18 Desember 2009

» Home » Solo Pos » Menyatukan industri kreatif Yogya-Solo

Menyatukan industri kreatif Yogya-Solo

Mendukung slogan “Solo Central of Java”, sudah seharusnya Kota Solo berbenah dan terus-menerus melakukan pembangunan di segala bidang. Perkembangan teknologi informasi (TI) di Kota Solo sudah menunjukkan kemajuan yang sangat berarti.

Banyaknya peminat dan pengguna yang mengakses internet di beberapa hotspot yang dipasang bisa menjadi tolak ukur bahwa konsumsi internet warga Kota Solo semakin meningkat.
Penulis sangat mendukung dan mengapresiasi Pemerintah Kota (Pemkot) yang berupaya mewujudkan Kota Solo sebagai cyber city yang menyediakan fasilitas koneksi internet gratis.



Pada dasarnya, cyber city merupakan salah satu konsep kota modern berbasis TI yang kini banyak diterapkan di sejumlah kota besar di seluruh dunia. Ini adalah konsekuensi logis dari meningkatnya kebutuhan masyarakat yang ingin mengakses informasi dan berkomunikasi dengan mudah dan cepat.
Sebagai bagian dari masyarakat modern, sudah saatnya Solo menerapkan konsep cyber city untuk memenuhi kebutuhan warganya dalam mengakses internet secara lebih luas dan tidak lagi terbatas pada kalangan tertentu. Bagaimanapun juga, masyarakat Kota Solo kini berada dalam abad informasi, setiap orang memiliki peluang yang sama untuk menjalin pergaulan secara luas baik nasional maupun internasional.
Implementasi cyber city juga bisa membantu masyarakat dalam memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi. Pemasangan hotspot di sejumlah tempat terbuka seperti taman-taman kota, tempat-tempat olahraga, lokasi bandara, pelabuhan, terminal bus, pusat-pusat perbelanjaan modern dan tempat-tempat wisata lainnya akan semakin memudahkan masyarakat untuk beraktivitas secara lebih leluasa dalam satu waktu secara bersamaan.
Coba saja perhatikan, mulai dari sekadar mengakses informasi hingga melakukan transaksi bisnis dapat dilakukan via internet termasuk di dunia pendidikan, perbankan, ketenagakerjaan dan sebagainya. Internet yang multifungsi ini perlahan tapi pasti berusaha mengubah perilaku atau budaya sebagian besar warga kota dari pola layanan konvensional menjadi layanan yang serba digital dan instan. Dengan kelebihannya itu pula, internet diprediksi semakin diminati masyarakat sejalan dengan meningkatnya kebutuhan dan perkembangan teknologi informasi.
Beberapa gambaran fakta tersebut menunjukkan bahwa ke depan nanti sebagian besar masyarakat Kota Solo akan semakin bergantung pada internet. Tolok ukurnya adalah kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan informasi dan komunikasi digital yang serba cepat, efisien dan efektif. Pola kerja dinamis seperti ini tidak sekadar menunjukkan gaya hidup orang modern tetapi sudah menjadi kebutuhan. Hal ini mirip seperti komunikasi Ponsel yang digunakan hampir semua kelas sosial masyarakat.
Beberapa kota yang sudah melakukan perancangan cyber city selain Kota Solo antara lain Malang Cyber City (MCC), Sukabumi Cyber City (SCC), Bandung Cyber City (BCC), Yogyakarta Cyber City (YCC), Makassar Cyber City (MCC), Denpasar Cyber City (DCC) dan kota-kota lain yang segera menyusul.
Mengubah dunia
Sebenarnya pemerintah pusat telah berjanji memberikan insentif kepada pengembang kawasan cyber city dalam bentuk finansial maupun nonfinansial untuk menarik investasi dari dalam dan luar negeri. Hal ini sejalan dengan penataan industri teknologi informasi saat ini yang difokuskan pada pembentukan unit kota cyber. Dalam pandangan pemerintah pusat, konsep cyber city digambarkan sebagai kawasan dengan infrastruktur teknologi informasi yang memadai baik dari sisi konektivitas jaringan terpadu, kapasitas bandwidth, internet nirkabel dan kabel, serta infrastruktur serat optik mencukupi serta sarana pusat riset yang dikelola bersama perguruan tinggi dan swasta.
Manuel Castell (2008) mengatakan masyarakat tidak bisa lagi menghindar dari ledakan teknologi informasi, di mana abad teknologi informasi yang telah menjaring dan menyentuh berbagai aspek kehidupan. Harus diakui, teknologi informasi sedang berjalan untuk mengubah dunia termasuk Indonesia, khususnya di Kota Solo. Oleh karena, itu, diperlukan dukungan dari segenap elemen masyarakat dalam mewujudkan Solo Cyber City sebagai bentuk pola hidup, partisipasi dalam peran serta mengubah dunia.
Solo Cyber City tentunya juga dapat menjadi jembatan antara pemerintah dengan masyarakat untuk berdialog. Alangkah indahnya jika pejabat dan tokoh Kota Solo dapat ambil bagian dalam memberikan wacana bahkan terlibat dalam diskusi-diskusi aktif yang membahas seputar Kota Solo agar aspirasi dari masyarakat dapat tersalurkan secara langsung dan terbuka. Sedangkan pembangunan jaringannya, apabila memiliki kapasitas yang cukup besar dan telah dapat digunakan untuk menyelesaikan kebutuhan internal pemerintahan, dapat pula dikerjasamakan dengan pihak swasta untuk digunakan dalam sisi bisnis. Pemanfaatan ini tentu saja bisa mendatangkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan konsep public private partnership.
Untuk mewujudkan Kota Solo sebagai cyber city pada 2010 mendatang, tentunya terdapat beberapa kendala yang dihadapi. Pertama, dana yang cukup besar, sehingga dukungan provider sangat diperlukan. Kedua, adanya kasus di beberapa daerah di mana pembangunan Wide Area Network sebagai fondasi cyber city hanya dijadikan proyek sesaat, tanpa persiapan matang sehingga menjadi terbengkalai. Ketiga, kurangnya kontrol terhadap program cyber city, hanya dijadikan lahan bisnis pribadi sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya korupsi.
Oleh karena itu, harus ada kolaborasi semua stakeholders dalam mengembangkan Solo Cyber City sehingga tercipta sebuah tatanan inovatif dan kreatif guna mengenalkan Kota Solo lebih menarik dan bervariatif tanpa meninggalkan kaidah-kaidah budaya yang berlaku. -
Oleh : Nur Aini Azizah Anggota Paguyuban Putra Putri Solo
Opini Solo Pos 19 Desember 2009