26 Februari 2010

» Home » Suara Merdeka » Mengembalikan Citra Pantai Kartini

Mengembalikan Citra Pantai Kartini

BEBERAPA waktu lalu penulis bersama keluarga berlibur ke tempat wisata paling populer di Jepara, yaitu Pantai Kartini. Objek wisata kebanggaan warga Jepara itu telah mengalami kemajuan pesat sehingga benar-benar menarik dikunjungi.


Maka tidak mengherankan bila Pantai Kartini setiap harinya tidak pernah sepi pengunjung. Apalagi pada saat liburan hari Minggu dan hari-hari besar lainnya, pantai itu dipadati wisatawan, baik dari Jepara maupun dari kota lain, semisal dari Kudus, Demak, Pati, Rembang, Purwodadi, atau Semarang.

Keberhasilan pengelola objek wisata Pantai Kartini menggaet banyak pengunjung tidak terlepas dari keadaannya sekarang. Wisatawan selain dapat menikmati indahnya pantai, dapat berlayar menggunakan perahu atau kapal kecil ke Pulau Panjang dengan tarif relatif terjangkau. Juga relatif aman karena ombaknya tidak terlalu besar.

Sesampainya di Pulau Panjang, wisatawan bisa menikmati indahnya pantai pasir putih. Di sana mereka dapat melihat-lihat aneka jenis burung. Tentunya bisa sekaligus berwisata religi, yaitu berziarah ke makam salah satu waliyullah, As-Syaikh Abu Bakar bin Yahya.          

Kemenarikan Pantai Kartini tidak hanya terletak pada wisata pantai atau lautnya tetapi karena objek tersebut kini telah dilengkapi dengan beraneka ragam permainan. Terutama permainan anak-anak yang terbilang cukup lengkap untuk lingkup daerah. Juga tersedia tempat yang berfungsi sebagai panggung hiburan yang cukup memadai, yang setiap hari libur tidak pernah absen menampilkan sajian grup musik dangdut  ataupun pop, baik lokal maupun nasional.

Khusus bagi pecinta wisata kuliner, di objek wisata pantai ini tersedia beraneka menu masakan yang lezat. Pengunjung bisa dengan mudah memilih menu kesukaannya di warung-warung yang tersedia. Soal harga, jangan khawatir karena dijamin wajar dan cukup terjangkau. 

Dengan kondisi seperti itu, cukup pantas bila objek wisata tersebut selalu dibanjiri  pengunjung. Namun sayang, saat berjalan-jalan menikmati indahnya Pantai Kartini, sebagian pengunjung mengungkapkan keprihatinannya. Betapa tidak? Kondisi bangunan kura-kura raksasa yang berada di tengah-tengah objek wisata yang rencananya akan dijadikan sebagai Sea World-nya Jepara itu sangat memprihatinkan.   

Setelah pada pertengahan dan penghujung tahun 2009 mendapat desakan dan tuntutan secara bertubi-tubi dari anggota DPRD, aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM), mahasiswa, dan elemen masyarakat agar bangunan itu segera diselesaikan, faktanya hingga kini keadaannya belum mengalami perubahan. Masih tetap kotor serta terbengkalai  alias belum bisa difungsikan.
Lebih parah lagi setiap datang hujan atap bangunan kura-kura raksasa yang tampak berdiri megah itu juga pada bocor. Siripnya terlihat retak-retak, lantainya juga mulai rusak dan sebagainya.
Anggaran Perawatan Makanya dengan melihat secara langsung kondisi bangunan tersebut masih seperti itu, penulis menilai sangat wajar dan sudah sepantasnya bila pembangunan Kura-kura Raksasa yang diprakarsai Pemkab Jepara tersebut dinilai oleh sebagian masyarakat Jepara lebih banyak ruginya. Sebagai gambaran, hingga kini uang rakyat yang dipakai untuk membangun sekurang-kurangnya Rp 8 miliar. Nilai yang cukup fantastis.  Anggaran  sebanyak itu masih ditambah lagi dengan kucuran anggaran perawatan setiap tahun lewat APBD. Padahal faktanya pemasukan dari kura-kura raksasa masih nol besar, alias nihil, karena memang belum bisa difungsikan.

Untuk itu, sudah seharusnya Pemkab Jepara segera membenahi secara total. Pemkab jangan sampai  terkesan cuek dan membiarkan proyek itu terbengkalai. Apalagi sampai ada kesan di masyarakat bahwa Pemkab kurang bertanggung jawab atas aset yang pembangunannya menelan uang rakyat miliaran rupiah.

Sebagai pemrakarsa, Pemkab hendaknya secepatnya membuktikan kepada rakyat, bahwa proyek tersebut bukan menghambur-hamburkan uang rakyat melainkan justru menguntungkan masyarakat.

Seperti yang selalu diungkapkan Bupati H Hendro Martojo di berbagai kesempatan, bahwa tujuan utama dibangunnya Kura-kura Raksasa adalah sebagai Sea World-nya Jepara.

Pembangunan itu nantinya diharapkan dapat memberikan kontribusi positif pada masyarakat, terutama dalam bidang ekonomi dan kepariwisataan. Jadi, cukuplah jelas bahwa memang tidak ada alasan lagi untuk menunda-menunda menyelesaikan serta menyempurnakan bangunan tersebut.

Tujuannya satu yakni agar bangunan itu dapat bermanfaat dan dinikmati oleh masyarakat Jepara serta wisatawan pada umumnya. Jadi tidak ada lagi keprihatinan di Pantai Kartini. Sekali lagi untuk Pemkab, selamat bekerja keras dan selamat membuktikan kepada masyarakat dan wisatawan.(10)   

— M Saifuddin Alia, Pembina Keluarga Mahasiswa Jepara Semarang  (KMJS), Sekretaris Forum Nasional Pers Pesantren (FNPP) Jateng
Wacana Suara merdeka 27 Februari 2010