18 April 2010

» Home » Suara Merdeka » Rafting dan Promosi Banjarnegara

Rafting dan Promosi Banjarnegara

BANJARNEGARA yang dikenal orang lewat dawet ayu-nya, akhirnya dipilih menjadi tempat sebuah event besar olahraga arung jeram internasional yang digelar oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara bekerja sama dengan International Rafting Federation (IRF).

Kegiatan berlabel IRF  Australasian Champs 2010 pada 22-26 April mendatang  dan mengambil lokasi di Sungai Serayu di Desa Randegan dan Singomerto Kecamatan Sigaluh itu akan diikuti sejumlah negara antara lain Australia, China, India, Iran, Jepang, Kazakhstan, Korea, Nepal, Selandia Baru, Filipina, dan tuanrumah.


Banjarnegara dipilih karena Serayu memiliki standar kualifikasi yang ditetapkan IRF sehingga layak untuk menjadi ajang kejuaraan bertaraf internasional. Jenis yang dilombakan antara lain speed, head to head, slalom dan down race river.
Banjarnegara adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah bagian barat, masuk wilayah Eks Karesidenan Banyumas dengan luas wilayah 106.970,99 ha yang terdiri atas 20 kecamatan dengan batas-batas sebelah utara  Kabupaten Pekalongan dan Batang, timur: Kabupaten Wonosobo, selatan: Kabupaten Kebumen, dan barat: Kabupaten Purbalingga.

Wilayah kabupaten itu terbagi dalam 3 zona yaitu utara  yang merupakan wilayah pegunungan yang lebih dikenal dengan Pegunungan Kendeng Utara, rona alamnya bergunung berbukit, bergelombang, dan curam. Potensi utamanya adalah sayur, jamur, teh, jagung, kayu, getah pinus, sapi kereman, kambing dan domba. Juga pariwisata dan tenaga listrik panas bumi di dataran tinggi Dieng.

Zona tengah yang merupakan dataran lembah Serayu. Alamnya relatif datar dan subur. Potensi utamanya adalah padi, palawija, buah-buahan, ikan, home industry, PLTA Mrica, keramik dan anyam-anyaman bambu, dan zona selatan yang merupakan pegunungan kapur dengan nama pegunungan Serayu Selatan. Alamnya bergunung, bergelombang, dan curam. Potensi utamanya adalah ketela pohon, gula kelapa, bambu, getah pinus, damar dan bahan mineral meliputi marmer, pasir kwarsa, felspar, asbestos, andesit, pasir, dan kerikil, dan buah-buahan seperti duku, manggis, durian, rambutan, pisang, dan jambu.

Jika dilihat dari pembagian tiga zona tersebut, sebenarnya potensi sumber daya alamnya sangat bagus dan berlimpah, tetapi pengembangannya belum optimal dan promosi yang dilakukan oleh pemkab juga kurang maksimal.

Penulis sangat senang dengan diadakannya event kejuaraan arung jeram internasional ini. Kota yang sepi, tenang dan jarang terjadi keributan, bahkan ada yang menyebut sebagai kota pensiunan, akan semarak. Warga Banjarnegara yang lebih senang belanja atau rekreasi di luar kota seperti Wonosobo, Purbalingga dan Purwokerto, selama lima hari bisa beramai-ramai menyukseskan ajang bergengsi  ini. Event ini juga diharapkan bisa meramaikan kota Banjarnegara, dengan kunjungan warga kabupaten tetangga yang ingin menyaksikan ajang ini.
Banyak Potensi Bagaimanapun orang mengenal Banjarnegara hanya dawet ayunya. Padahal daerah ini menyimpan banyak potensi alam yang bisa dikembangkan, seperti river rafting, kayu albasia, budi daya ikan gurami, pertambangan, dan kelapa. Juga potensi lainnya seperti penggemukan sapi, domba, batik gumelem, salak pondoh, durian dan yang baru- baru ini ditawarkan adalah pembangkit listrik tenaga mikro hidro.

Diharapkan citra positif juga terbentuk melalui ajang ini. Untuk mengejar ketertinggalan dari kabupaten tetangga yang sudah terlebih dulu eksis mengunggulkan potensi wilayahnya, kesempatan ini bisa menjadi salah satu jalan untuk menggali potensi lewat wisata arung jeram yang tidak dimiliki oleh kabupaten tetangga.

Kedua, sebagai promosi wisata arung jeram tingkat internasional. Wisata yang dikenal sebelumnya adalah Pegunungan Dieng, Taman Margasatwa Seruling Mas, dan PLTA Jenderal Soedirman, tetapi tempat wisata tersebut belum memberikan pemasukan yang berarti bagi pemkab dan masyarakat. Diharapkan ajang ini bisa menjadi promosi yang cukup efektif baik secara nasional maupun secara internasional. Event ini juga bisa menjadi alternatif pariwisata.

Ketiga, meningkatkan pendapatan daerah melalui promosi ini. Dengan adanya event ini diharapkan ada pemasukan PAD dan juga untuk menambah penghasilan masyarakat. Walaupun waktu penyelenggaraan hanya berlangsung lima hari, setidaknya bisa dimanfaatkan dan dikelola dengan baik oleh pemkab melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dan instansi yang terkait. (10)

— Andri Mukti Sasongko SSTP MSi, PNS Pemkab Banjarnegara
Opini Suara Merdeka 19 April 2010