Yo pa’ ora ooo...
Sekarepku ooo...
Bebas ooo...
PENGGALAN syair lagu ’’Sekarepe’’ milik grup band RapRox ini familiar di  kalangan muda dan anak-anak Pekalongan. ’’Yo Pa’ Ora Ooo..., Sekarepku  Ooo..., Bebas Ooo...’’ menjadi bagian perbincangan sehari-hari. Bagi  mereka syair itu lucu, unik, apa adanya, dan gokil abis.
Namun, ’’jinggle’’ itu membuat terhenyak banyak orang tua. Seringkali  anak-anak menggunakan rangkaian kata itu untuk menukas pembicaraan,  termasuk dengan orang tua mereka. Ada kekhawatiran syair lagu itu  benar-benar representasi karakter tidak mau tahu (pa’ ora), seenaknya  sendiri (sekarepku), dan tidak mau diatur (bebas) dalam diri anak-anak.
Kesuksesan RapRox layak diapresiasi, dan tidak perlu dikhawatirkan. Grup  band itu mencoba memperkenalkan Pekalongan dengan cara mereka. Hal sama  telah pula dilakukan oleh Sri Setiawati alias Iyeng Santoso melalui  kolom ’’Waroeng Megono’’ di Suara Merdeka. Iyeng bertutur tentang  Pekalongan dengan cara dan dengan bahasa Jawa dialek Pekalongan. Iyeng  sebelumnya juga menerbitkan buku Kumpulan Kata-kata yang Terlupakan dari  Pekalongan (2008). 
Bahasa Jawa aroma Pekalongan dengan setting dan tema khas Pekalongan  adalah kesamaan yang dimiliki RapRox dan Iyeng Santoso. Mereka mengusung  romantisme kedaerahan sebagai produk. Bagi komunitas Orang Pekalongan  (Opek) mendengarkan RapRox dan membaca ’’Waroeng Megono’’ seakan  me-recharge diri, menyegarkan. 
Perlunya mengembangkan daya saing dan potensi masyarakat adalah pesan di  balik sukses RapRox dan ’’Waroeng Megono’’. Ekspresi tematik,  situasional, dan lokal jika dikelola dengan baik mampu menjadi cita rasa  universal. Pekalongan banyak memberi inspirasi bahwa dengan  mengembangkan kearifan lokal mampu mengatasi persoalan yang dihadapi  masyarakat. 
Kospin Jasa misalnya lahir jauh sebelum booming KPR/ BPR atau layanan  usaha mikro seperti sekarang ini. Kospin Jasa didirikan oleh para  pengusaha kecil dan menengah pada dekade 1970-an sebagai solusi  mendapatkan bantuan permodalan, karena pada umumnya mereka mengelola  usahanya secara tradisional. Kospin Jasa bermula dari koperasi gotong  royong antaretnis (pribumi, keturunan China, dan Arab) dan kemudian  menggurita seperti sekarang. Badan usaha itu menunjukkan bahwa koperasi  memang mendarah daging dalam masyarakat Pekalongan.
Potensi Ekonomi
Contoh lain adalah model arisan pembangunan rumah yang juga tumbuh  berkembang di masyarakat. Desa Sinangohprendeng Kecamatan Kajen  Kabupaten Pekalongan misalnya, mengembangkan model arisan pembangunan  rumah yang disebut Gotong Rotong Perumahan Rakyat (Gotro Perak). Karena  dinilai sukses, tahun 1956 Wapres Moh Hatta berkunjung dan memberikan  penghargaan kepada masyarakat Sinangohprendeng. Model arisan pembangunan  rumah itupun sampai kini tetap hidup dalam masyarakat.
Fenomena mutakhir khas Pekalongan adalah maraknya pasar tiban. Pedagang  kecil kaki lima bersama-sama menggelar dagangan di suatu tempat pada  hari tertentu yang sudah disepakati. Keberadaan pasar tiban memang  fenomenal. Hampir semua kecamatan ada titik tempat menggelar pasar  tiban. Berdasarkan pengamatan, ada kurang lebih 35 titik gelaran pasar  tiban di Kabupaten Pekalongan. Meski bagi pedagang pasar tradisional  keberadaannya lebih menakutkan daripada Carrefour (SM, 23/03/10), pasar  tiban adalah bentuk dari potensi ekonomi kreatif dan inovatif  masyarakat.
Tinggal bagaimana pemda dan pihak terkait menyinergikan, memotivasi,  sekaligus membina secara tepat untuk mengembangkan potensi masyarakat  yang berserak itu. Meski potensi dan inovasi masyarakat berhasil  mengembangkan potensi dengan kemampuan sendiri, pembinaan pemerintah  tetap diperlukan.
Pengembangan potensi masyarakat memerlukan kehadiran promotor dari  individu yang peduli, lembaga swasta, dan pemerintah. Peran pemerintah  sebagai promotor dalam pengembangan potensi masyarakat adalah kelaziman  dan barangkali keniscayaan. Dibutuhkan interaksi sinergis dan  konstruktif antara masyarakat/ swasta dan pemerintah untuk mengembangkan  potensi masyarakat bagi kesejahteraan mereka. (10)
— Ali Riza, PNS di Kabupaten Pekalongan
Opini Suara Merdeka 21 Februari 2011
20 Februari 2011
Sinergitas Mengelola Potensi Warga
Thank You!