempuh dalam periode waktu ratusan tahun. Di  Amerika Serikat misalnya ratusan tahun sektor pertanian menjadi  lokomotif utama pertumbuhan jangka panjang.  
Dengan demikian, sistem pembayaran berkembang sesuai dengan ciri  khas struktur perekonomian yang terjadi. Masuknya jaringan kereta api  juga mempengaruhi sistem pembayaran di Amerika Serikat pada awal  berkembangnya perekonomian Amerika Serikat. Dalam konteks itu telah  terjadi inovasi sistem pembayaran di Amerika Serikat yang mendahului Uni  Eropa dan Jepang karena kredit telah menjadi aset penyerahan  (finality). Perlu dicatat bahwa uang ini dapat saja dikeluarkan bank  sentral (Fed) atau bank komersial.  
Bagian sistem yang terakhir itulah yang berhubungan erat dengan  upaya untuk menetralisasi systemic risk yang terjadi pada sistem  pembayaran sehingga perlu aturan hukum yang melindunginya. Bukan hanya  itu, large value system juga akan muncul dengan adanya sistem tersebut  misalnya dengan adanya Fedwire dan Chips. Fedwire diatur bank sentral  dengan RTGS (real time gross settlement), sedangkan Chips diatur Chipco  dari New York dan Hybrid. Dalam Fedwire bentuk aset penyerahannya adalah  central bank money, sedangkan dalam Chips adalah system netting dan  penyerahan residual dari uang bank sentral.  
Bentuk penyerahan dari intraday finality dari keduanya bersifat  final. Di luar itu, sistem penyerahan di Amerika Serikat juga akomodatif  terhadap sistem penyerahan bagi produk derivatif, dengan efektivitas  yang cepat dalam melakukan kombinasi transfer pembukuan serta Fedwire  dan Chips secara simultan. Namun, bentuk asetnya lebih beragam, yaitu  central bank money, commercial bank money, dan juga aset lainnya seperti  instrumen IEF. Intraday finality-nya juga bersifat final. Dengan adanya  kombinasi, sistem pembayaran perbankan di Amerika Serikat dapat lebih  fleksibel dalam mengantisipasi risiko.  
Sementara itu, di Uni Eropa berkembang sistem pembayaran dengan core  seperti Target 2 dan CCBM2. Target 2 merupakan sistem settlement untuk  sekuritas dan CCBM2 merupakan manajemen bagi sistem kolateral. Persamaan  dalam ketiga sistem utama pembayaran dan penyerahan aset dunia tersebut  adalah: pertama, adanya kerja sama dalam pembentukan home accounting  module, standing facilities dan reserve management dari bank sentral dan  bank komersial di setiap negara. Tanpa kerja sama, kompatibilitasnya  akan sulit dilakukan untuk setiap negara.  
Kedua, adanya tiga subsistem lainnya, yaitu static data management,  contingency module, dan information and control module. Keempat,  keberadaan lembaga data warehouse dan customer relationship management  yang mencakup semua bank sentral dan bank komersial yang memiliki  spesialisasi di bidang pembayaran. Nah, investasi terhadap infrastruktur  tersebut sangatlah mahal karena membutuhkan investasi sekitar 5% dari  produk domestik bruto (PDB). Dengan demikian, semakin besar cakupan  PDB-nya, akan semakin besar biaya investasi yang diperlukan.  
Oleh karena itu, pada hakikatnya investasi pada sistem pembayaran  juga sangat tergantung kepada seberapa jauh perekonomian negara tersebut  dapat tumbuh secara berkelanjutan. Dalam kasus perekonomian Amerika  Serikat, proksinya bukan hanya PDB dari Amerika Serikat itu sendiri,  melainkan juga PDB dunia karena dolar Amerika Serikat pada dasarnya  merupakan mata uang bagi transaksi perdagangan dunia.  
Amerika Serikat juga memiliki pasar bersama dengan negara-negara di  benua Amerika sehingga pada dasarnya sistem pembayaran di Amerika  Serikat merupakan sistem utama penopang perekonomian negara-negara NAFTA  (North Amerika Free Trade Area). Jika APEC nantinya juga berkembang  menjadi kawasan bersama seperti di Uni Eropa, lebih dari separuh produk  domestik bruto dan volume perdagangan dunia akan berada pada kawasan  APEC. Dengan demikian, peran sistem pembayaran di Amerika Serikat  semakin dahsyat lagi.  
Sistem di Amerika Serikat diperkirakan akan memberi warna bagi  perkembangan BOJ-NET ke depan seandainya hal tersebut terjadi. Jika  sistem seperti sistem pembayaran di Amerika Serikat yang akan menjadi  sistem utama dunia, dapat dipastikan bahwa sistem pembayaran dunia akan  sangat tergantung kepada investasi pihak swasta khususnya pihak swasta  keuangan dunia. Jika Indonesia ingin masuk ke dalam arsitektur  pembayaran dunia yang bakal sangat strategis di masa depan, tidak ada  pilihan bagi Indonesia untuk memberikan kesempatan ini kepada sektor  keuangan swasta seperti BCA.  
Karena bukan hanya sistem Amerika Serikat yang mengandalkan kepada  investasi privat, melainkan juga Fed pada hakikatnya dimiliki swasta.  Jika pemerintah Indonesia mencoba memasukkan sektor pemerintah dalam  desain sistem pembayaran global, hak rakyat untuk mendapatkan fungsi  akumulasi, distribusi, alokasi, stabilisasi, dan legitimasi dari  anggaran pendapatan dan belanja negara akan terancam lenyap. Itulah  kehebatan sistem pembayaran di Amerika Serikat jika dibandingkan dengan  sistem pembayaran di Uni Eropa maupun Jepang.  
Karena itulah, Uni Eropa akhirnya mencontoh sistem pembayaran di  Amerika Serikat yang mengandalkan 100% modal swasta tersebut.  Tumpel-Gugerell (2009) mengatakan: "In conclusion, the ECB and the  Eurosystem wish to underline that the ongoing infrastructure initiatives  cannot work in isolation and are instead integral parts of a package of  measures that complement one another with the aim of delivering an  integrated, efficient and competitive market infrastructure for EU money  and capital markets."  
Permasalahan ke depan adalah belum adanya standar akuntansi  internasional yang digunakan ketiga mazhab sistem pembayaran dan  penyerahan dunia hingga saat ini termasuk juga sistem audit  internasional yang standar. Tanpa kedua hal tersebut, system governance  yang menjadi standar internasional juga akan semakin sulit terbentuk.  
Untuk itulah, sistem pembayaran dan penyerahan internasional akan  mengalami defisit yang berupa ketidakefisienan pasar jika permasalahan  tersebut belum dapat diselesaikan. Kondisi yang terjadi di Amerika  Serikat, Uni Eropa, dan Jepang, memiliki sistem audit dan akuntansi yang  berbeda. Harmonisasi sistem pembayaran dan penyerahan dunia hanya akan  terwujud dengan efisien dan efektif jika harmonisasi dalam standar  akuntansi, audit, keamanan, dan governance internasional juga terjadi.  
Oleh Achmad Deni Daruri President Director Center for Banking Crisis
Opini Media Indonesia 4 Februari 2010
03 Februari 2010
» Home » 
Media Indonesia » Studi Komparatif Sistem Payment Dunia
Studi Komparatif Sistem Payment Dunia
Thank You!