03 Januari 2010

» Home » Pikiran Rakyat » Momentum Tahun Baru

Momentum Tahun Baru

Oleh Ahmad Heryawan
Masih segar dalam ingatan kita betapa seluruh pimpinan dunia berkumpul dan menguras pikiran untuk merumuskan solusi bagi kondisi lingkungan dunia pada Konferensi Perubahan Iklim PBB di Kopenhagen 7-18 Desember 2009. Pesan tentang kondisi lingkungan tersebut merupakan suatu peringatan bahwa perbuatan sewenang-wenang dari manusia akan memberikan efek negatif pada kelangsungan hidup manusia itu sendiri. Kondisi ini juga menjadi pengingat agar manusia senantiasa mengevaluasi dirinya. Konferensi itu seolah-olah teguran bagi seluruh manusia di penghujung 2009 agar terus melakukan proses feedback terhadap seluruh perilaku yang telah dilakukannya.

 

Pengujung tahun Masehi 2009 dan awal tahun Hijirah 1431 ini merupakan momentum yang tepat untuk melakukan evaluasi diri. Umar bin Khattab pernah berujar, "Muhasabahlah dirimu dalam keadaan senang sebelum dimuhasabah pada saat susah". Ucapan ini menjadi isyarat untuk diikuti oleh orang-orang beriman, bahwa evaluasi diri perlu dilakukan selagi masih ada kesempatan. Tuhan telah memberi peringatan kepada kita, "Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong." (Q.S. Az Zumar : 54).
Jawa Barat perlu melihat kembali pelajaran yang didapat tahun ini sebagai bekal ke depan. Selama 2009, Jawa Barat telah melalui berbagai macam kejadian, mulai dari pemilihan umum baik legislatif maupun presiden yang dijalani dengan baik hingga bencana alam yang melanda saudara-saudara kita di Jabar selatan. Dari serangkaian kejadian tersebut, warga Jabar mampu menunjukkan dirinya sebagai satu kesatuan yang saling menguatkan satu dengan lainnya serta tidak mudah terpecah belah. Sesungguhnya hal ini merupakan modal berharga bagi pembangunan Jawa Barat ke depannya.
Tahun 2009 bagi Pemerintah Provinsi Jawa Barat juga merupakan tahun pertama mengelola anggaran daerah provinsi secara utuh. Pemerintah provinsi telah memenuhi komitmennya mengalokasikan anggaran 20,69 persen bagi pendidikan. Dana itu untuk perbaikan infrastruktur sekolah, bantuan penyediaan buku sekolah, serta bantuan operasional sekolah hingga tingkat SMA. Harus diakui, hal ini belum cukup untuk mengangkat kualitas pendidikan Jabar secara keseluruhan. Pada 2010 ini, Pemprov Jabar tetap akan mempertahankan komitmen anggaran pendidikan yang besar untuk berbagai peningkatan infrastruktur dan layanan pendidikan. Pembangunan infrastruktur jalan yang menjadi tulang punggung kemajuan juga akan ditingkatkan dengan total anggaran Rp 1 triliun lebih yang diharapkan akan dapat mempercepat peningkatan pertumbuhan ekonomi di Jabar.
Di tengah gencarnya tuntutan masyarakat untuk memberantas korupsi, Jabar mendapatkan prestasi membanggakan. Menurut survei Komisi Pemberantasan Korupsi, Jabar menjadi salah satu provinsi berpredikat terbaik dalam layanan publik. Hal ini tidak terlepas dari inovasi yang dilakukan melalui Lembaga Pengadaan Secara Elektronik (LPSE). Pada 2010, inovasi LPSE akan terus dikembangkan sehingga pengadaan barang dan jasa bisa dilakukan 100 persen secara elektronik. Reformasi birokrasi juga akan ditingkatkan dengan diterapkannya sistem tunjangan perbaikan penghasilan yang akan menghapuskan honor pegawai provinsi dan menggantikannya dengan sistem tunjangan daerah. Sistem ini akan membuat peningkatan efisiensi pada berbagai kegiatan di pemprov dan menghemat anggaran hingga Rp 475 miliar.
Pencapaian ini patut kita syukuri. Namun kita pun harus juga mawas diri karena itu berarti tahun depan Jabar harus mampu lebih baik lagi. Disadari masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki agar kesejahteraan masyarakat Jawa Barat dapat terus meningkat. Tidak ada kesempatan bagi kita untuk berpuas diri karena perjuangan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, dinamis, dan sejahtera masih sangat panjang. Berbagai ide terobosan dari seluruh elemen di Jabar tentunya dapat mempercepat proses perbaikan ini.
Mewujudkan peningkatan kualitas diri tidak sulit jika diiringi dengan komitmen yang kuat. Awal tahun baru ini haruslah menjadi tekad kita untuk menjadikan kebiasaan kerja keras, disiplin, dan jujur menjadi kebiasaan yang menjiwai seluruh warga Jawa Barat. Menarik menyimak apa yang diucapkan Imam Hasan al Banna, "Barangsiapa yang mengenal hak waktu berarti dia telah mengetahui harga kehidupan, karena waktu adalah kehidupan."
Sebagai bahan refleksi, menarik menyimak syair yang digubah Taufik Ismail berikut ini: ...// semua benda yang sempat hamba akumulasi/ selama x tahun/ barang-barang bergerak, dan barang-barang tak bergerak/ surat-surat dunia, dokumen-dokumen fana/ istri, anak, cucu, ilmu, puisi, budaya/ ternyata mereka bukan milik hamba/ mereka bergerak serentak/ tapi tetap di tepi kubur/ mereka semua berhenti//
Warga Jawa Barat yang saya cintai, di penghujung tahun ini, izinkanlah saya mengajak segenap lapisan masyarakat untuk turut sama-sama berkomitmen memperbaiki diri. Tahun baru Islam 1431 dan Masehi 2010 harus memberikan makna bagi perbaikan diri ke depan melalui komitmen untuk bekerja keras, disiplin, serta jujur. Langkah-langkah peningkatan kualitas hidup Jawa Barat akan dimulai dari komitmen ini. Menyatunya komitmen ini akan menjadi energi baru yang mengisi kehidupan kita untuk memajukan diri kita serta Jawa Barat secara keseluruhan. Dengan demikian, bukan hanya peningkatan kesejahteraan secara materi yang akan kita raih, tetapi juga berkah dan rida dari Tuhan Yang Mahaesa kepada negeri yang kita cintai ini. Semoga.***
Penulis, Gubernur Jawa Barat.
Opini Pikiran Rakyat 4 Januari 2009