29 Oktober 2009

» Home » Suara Merdeka » Otak-Atik Pilkada Wonosobo

Otak-Atik Pilkada Wonosobo

Masa jabatan Bupati Wonosobo Drs H A Kholiq Arif  MSi dan Wakil Bupati Drs H Muntohar MM akan berakhir pada 31 Oktober 2010. Berarti bersama 17 Kabupaten/ Kota di Jawa Tengah, Wonosobo diagendakan akan menggelar Pilkada pada 2010.

Berdasarkan informasi yang dihimpun penulis di KPUD setempat, Pilkada Wonosobo diperkirakan akan digelar pada bulan Juni-Juli 2010. Penyusunan jadwal lebih awal itu  untuk menjaga kemungkinan jika Pilkada berlangsung hingga dua putaran.

Makin dekatnya waktu Pilkada, membuat suhu politik di kota dingin itu pun kian memanas. Pasalnya, masing-masing Parpol kini tengah blusukan bersiasat membangun koalisi guna mengusung jagonya pada pesta demokrasi tingkat lokal itu.

Calon bupati dan wakil bupati yang sedang dielus-elus parpol serta calon perseorangan (independen) juga mulai ancang-ancang merancang strategi untuk memenangi laga politik lima tahunan tersebut.

Arena tebar pesona dan saling curi start kampanye dengan menyambangi pertemuan kecil di masyarakat, menjadi pemandangan yang lazim saat menjelang perhelatan Pilkada.

Kasak-kusuk di masyarakat perihal nama cabup dan cawabup yang akan dipilih kelak, juga mulai ramai diperbincangkan warga.

Apakah calon incumbent  akan terpilih lagi atau akan ada pendatang baru yang bakal menduduki kursi AA 1 (Bupati) dan AA 2 (Wakil Bupati).
Grengseng Pilkada bertambah ramai karena nama-nama cabup dan cawabup sayup-sayup mulai terdengar di masyarakat.

Munculnya beberapa nama tokoh penting, diperkirakan membuat pertarungan Pilkada Wonosobo akan berlangsung sengit.
Otak-Atik Koalisi

Siapa berpasangan dengan siapa? Siapa diusung partai apa? Sejauh mana koalisi yang dibangun partai-partai? Adakah calon independen yang akan maju? Inilah barangkali pertanyaan yang masih bergelayut di benak publik.

Pasalnya, sejauh ini masih belum terang benar arah koalisi dan munculnya calon independen. Namun demikian, dari hiruk pikuk politik yang ada saat ini, sudah bisa diraba-raba geliat koalisi parpol, siapa berpasangan dengan siapa.

Jika mengacu pada UU No 12 tahun 2008 yang merupakan hasil revisi UU No 32 Tahun 2004 perihal pemerintah daerah, parpol yang berhak mengajukan cabup dan cawabup adalah parpol memperoleh 15 % suara Pemilu Legislatif 2009 atau 15 % perolehan kursi wakil rakyat di DPRD.

Sedangkan calon independen diperbolehkan maju dalam Pilkada jika mampu mengumpulkan tanda tangan dukungan warga dengan bukti Kartu Tanda Penduduk (KTP) sebanyak 4 % dari jumlah penduduk bagi daerah berpenduduk 500 ribu - 1 juta orang.

Wonosobo yang tahun 2008 berpenduduk 784.142 jiwa atau kurang dari 1 juta, berarti calon independen sesuai undang-undang hanya berhak mengumpulkan 4 % dari jumlah penduduk yang ada atau setara dengan 32.000 dukungan warga.  

Sementara itu, berdasarkan hasil Pemilu 2009, hanya dua parpol yang berhak mengajukan cabup dan cawabup sendiri, yakni PDI Perjuangan dan PKB. PDI-P memperoleh 21,17 % suara atau 85.765 suara dan menempatkan 11 wakil rakyat di DPRD Wonosobo. PKB mendapat 15,24 % suara atau 61.744 suara dan berhak mengantongi 6 kursi di DPRD.

Parpol lain, seperti PAN, Demokrat, Golkar,PPP,PKNU, Gerindra dan Hanura, meski mendudukan wakilnya di DPRD, perolehan suara pemilu 2009 maupun kursi di DPRD kurang dari 15 % sehingga tidak bisa mengajukan cabup dan cawabup  sendiri alias harus melakukan koalisi.

PDI-P dan PKB dari sinyal yang ada akan mengajukan calon sendiri-sendiri. Menurut kabar yang beredar, PDI-P akan berkoalisi dengan Golkar mengajukan Drs H Muntohar MM (wakil bupati incumbent) dan PKB akan bergandengan dengan Partai Demokrat mengajukan Drs H A Kholiq Arif, MSi (bupati incumbent) atau Ir H Mauludin Fanani MM (profesional) masing-masing sebagai AA1 (Bupati).

Siapa cawabup Muntohar? Ada nama Joko Wiyono, SE (Ketua PDI-P/ Ketua DPRD), H Afif Nurhidayat S Ag (Sekretaris PDIP) dan Heru Irianto SE (Ketua Golkar).

PKB-Demokrat sendiri di bursa cawabup ada nama M Albar (Wakil Ketua DPC PKB), Arifin Shidiq (Ketua KPU/PCNU), Siti Nurhidayati Agung (Ketua GOW), Ariyadi (pengusaha) dan Haqqi El-Anshari (aktifis LSM) untuk disandingkan dengan cabup Kholiq Arif atau Mauludin Fanani. 

Ke mana arah koalisi PAN, PPP, PKNU, Gerindra dan Hanura? Masih belum jelas betul akan mengajukan cabup-cawabup siapa. Ada banyak kemungkinan, bisa merapat ke koalisi PDIP-Golkar atau PKB-Demokrat, atau justru akan membangun koalisi bersama untuk melawan koalisi besar PDI-P-Golkar dan PKB-Demokrat.

Di sini ada nama Trisunu Cundoko Mulyo (PNS Hutbun), Suhardi (pengusaha) Iswo, SE (Ketua PAN), M Asnawi, MM (Ketua PPP), H M Hafidz, S Sos (Ketua PKNU) dan Dwi Wibowo (arsitek) bisa saja diajukan koalisi bersama, baik untuk cabup-cawabup. 

Jika ternyata Trisunu Cundoko Mulyo dan Suhardi tidak memperoleh kendaraan politik, yang bersangkutan bisa saja maju melalui calon independen. Segala kemungkinan masih bisa terjadi karena bola politik masih terus berbergulir. (80)

—Muharno Zarka, Sekretaris Komunitas Jurnalis Wonosobo 
Wacana Suara Merdeka 29 Oktober 2009