PADA saat pelaksanaan Musyawarah  Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat yang ke-19, saya ingin mengingatkan kita  semua akan beberapa poin penting. Warga Muhammadyah sedikitnya  diajarkan empat hal: akidah yang benar, ilmu yang tinggi, amal saleh  yang bermanfaat, dan kebersamaan dalam silaturahmi ikatan ukhuwah  islamiyah. Akidah yang disertai ilmu tidak akan melahirkan fatalisme,  fanatisme buta, maupun radikalisme. Di kalangan Muhammadiyah tidak  diajarkan kultus individu yang berlebihan karena meyakini bahwa prestasi  yang kita lakukan adalah hasil bersama. 
Di Muhammadiyah juga, dalam beragama mengacu kepada  keseimbangan antara kecerdasan dan keimanan. Oleh karena itu, warga  Muhammadiyah tidak pernah impulsif, atau mengikuti perasaan dan  emosional. Termasuk menyikapi keadaan sekarang, warga Muhammadiyah tetap  tenang sambil waspada. Pepatah Sunda mengatakan, nafsu numatak kaduhung  badan anu katempuhan. Orang yang baik menurut Nabi adalah orang yang  mampu menahan amarah atau emosi. Itulah ciri orang yang bertakwa seperti  tertera dalam Surah Ali Imran 153.
Dalam perjalanan hidupnya, warga Muhammadiyah Jawa  Barat telah banyak mengabdikan dirinya kepada Allah melalui amal  usahanya sehingga diakui berbagai kalangan bahwa Muhammadiyah sebagai  gerakan pembaharuan yang dinamis, progresif, dan modern. Pemberian  identifikasi seperti itu dilontarkan karena orang lain melihat peran  penting yang telah dimainkan Muhammadiyah sebagai gerakan reformis  selama ini. Perannya dalam gerakan reformasi keagamaan, dalam perubahan  sosial, dan sebagai kekuatan politik.
Gerakan pembaru keagamaan Muhammadiyah mengambil dua  bentuk, yaitu pemurnian (purifikasi) dan kemajuan (dinamisasi).  Purifikasi merupakan gerakan pemurnian agama di bidang akidah dan  ibadah, sedangkan dinamisasi atau modernisasi bergerak di bidang  kemajuan muamalat duniawiah. Melalui gerakan ini, Muhammadiyah patut  berbangga diri karena telah menjadi organisasi besar, dengan beribu amal  usaha tersebar di berbagai pelosok kota maupun desa. Hanya, banyak di  kalangan elite Muhammadiyah Jawa Barat lebih menonjolkan pemurnian agama  dalam bidang akidah ketimbang dinamisasi (muamalah). Oleh karena itu,  di saat masalah kemanusiaan menjadi kompleks seperti sekarang, banyak  pimpinan Muhammadiyah terkesan lambat meresponsnya. Hal inilah yang  mendorong Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat bertekad lebih  melirik pada wilayah etika sosial dengan memperluas jangkauan purifikasi  dari wilayah yang bersifat metafisik (akidah) kepada wilayah etika  sosial yang lebih luas. Jadi kita sekarang harus mengarahkan gerakan  pembaharuan dari bidang akidah/ibadah kepada bidang muamalah.
Gerakan dakwah Muhammadiyah harus diorientasikan pada  penguatan akhlak masyarakat dalam rangka membangun etos sosial sehingga  mendorong dan motivasi orang untuk bertanggung jawab dan berperan serta  dalam menumbuhkan kesadaran akan pentingnya kesalehan sosial di  lingkungan umat. Di sini peranan dai diharapkan lebih optimal memikirkan  bagaimana proses internalisasi nilai-nilai Islam masuk dengan sempurna  kepada jiwa masyarakat di antaranya melalui jalur budaya lokal yang  makbulah.
Untuk mendukung pemikiran itu, gerakan dakwah  Muhammadiyah Jawa Barat hendaknya lebih diorientasikan kepada suatu  upaya rekonstruksi sosial yang berdimensi sangat luas mencakup upaya  rekonstruksi sosial politik, ekonomi, budaya, hukum, lingkungan hidup,  maupun sosial akademik atau pendidikan dan dimensi-dimensi lainnya.  Strategi dakwah yang dikembangkan harus bersifat multidialogis mencakup  dialog informasi (pengetahuan), dialog nilai , dialog ide, gagasan atau  konsep, dialog estetik (seni-budaya), dialog amal atau karya, dialog  spiritual, dialog ekonomi, dialog politik, dan sebagainya.
Untuk melaksanakan hal itu, seluruh jajaran PW  Muhammadiyah Jawa Barat ke depan hendaknya dapat memahami gagasan  tersebut di atas untuk lebih mendinamisasi gerakan dakwah amar makruf  nahi mungkar di tataran Jawa Barat. Hal itu telah menjadi komitmen  seluruh jajaran PW Muhammadiyah Jawa Barat untuk berusaha merealisasikan  seluruh rencana kerja yang telah disepakati dalam Muswil 2005 dan  diperkuat oleh keputusan Mukerwil 2006. Memantapkan ideologi  Muhammadiyah, revitalisasi cabang dan ranting, meningkatkan kualitas  sarana semua amal usaha Muhammadiyah (AUM), meningkatkan kekuatan  internal PWM, menumbuhkan semangat profesional dan kemajuan,  akuntabilitas publik dan kehidupan anggota Muhammadiyah yang makin  islami. 
Akhirnya, saya mengajak seluruh warga dan simpatisan  Muhammadiyah untuk melaksanakan empat hal berikut. Pertama, mari kita  bangun tekad dan ikatan persaudaraan yang kokoh disertai upaya  menyatukan kekuatan untuk menyelesaikan berbagai masalah masyarakat  secara istikamah, objektif, dan tersistem sehingga ada jalan terang  keluar dari krisis. 
Kedua, mari kita masyarakatkan secara luas pola dan  sikap hidup sederhana, jujur, tepercaya, bertanggung jawab, istikamah,  kata sejalan dengan tindakan, perilaku-perilaku uswah hasanah sebagai  hasil kesalihan bermuamalah dalam kehidupan bermasyarakat, bangsa, dan  negara.
Ketiga, mari kita tingkatkan kualitas kegiatan dan  amal usaha untuk memajukan persyarikatan di setiap tingkatan dan  lingkungan sehingga Muhammadiyah yang sama-sama kita cintai ini tumbuh  mekar sebagai gerakan Islam yang benar-benar memancarkan rahmatan lil  alamin. 
Keempat, marilah kita berdoa kepada Allah SWT, agar  kita senantiasa diberikan anugerah keselamatan hidup di dunia dan  akhirat, dimasukkan ke surga jannatun na`im dan dijauhkan dari siksa api  neraka. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rida dan karunia-Nya  kepada kita. Amin ya Rabb al-amin.***
Penulis, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Barat.
Opini Pikiran Rakyat 24 Desember 2010