18 Desember 2009

» Home » Kompas » Kerja Sama Indonesia-Jepang Melalui Demokrasi

Kerja Sama Indonesia-Jepang Melalui Demokrasi

Perdana Menteri Jepang Yukio Hatoyama telah berkunjung ke Indonesia untuk menghadiri Bali Democracy Forum pada tanggal 10 Desember 2009 dan berperan sebagai ketua bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 

 

Bali Democracy Forum didirikan dengan prakarsa Indonesia sebagai forum terbuka dan inklusif di mana negara peserta berbagi pengalaman serta pelaksanaan terbaiknya dari sudut pengembangan demokrasi dan promosi demokratisasi dari mancanegara dengan tujuan meningkatkan kerja sama regional dan internasional di bidang demokrasi. Menurut Presiden Yudhoyono, Bali Democracy Forum tidak bermaksud untuk mengembangkan demokrasi dengan cara memaksa dari atas, tetapi bertujuan untuk mendorong perkembangan demokrasi secara sukarela di kawasan ini dengan saling mempelajari pengalaman masing-masing. Kami sangat menghargai inisiatif Indonesia untuk demokratisasi yang berdasarkan upaya sukarela karena hal ini mencerminkan kearifan dan kebulatan tekad dari kebijakan politik luar negeri Indonesia.
Hubungan kedua negara ini, yang tahun lalu merayakan HUT ke-50 pembentukan hubungan diplomatik, telah memasuki era baru di mana hubungan tersebut perlu diperdalam dengan visi dan misi yang baru. Dengan kata lain, kita telah memasuki sebuah era di mana Jepang dan Indonesia tidak boleh hanya memikirkan hubungan bilateral satu sama lain, melainkan harus melaksanakan apa yang dikehendaki oleh masyarakat internasional, yaitu memberikan kontribusi terhadap isu-isu global, sebagai bentuk kemitraan strategis dengan berbagi nilai-nilai universal, antara lain kebebasan dan demokrasi.
Dengan kehadiran Perdana Menteri Hatoyama pada Bali Democracy Forum sebagai ketua bersama, Jepang telah menyatakan tekad untuk mendukung prakarsa Indonesia dalam mengupayakan kestabilan dan kemakmuran di kawasan ini melalui penguatan demokrasi, dan pada saat yang sama Jepang juga mengemukakan sikap untuk memberikan kontribusi terhadap masyarakat internasional melalui kerja sama dengan Indonesia. Bentuk kerja sama ini secara simbolis menandai hubungan antara Jepang dan Indonesia pada era yang baru.
Inisiatif Indonesia untuk mengembangkan demokrasi secara regional memberikan rangsangan terhadap proses demokratisasi di kawasan ini dan memberikan dukungan kuat terhadap upaya sukarela dari negara masing-masing. Jepang sangatlah menyokong upaya Indonesia tersebut dan menegaskan kesiapannya untuk melakukan kerja sama dengan Indonesia. Dalam pertemuan Bali Democracy Forum kali ini telah dikeluarkan pernyataan ketua yang meminta kepada Institute for Peace and Democracy yang bermarkas di Bali untuk merancangkan dan menyelenggarakan sejumlah kegiatan, antara lain seminar, kunjungan pemilihan umum, lokakarya, dan pelatihan.
Jangkar geografis
Sebagai tahap berikut, yang menjadi penting adalah mempertimbangkan cara-cara untuk mempertahankan momentum yang telah muncul dalam forum kali ini dan melahirkan hasil-hasil yang nyata. Sebagaimana dikemukakan dalam jumpa pers yang digelar Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa, walaupun ada upaya sukarela demi demokratisasi yang didorong oleh Bali Democracy Forum, kita tetap tidak bisa mengharapkan hasil yang instan. Apa yang dibutuhkan adalah upaya yang tekun dan konsisten. Walaupun hasilnya tak kunjung kasatmata, kita tidak boleh berjalan di tempat. Dalam kaitan ini, kami ingin menekankan pentingnya peran yang akan dimainkan oleh Institute for Peace and Democracy. Kami terus berkomitmen untuk memberi dukungan kepada institut tersebut dan menjajaki kemungkinan secara positif untuk bekerja sama di berbagai bidang.
Hubungan antara Jepang dan Indonesia semakin memantapkan sifatnya sebagai mitra strategis di berbagai lapisan bidang. Kami melihat politik luar negeri di bawah kepemimpinan Presiden Yudhoyono berkembang secara pesat, sebagaimana diperlihatkan pada pertemuan peringatan 50 tahun KTT Asia-Afrika, pertemuan PBB tentang perubahan iklim di Bali (COP-13), kehadiran Presiden Yudhoyono pada pertemuan out-reach kelompok G-8 di Hokkaido, Jepang, dan keikutsertaan Indonesia pada kelompok G-20.
Ide luhur yang tertangkap dari kebijakan politik luar negeri Indonesia ini memberi kita sebuah kunci dalam memandang hubungan Indonesia-Jepang pada masa mendatang. Kunci tersebut adalah bahwa kini Indonesia tidak hanya merupakan negara yang berperan sebagai jangkar secara geografis di kawasan Asia, tetapi juga telah menjadi mitra strategis sejati bagi Jepang dalam berbagi nilai-nilai bersama. Dalam kunjungan PM Hatoyama ke Indonesia kali ini, kedua pemimpin telah sepakat untuk membawa hubungan Indonesia-Jepang ke tahap yang lebih baru.
Tentu Jepang tetap menginginkan hubungan bilateral yang stabil seperti yang telah terjalin selama ini. Namun, lebih dari itu, kini Jepang tidak melihat hubungan antara Jepang dan Indonesia hanya dari konteks bilateral. Akan tetapi, Jepang juga memiliki tekad kuat untuk memberikan kontribusi terhadap perdamaian dan kestabilan, baik secara regional maupun internasional, berdasarkan kerja sama di antara kedua negara.
Bidang kerja sama tersebut dapat melingkupi tema-tema yang luas, seperti perubahan iklim, pemberantasan terorisme, penanganan penyakit menular, penanggulangan bencana, keamanan laut, masalah Timur Tengah, dan ekonomi global. Saya yakin hubungan kerja sama Jepang-Indonesia akan mampu menyelesaikan masalah-masalah yang sedang dihadapi oleh umat manusia di dunia ini, dan kedua negara memiliki tekad untuk melaksanakannya.
Kojiro Shiojiri Duta Besar Jepang di Indonesia
Opini Kompas 19 Desember 2009