27 Agustus 2010

» Home » Solo Pos » Berantas premanisme di Solo

Berantas premanisme di Solo

Sejumlah hotel kelas melati di Kota Solo belakangan ini mengeluhkan adanya aksi pemerasan yang dilakukan oleh orang yang mengaku aparat keamanan.

Walaupun belum diketahui berasal dari institusi mana, aksi tersebut telah membuat cemas pengelola hotel kelas melati di Kota Bengawan.

Modus yang digunakan mereka adalah meminta biaya keamanan. Tak tanggung-tanggung, uang tersebut dianggap sebagai jatah bulanan mereka sebagai imbalan telah membantu mengamankan wilayah hotel tersebut. Tak jarang, orang yang mengaku aparat tersebut datang dalam keadaan mabuk dan cenderung melakukan pemaksaan bahkan disertai dengan ancaman.

Jika tidak diberi uang maka kendaraan yang bakal menjadi sasaran. Kendaraan milik tamu hotel maupun karyawan hotel dirusak. Kalau sudah seperti itu, karyawan hotel sudah tidak bisa berbuat banyak. Mereka hanya bisa pasrah.

Bisa jadi, aksi pemerasan ini tidak hanya terjadi beberapa pekan terakhir. Kemungkinan, aksi pemerasan dengan dalih sebagai uang keamanan telah berlangsung lama dan baru kali ini pengelola hotel berani bersuara. Mereka pun kemudian melaporkan kasus tersebut ke kepolisian.

Dalam kasus itu, kita semua jelas tidak bisa membenarkan cara-cara itu. Cara-cara kekerasan semacam itu hanya dilakukan oleh seorang preman atau aparat keamanan yang berjiwa preman. Kami yakin, tidak ada aturan sedikit pun yang mengharuskan hotel-hotel itu memberikan uang keamanan secara berkala kepada mereka.

Untuk itu, aparat kepolisian harus melakukan pengusutan terhadap pelaku pemerasan tersebut. Kalaupun ada aparat yang terlibat dalam aksi premanisme itu, sudah sepantasnya atasan mereka memberi hukuman yang setimpal. Sudah seharusnya aparat kita tampil simpatik dengan mengedepankan pelayanan kepada masyarakat, termasuk dalam hal memberikan rasa aman. Jangan sampai citra aparat justru diinjak-injak sendiri oleh anggotanya sendiri dengan melakukan hal-hal yang tidak patut dilakukan.

Di sisi lain, adanya sikap yang tegas dari kepolisian dalam memberantas praktik-praktik premanisme akan sangat mendukung citra Kota Bengawan sebagai daerah tujuan wisata. Jangan sampai citra kota ini tercederai akibat ulah preman-preman yang selalu membuat ulah. Bagaimana kota ini akan dapat tumbuh dan berkembang jika menyandang sebagai kota yang tidak aman. Untuk itulah, kami mendukung aparat yang berani bertindak tegas dalam rangka memberantas premanisme, termasuk mereka yang sering melakukan pemerasan di sejumlah hotel melati di Kota Bengawan.


Opini Solo Pos 27 Agustus 2010