02 Maret 2010

» Home » Pikiran Rakyat » Perguruan Tinggi Teknologi Berkelas Dunia

Perguruan Tinggi Teknologi Berkelas Dunia

Oleh Ki Supriyoko 

Lembaga Centro de InformaciĆ³n y DocumentaciĆ³n (Cindoc) yang merupakan bagian dari dewan riset nasional Spanyol, Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (CSIC) akhir-akhir ini semakin dikenal oleh masyarakat dunia, khususnya masyarakat pendidikan tinggi. Sejak 2004, lembaga ini memublikasikan kualitas perguruan tinggi berkelas dunia (world class university) berdasarkan keakraban civitas academica-nya dengan internet.

Formulanya sederhana: makin akrab civitas akademika dengan dunia internet akan semakin tinggi kualitas perguruan tinggi yang bersangkutan dan semakin mendapatkan ranking yang tinggi; demikian pula hal yang sebaliknya.



Dalam publikasi mutakhirnya, ”Webometrics Ranking 2010 Edition”, tiga perguruan tinggi Indonesia masuk dalam peringkat 1.000 besar perguruan tinggi berkelas dunia; yakni Universitas Indonesia (UI) Jakarta ranking ke-815, Institut Teknologi Bandung (ITB) ke-661, dan  Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ranking ke-562.

Teknologi

Kalau kita perhatikan publikasi CINDOC dalam dua tiga tahun terakhir ada yang menarik diperhatikan, yaitu mencuatnya perguruan tinggi yang berbasis teknologi (PT Teknologi) dalam jajaran elite perguruan tinggi berkelas dunia.

Dalam publikasi CINDOC edisi Januari 2010, peringkat ke-2 dan ke-11 dari 8.000 perguruan tinggi berkelas dunia adalah perguruan tinggi teknologi, yaitu Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang berkiprah di Cambridge, Massachusetts, Amerika Serikat, serta California Institute of Technology (Caltech) di Pasadena, California, AS. Keduanya juga menduduki peringkat sepuluh besar perguruan tinggi terbaik dunia versi Times edisi mutakhir per 13 Oktober 2009 dalam ”400 World University Rankings 2009”. 

Kalau kita melihat kembali dokumen CINDOC edisi Januari 2010, peringkat ke-3 dan ke-4 dari ribuan perguruan tinggi di Eropa juga perguruan tinggi teknologi, yaitu Swiss Federal Institute of Technology di Zurich di Switzerland dan Norwegian University of Science of Technology di Norwegia.

Posisi ke-2 dan ke-17 perguruan tinggi terbaik di Arab juga dipegang perguruan tinggi teknologi; yaitu King Fahd University of Petroleum and Minerals di Saudi Arabia dan Higher Colleges of Technology di Emirate Arabia.

Bagaimana dengan negara-negara di Benua Asia? Urutan ke-14 dan ke-19 perguruan tinggi terbaik di Asia adalah perguruan tinggi teknologi; yaitu Korea Advanced Institute of Science and Technology di Korea Selatan dan Technion Israel Institute of Technology di Israel.

Hebatnya, 7 dari 10 perguruan tinggi terbaik di Asia Selatan  adalah perguruan tinggi teknologi dan semuanya di India, yakni Indian Institute of Technology Bombay (ke-1), Indian Institute of Science Bangalore (ke-2), Indian Institute of Technology Kanpur (ke-3), Indian Institute of Technology Madras (ke-4), International Institute of Information Technology Hyderabad (ke-6), Indian Institute of Technology Delhi (ke-8), dan Indian Institute of Technology Kharagpur (ke-9).

Dari berbagai ilustrasi tadi jelas sekali bahwa perguruan tinggi teknologi cenderung menduduki posisi elite dalam jajaran perguruan tinggi berkelas dunia. Masuknya ITB dalam jajaran 1.000  perguruan tinggi berkelas dunia tentu saja membanggakan kita. Artinya, kalau ITB tidak masuk dalam jajaran perguruan tinggi berkelas dunia maka tidak ada satu pun perguruan tinggi teknologi Indonesia yang terhormat. Jadi ITB dapat dinyatakan sebagai penyelamat muka Indonesia di forum dunia.

Keunggulan 

Mengapa perguruan tinggi teknologi akhir-akhir ini mampu menunjukkan mutunya di jajaran elite perguruan tinggi berkelas dunia? Ya, karena kualitas berbagai perguruan tinggi teknologi tersebut memang bagus. MIT, misalnya, yang berdiri sejak  1861 ini sekarang mempunyai 10.000-an mahasiswa dalam berbagai jurusan. Perguruan tinggi ini memang sangat bagus kinerjanya sehingga mampu menghasilkan teknokrat, ahli hukum, politikus, manajer, pebisnis, dan kontraktor andal; bahkan juga peraih nobel. Mantan menteri pendidikan Indonesia, Yahya Muhaimin, juga alumni MIT.

Sama dengan MIT di AS, ITB pun menghasilkan ahli hukum, politikus, manajer, pebisnis, dan kontraktor andal; bahkan puluhan menteri, sebut saja Hatta Radjasa, Purnomo Yusgiantoro, Rachmat Witoelar, Jero Wacik, Aburizal Bakrie, Jusman SD, Kusmayanto Kadiman, dan lain-lain.

Di samping mutunya memang bagus, sivitas perguruan tinggi teknologi umumnya dapat menyiasati ketentuan CINDOC untuk meraih peringkat tinggi. Karena tingginya ranking ditentukan oleh keakraban sivitas akademika dengan internet maka kampusnya didesain sebegitu rupa sehingga memungkinkan warganya dapat mengakses internet secara maksimal. Memasang banyak pemancar, memasang hot spot, menyediakan laptop, note book, dan sebagainya. Dari sisi software digunakan program-program yang mudah berinteraksi dengan CINDOC seperti Google, Yahoo, Exalead, Live Search, Adobe Post Script, Adobe Acrobat, Microsoft World, Microsoft Power Point, dan sebagainya.

Kualitas yang bagus dikombinasi dengan siasat yang tepat itulah yang membawa perguruan tinggi teknologi umumnya dan ITB khususnya dapat masuk dalam jajaran elite perguruan tinggi berkelas dunia!!!***

Penulis, Direktur Pascasarjana Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta.

Opini Pikiran Rakyat o3 Maret 2010