19 Februari 2010

» Home » Okezone » Tiga Kamar Paling Favorit

Tiga Kamar Paling Favorit

TERDAPAT tiga kamar, ruang atau bilik yang amat vital dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu kamar tidur, kamar mandi, dan kamar makan.

Mungkin karena aktivitas hidup sering dijalani secara rutin layaknya sebuah mesin otomatis, kita tidak sempat mengambil jarak untuk merenung dan memberi makna betapa besar fungsi ketiga kamar itu. Mari sekilas kita renungkan satu per satu. Bagi pasangan suami-istri khususnya, tempat tidur merupakan ruang untuk saling mengenal secara dekat, tak ada batas antara keduanya.

Orang yang tidurnya suka mendengkur, misalnya, tidak bisa menyembunyikannya. Pasangan hidup kita juga akan kenal secara dekat melalui ruang ini, utamanya bagaimana kebiasaan dan gaya tidurnya? Lebih jauh dan lebih dalam lagi adalah menyangkut perilaku seksual. Makanya kamar tidur merupakan inti dan ruang terdalam dari bangunan rumah kita.

Di situlah seseorang ingin mendapatkan relaksasi dan kebahagiaan bersama pasangan hidupnya sehingga jika suasana tempat tidur tidak nyaman dan membahagiakan, dampaknya akan merembet ke mana-mana. Betapa tidur itu suatu nikmat dan anugerah yang teramat mahal, saya pernah mengalaminya ketika mata ini sulit sekali disuruh tidur, yang berlangsung sekira seminggu.

Kala itu akibat sulit tidur, beban hidup terasa amat berat. Dunia berputar tanpa henti, sangat melelahkan. Sindrom jet lag itu terjadi sepulang dari Saint Petersburg, Rusia. Di kota ini saya menyaksikan apa yang dikenal sebagai white night, pada jam dua belas malam pun masih tampak terang sehingga dapat melihat jarum jam tangan karena cahaya matahari.

Rupanya perubahan cuaca itu berpengaruh pada metabolisme tubuh, jam badan terpengaruh, sehingga sulit tidur setiba di Tanah Air. Kala itu saya sangat mendamba untuk merasakan kantuk dan tidur. Saya jadi sangat tersadar bahwa tidur itu nikmat Tuhan yang teramat mewah. Demikianlah, aktivitas tidur dan beragam agenda lain di kamar tidur itu sangat menentukan kualitas hidup kita.

Televisi, buku, laptop, dan perangkat salat tidak pernah absen dari ruang tidur saya. Bagaimana dengan kamar mandi? Di sini ada kebahagiaan lain yang ditawarkan. Bayangkan, bagaimana rasanya dan akibatnya andaikan kita mengalami susah buang air besar maupun kecil? Di kamar mandi ini pula kita merasakan betapa segarnya ketika tubuh mendapat siraman air tawar.

Tubuh bugar kembali, muncul rasa lega setelah badan dibersihkan sehingga percaya diri ketika ketemu teman. Di kamar mandi ini pula kita menemukan diri yang telanjang, ketika berbagai aksesori pakaian bermerek dilepas, mengingatkan waktu terlahir yang tidak berpakaian dan nanti ketika mati dikubur ke tanah juga hanya mengenakan tutup sekadarnya. Seseorang bisa merenungkan jati dirinya sewaktu sendiri di kamar mandi.

Wajah asli seseorang akan terlihat ketika beraktivitas di kamar mandi. Kamar yang lain adalah ruang makan, yang menawarkan kenikmatan lidah, kenikmatan yang berbeda dari yang didapat di ruang tidur dan ruang mandi. Di ruang makan kehangatan dan keintiman sebuah keluarga juga terpelihara dan terbangun.

Di ruang ini tidak semata kebutuhan fisik terpenuhi, melainkan juga kebutuhan emosi berkumpul dan berbincang ringan bersama keluarga dalam suasana yang cair merupakan bunga-bunga kehidupan rumah tangga. Oleh karena itu sebaiknya dihindarkan pertengkaran di ruang makan karena akan menghilangkan kenikmatan rezeki yang terhidang.

Sungguh tidak etis seseorang yang mencela rezeki yang sudah terhidang di ruang makan karena sesungguhnya menyakiti sekian banyak orang yang telah terlibat dan berjasa mengantarkan sampai makanan itu berada di atas meja. Demikianlah, setiap hari kita berurusan dengan tiga macam kamar yang masing-masing memberikan kebahagiaan dan kenikmatan tersendiri. Pertanyaannya, kalau kita sudah memperoleh pemenuhan dan kenikmatan dari ketiganya, untuk aktivitas apakah selanjutnya?

Tanpa tujuan dan makna hidup yang mulia, sungguh rendah kualitas hidup kita, tak lebih hanya makan, tidur, dan buang kotoran. Beruntunglah, agama lalu mengajarkan, setiap masuk kamar dan melakukan aktivitas di dalamnya diingatkan untuk selalu berdoa agar kita dapat mensyukuri nikmat kehidupan yang bermakna dan bermanfaat untuk sesamanya.

Saya sendiri sering memperoleh inspirasi untuk menulis ketika berada di kamar mandi. Juga merasa khusyuk berdoa dan mensyukuri hidup sembari merasakan segarnya guyuran air di kamar mandi. Begitu pula setiap malam hendak tidur, pikiran dan hati terkesiap betapa hari cepat berlalu, lalu menghitung-hitung amal kebajikan apa yang telah saya perbuat di hari itu.

Malu sekali kepada Tuhan, ternyata diri saya tidak mampu mensyukuri anugerah hidup dengan memperbanyak amal kebajikan. Ketika hidup diisi dengan perilaku destruktif dan penuh semangat berburu barang haram lewat korupsi, misalnya, betapa ruginya hidup ini. Betapa rendahnya kualitas hidup kita.(*)

PROF DR KOMARUDDIN HIDAYAT
Rektor UIN Syarif Hidayatullah

Opini Okezone 19 Februari 2010