Setiap zaman menyertakan tantangan dan peluang yang berbeda-beda. Era  knowledge-based economy di abad ke 21 ini menyebabkan masyarakat belajar  menghadapi tantangan dan sekaligus peluang baru. Perubahan lingkungan  baik internal maupun eksternal menuntut bangsa ini semakin memosisikan  sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas pada peran sentral dan  strategis. Program pengembangan SDM di berbagai lini dan tingkatan,  sebagai salah satu sarana knowledge management, diharapkan dapat  menghasilkan SDM yang memiliki kompetensi tinggi untuk mendukung kinerja  bangsa agar memiliki daya saing global. 
Namun, di antara yang ganjil dari bangsa ini adalah memiliki potensi  luar biasa tetapi mengalami 'keterbelakangan' dalam berbagai bidang.  Hampir delapan windu Indonesia merdeka, tetapi Republik ini belum  kunjung berhasil mewujudkan cita-cita menjadi bangsa besar yang bersatu,  sejahtera, bermartabat, terbebas dari pasungan kemiskinan, kebodohan,  dan ketidakjujuran. Diperlukan peran lebih besar dari perguruan tinggi  untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.  
Pendidikan tinggi (PT), sebagai tempat persemaian kader-kader bangsa  kelas satu, semestinya terpanggil untuk menjadi bagian dari upaya besar  bangsa ini untuk keluar dari keterpurukan. Pola pengelolaan PT dengan  cara konvensional sudah terbukti gagal melaksanakan fungsinya sebagai  bagian dari solusi bagi persoalan bangsa. Diperlukan pendekatan baru,  agar seluruh sivitas akademika PT merasa terpanggil dan memiliki  tanggung jawab sosial yang lebih besar ketika melihat dinamika persoalan  kebangsaan dan kemanusiaan yang tidak kunjung terselesaikan, sebagai  ekspresi pemenuhan tugas kekhalifahan di muka bumi. 
Pengembangan SDM merupakan tanggung jawab semua pihak yang terkait,  tetapi perguruan tinggi menjadi salah satu faktor penentu bagi  keberhasilan proses pendidikan yang berdaya saing tinggi itu. Oleh  karena itu, upaya memberdayakan SDM yang memiliki kecerdasan dan bakat  istimewa dibutuhkan untuk menjamin hasil kinerja yang optimal. Dewasa  ini banyak digunakan assessment centre sebagai salah satu metode  pengembangan SDM berbasis kompetensi. Assessment centre terbukti  memiliki keunggulan dalam mengidentifikasi dan mengembangkan siswa  berbakat menuju kinerja puncak masing-masing. 
Pengelolaan assessment centre 
Paradigma penanganan human capital dengan melakukan penajaman fungsi  assessment centre sebagai unit pengelolaan dan pembinaan sumber daya  manusia dengan bakat istimewa adalah suatu keniscayaan. Hasil penajaman  fungsi itu diharapkan melahirkan mekanisme kerja dan desain struktur  peningkatan manajemen SDM berupa pembangunan assessment centre yang kuat  di perguruan tinggi, khususnya yang memiliki fakultas psikologi.  Kolaborasi di antara mereka guna membentuk pusat riset dan pengembangan  bersama untuk menangani anak-anak dengan kecerdasan dan bakat istimewa  di republik tercinta ini sangatlah diperlukan. 
Di dunia manajemen, assessment centre adalah serangkaian tes  simulasi kinerja yang dirancang untuk mengevaluasi potensi kandidat  secara komprehensif. Proses assessment centre sering kali dilakukan  dengan simulasi mengenai problematik riil yang akan dihadapi di tempat  kerja. Aktivitas-aktivitas dalam assessment centre biasanya mencakup  interviu, in basket problem solving, leaderless group discussion dan  business decision games. Tujuan assessment centre di sini adalah untuk  a) mengidentifikasi orang yang cocok untuk suatu jenis dan tingkat  pekerjaan; b) menentukan kebutuhan pelatihan dan pengembangan; dan  c)  mencari orang yang akan dipromosikan pada jabatan atau pekerjaan  tertentu (Rivai dan Basri, 2005).  
Penguatan assessment centre di perguruan tinggi dimaksudkan untuk  memperoleh informasi profil kompetensi setiap anak dengan kecerdasan dan  bakat istimewa, dalam rangka optimalisasi pengembangan kompetensi yang  bersangkutan. Permasalahan yang sering dihadapi dalam menilai, mengukur,  dan mengembangkan potensi siswa dengan kecerdasan dan bakat istimewa  adalah bagaimana melakukan penilaian yang objektif, valid, dan reliabel.  Untuk itu, diperlukan sistem penilaian dan pengukuran yang dikembangkan  berdasarkan pendekatan multidisipliner, bervariasi, dan bebas dari bias  personal. Di samping itu, masalah dan kendala yang acap kali terjadi  setelah penilaian adalah melakukan pengembangan yang sesuai dengan  tuntutan kompetensi.  
Dengan demikian, penilaian untuk identifikasi dan pengembangan  sebaiknya tidak hanya mengandalkan pada satu rangkaian (battery) yang  bersifat konvensional seperti interviu, psikotes, atau tes bakat, tetapi  suatu sistem yang terintegrasi untuk identifikasi dan pengembangan.  Diharapkan, ke depan, assessment centre ini dapat menjadi salah satu  model penilaian dan pengembangan yang terintegrasi dan berorientasi masa  depan. Sebuah unit yang dapat diandalkan untuk mengidentifikasi,  menilai, dan mengembangkan siswa yang memiliki potensi istimewa. 
Proses pengumpulan profil kompetensi anak dengan kecerdasan dan  bakat istimewa dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya melalui  (1) interviu, dengan pertanyaan-pertanyaan yang terstruktur atau tidak  terstruktur; (2) portofolio, kumpulan hasil kerja siswa seperti rekaman,  foto, risalah, log book; (3) proyek/produk, penugasan proyek dan produk  dengan batasan waktu dan sumber daya; (4) demonstrasi/presentasi, siswa  menunjukkan kinerja melalui demonstrasi atau presentasi; (5) observasi  informal, penilai mengamati langsung kinerja siswa di lokasi; (6) self  assessment, siswa menggunakan standar pertanyaan dalam sumber belajar  untuk menilai diri sendiri; (7) computer assessment, penilaian diri  melalui program komputer; (8) checklists, penilai memeriksa apa yang  dikerjakan atau dibuat oleh siswa; (9) paper and paper tests, siswa  menjawab serangkaian pertanyaan, (10) individual/group works, siswa  melakukan tugas kerja secara individual atau kelompok. 
Dalam menentukan profil kompetensi siswa, perlu dilakukan penilaian  setidaknya terhadap tiga aspek, yaitu kompetensi umum, kompetensi inti  dan kompetensi khusus. Sebagai tindak lanjut dari hasil assessment  centre, perguruan tinggi hendaknya melaksanakan serangkaian pendidikan  dan pelatihan khusus untuk meningkatkan level kompetensi siswa agar  sesuai dengan tuntutan profesionalitas masing-masing di masa depan.  Data-data terkait dengan informasi profil kompetensi siswa dengan  kecerdasan dan bakat istimewa ini, segala prestasi yang diraih dan  pendidikan serta pelatihan khusus yang telah diikutinya dirangkum dalam  suatu sistem informasi manajemen anak CI-BI nasional (simacibin), sebuah  jaringan informasi multiuser yang bisa diakses di seluruh Indonesia.  Informasi yang terekam dalam simacibin ini menjadi landasan dalam  melakukan kebijakan secara lokal dan nasional dalam memberi pelayanan  dan optimalisasi pengembangan aset bangsa yang luar biasa ini. 
Optimalisasi pengembangan diri 
Ke depan, diperlukan lebih banyak pribadi yang akuntabel. Banyak  orang lebih suka menjelaskan apa yang dikerjakannya dari pada  benar-benar mengerjakannya hingga berhasil. Pribadi akuntabel adalah  pribadi yang berani memutuskan dan mengambil tanggung jawab 100% atas  pekerjaan dan komitmennya. Gemar introspeksi dan melakukan autokritik  daripada menyalahkan orang lain. Tidak sedikit orang puas dengan cara  lama yang selama ini dijalani. Jika itu yang dilakukan, dipastikan kita  akan gagal mengembangkan diri secara optimal. Sebaliknya, manakala kita  memiliki sikap benar-benar terbuka, truly open to learning, insya Allah  kita akan selalu dikejutkan oleh anugerah perubahan yang menggairahkan.  Untuk maksud inilah sebenarnya assessment centre dibutuhkan oleh  perguruan tinggi kita. 
Dengan bantuan assessment centre yang baik, siswa akan sangat  terbantu dalam pengembangan diri secara lebih terstruktur, mampu belajar  untuk  menggunakan kecerdasan multidimensional dan intuisi yang  dimiliki di manapun mereka berada. Pengembangan diri siswa secara utuh,  terstruktur, sistematis, dan benar karena bantuan alat ukur yang  dikembangkan oleh assessment centre dapat mengantarkan siswa menjadi  manusia otentik, manusia yang di dalam alam pikirnya sudah tidak ada  lagi segala bentuk pola pikir yang menghukum dan menghambat laju  pertumbuhan potensi diri sesuai dengan misi hidupnya. Apabila hal  demikian terjadi, pemiliknya akan melesat bak meteor. Pribadi autentik  senantiasa bergembira ketika mengerjakan apa pun, tidak banyak mengeluh,  menyalahkan orang lain, atau berlagak menjadi hero. Karena itu,  langsung atau tidak langsung, peri kehidupannya dapat menjadi inspirasi  bagi orang lain. 
Oleh Khoiruddin Bashori Pengamat dan Psikolog Pendidikan, tinggal di  Yogyakarta
Opini Media Indonesia 15 Februari 2010
14 Februari 2010
» Home » 
Media Indonesia » Assessment Centre Siswa Berbakat
Assessment Centre Siswa Berbakat
Thank You!