19 Desember 2010

» Home » Opini » Solo Pos » Timnas & optimisme bernegara

Timnas & optimisme bernegara

Timnas sepak bola Indonesia memberikan spiritbaru bagi rakyat Indonesia di tengah hilangnya kepercayaan rakyat Indonesia terhadap para pemimpin. Semangat Timnas setidaknya menyedot perhatian yangsangat luar biasa di seantero Nusantara, bahkan di negara lain.Hadirnya Timnas Indonesia dengan dua pemain hasil naturalisasi, Christian Gonzales danIrfan Bachdim, membuat optimisme lahir di ruang jiwa parasuporter untuk memberi semangat kepada para pemain. Kemenangan Indonesia dalambeberapa pertandingan menumbuhkan semangat baru bahwa sepak bola negeri kita sedang mengalami kemajuan yang patut diapresiasi oleh siapa pun dan kalangan apa pun masyarakat Indonesia. Sejak awal dinyanyikan laguIndonesia Rayasebelum pertandingan, begitu terasa semangatpatriotisme dalam mewujudkanoptimisme bernegara.Para pemain asli Indonesia seperti Bambang Pamungkas, Firman Utina, Ahmad Bustomi danpemain lainnya sangat yakin danpercaya bahwa perubahan sejarah Timnas Indonesia akan menjadi lebih baik jika semua prasyarat kemenangan saling memberidukungan.

Sejarah buruk sepakbola Indonesia yang penuh de-ngan anarkisme pendukung ha-rus segera di hilangkan. Pemain dengan gaya permain-an kasar seperti pernah ditunjuk-kan Gonzales—yang dihukum ha-rus berhenti bermain akibat aksipemukulan—merupakan sejarahburuk yang harus ditinggalkan.Gonzales pun menyadari kesa-lahan dan bangkit untuk meno-rehkan sejarah baru bagi Indo-nesia, dengan mempersembah-kan gol untuk Indonesia.Pengurus Persatuan Sepak Bo-la Seluruh Indonesia (PSSI) de-ngan manajemen buruk selamaini sudah seharusnya mulai ber-benah bukan untuk mengurusipolemik organisasi. PSSI juga ha-rus tapi mulai memerhatikan ke-butuhan dasar para pemain, pe-latih dan prasarana permainanyang memadai. Aksi-aksi pendu-kung fanatik di luar lapangan yangmerusak fasilitas umum akibatkekalahan tim kesayangan harusdisadari sebagai tindakan yang ti-dak membawa kebaikan bagi se-pak bola kita. Optimisme para pemain sepakbola perlu menjadi contoh bagipara pemimpin negeri ini agar sa-dar dan ikut bangkit melakukanpembenahan di setiap lini yangmemang telah sekian lama bob-rok, terutama dalam kepemim-pinan. Optimisme bernegara sa-ngat penting dalam membenahisetiap lini pemerintah yang be-lum mentasdari kebobrokan. So-al korupsi dan manajeman burukbirokrasi, kasus suap Gayus danbobroknya manajemen pajak, ka-sus bailoutBank Century, korup-si di pemerintah pusat dan dae-rah, semua harus menjadi prio-ritas pembenahan agar dana APBNdimaksimalkan untuk pemenuh-an kebutuhan rakyat, bukan ke-butuhan para pejabat. SolidPara anggota Dewan PerwakilanRakyat (DPR) di Senayan dan dae-rah juga tidak lepas dari obrolaneforia sepak bola yang menyedotperhatian lebih. Sangat diharapkanmereka tidak melupakan fokus pe-ngesahan rancangan UU Partai Po-litik dan konflik keistimewaan DIYyang harus diselesaikan. Para wa-kil rakyat yang selama ini berkutatdengan permasalahan klasik seper-ti agenda jalan-jalan ke luar nege-ri dan buruknya kinerja DPR yangseharusnya giat melakukan peng-awasan seharusnya juga mulai sa-dar dan berbenah. Program pembuatan dan penge-sahan undang-undang yang barumengesahkan 15 UU—kurang da-ri target yang ditetapkan setta-hun—harus dibenahi. Rakyat bu-tuh kejelasan aturan di negeri iniyang terlalu lama menggunakanhukum warisan Belanda yang su-dah tidak layak di pakai untuk pe-doman hukum di Indonesia. Parawakil rakyat di DPR semoga meng-ambil pelajaran dari semangat Tim-nas sepak bola Indonesia dan op-timistis untuk semakin banyakmencetak UU demi kepentinganrakyat yang menunggu payung hu-kum demi mewujudkan keberpi-hakan pada kepentingan dan ke-sejahteraan rakyat.Intitusi hukum kita seperti Pol-ri, MA dan KPK di harapkan ju-ga mengambil pelajaran dari Tim-nas dan optimistis untuk beker-ja sama satu sama lain, bukan un-tuk saling melemahkan antarlem-baga. Kerja sama antara para pe-main Timnas perlu dijadikan con-toh bahwa dengan tim yang solidpermasalahan di negeri ini akanbisa diselesaikan dan harapan be-sar Indonesia akan bangkit dariketerpurukan dapat terealisasi. Makelar dan mafia kasus di tu-buh institusi hukum harus dibe-rantas tanpa pandang bulu, jugabudaya senioritas di tubuh insti-tusi hukum yang menyebabkansetor jatah ke atasan. Dengan ke-pemimpinan baru Jenderal Ti-mur Pradopo di tubuh Polri adatantangan besar memperbaiki ci-tra Polri yang selama ini buruk dimata masyarakat. Lebih-lebih Pol-ri hari ini menjadi public enemybagi mahasiswa karena menjaditameng pemerintah di setiap ak-si-aksi yang berujung anarkis. Jaksa Agung baru, Basrif Arief,diharapkan mampu membersih-kan para makelar kasus di tubuhKejaksaan Agung. Keadilan hu-kum sangat dinantikan. Keme-nangan ada di tangan kebenaranbukan pada yang berani memba-yar. Dan KPK yang awal dibentukakibat ketidakpercayaan terhadapinstitusi hukum diharapkan mam-pu membuktikan diri dan benar-benar membersihkan negeri inidari para pejabat korup.Pelajaran berharga yang sama-sama kita ambil dari Timnas In-donesia adalah sebuah pelajarantentang optimisme, sebuah pela-jaran tentang perjuangan yangmemberikan hasil baik dari keada-an sebelumnya. Timnas tidak ber-pikir lagi seberapa banyak Timnasgagal dalam pertandingan tapi Tim-nas optimistis dan terus berusahabangkit untuk menjadi lebih baik.Demikian pula pada kondisi poli-tik negeri ini, kita harus optimis-tis bahwa bagaimana pun buruk-nya manajemen pemerintahan ne-geri ini yang kita butuhkan adalahoptimisme bernegara. Kita yakin Indonesia akan men-jadi lebih baik dengan dimulai da-ri diri kita melakukan perbaikan disetiap lini apa pun. Karena kita ya-kin dengan kemajuan bangsa ini.Bangsa dengan kekayaan alam yangmelimpah ruah, bangsa yang mer-deka dengan pengorbanan para pe-juang. Bangsa yang bisa berdiri te-gak karena optimisme bernegara.Maka dari itu kata harus optimis-tis dalam bernegara, demi Indone-sia yang lebih baik. Optimisme Tim-nas sepak bola adalah inspirasi yangmenggugah kita. - Oleh : Dharma Setyawan Ketua Komunitas Hijau Lampung


Opini Solo Pos 20 Desember 2010