Kerja sama internasional merupakan keharusan dalam era globalisasi.  Namun kerja sama internasional dalam mengatasi kejahatan ATM masih  bersifat ad hoc hingga saat ini. Sementara itu penggunaan ATM terus  meningkat seiring dengan berjalannya globalisasi yang didukung moda  transportasi dan teknologi informasi. Seyogianya negara-negara ASEAN  membentuk forum kerja sama antarnegara ASEAN untuk membahas masalah  kejahatan ATM di ASEAN. Hal ini perlu dilakukan karena intervensi publik  bagi masalah keamanan berbisnis mutlak diperlukan. Keamanan dalam  berbisnis adalah barang publik sehingga economies of scale menjadi  mutlak diperlukan. Dengan demikian kerja sama antarnegara termasuk  negara-negara ASEAN harus berorientasi menciptakan biaya keamanan  marginal yang lebih rendah daripada biaya keamanan rata-rata. 
Dengan  program kerja sama antarnegara yang efisien, pemerintah negara-negara  ASEAN seyogianya menciptakan subsidi sehingga biaya keamanan  bertransaksi ATM di ASEAN besarnya sesuai dengan biaya keamanan  marginal. Schumpeter yang juga peraih Hadiah Nobel mengatakan kecil itu  indah. 
Namun dalam konteks ATM (automated teller machine) ternyata besar  itu indah. Boeschoten (1998) telah membuktikan pentingnya transaksi  besar bagi bisnis ATM termasuk bisnis jaringan ATM tersebut. Bounie and  François (2006) melakukan studi empiris dari faktor-faktor penentu  terhadap penggunaan dari instrumen pembayaran pada point of sales. Hasil  penelitian itu sangat mencengangkan karena berlawanan dengan anggapan  Schumpeter. Mereka menemukan bukti yang sangat kuat dari efek terhadap  besarnya transaksi kepada pemilihan instrumen pembayaran. 
Semakin besar transaksinya, semakin besar potensi penggunaan ATM  sebagai instrumen pembayaran. Dengan demikian struktur pasar pembayaran  melalui ATM bersifat monopoli alamiah. Pada titik biaya rata-rata pada  envelope average cost jangka panjang yang paling minimum merupakan  posisi tempat kebijakan publik dan privat diarahkan. Dengan melakukan  superimposed kebijakan, khususnya dengan kebijakan keamanan publik,  subsidi keamanan berpotensi membuat shifting dari kurva biaya rata-rata  jangka panjang transaksi ATM di ASEAN ke arah yang lebih efisien. 
Dengan demikian kerja sama internasional bukan saja diperlukan  melainkan juga berpotensi untuk membuat biaya transaksi ATM di ASEAN  menjadi lebih kompetitif ketimbang di negara-negara lainnya termasuk  misalnya di Eropa. Dengan semakin efisiennya biaya transaksi melalui  ATM, peran ASEAN sebagai pasaran bersama yang bersaing dengan  wilayah-wilayah ekonomi lainnya dapat menciptakan kebijakan perdagangan  luar negeri dan dalam negeri yang bersifat trade creation, bukan trade  diversion. Trade creation akan tercipta di dalam ASEAN dan antara ASEAN  dan negara-negara di luar ASEAN. Dengan adanya perdagangan bebas antara  ASEAN dan negara non-ASEAN seperti misalnya China, diharapkan dengan  semakin efisiennya sistem pembayaran melalui ATM di ASEAN akan  menciptakan keunggulan kompetitif berusaha di ASEAN secara relatif  ketimbang di China. Matutes dan Padilla (1994) mengatakan, "The role of  interchange fees in ATM networks is to provide competing banks with  incentives to share their ATMs." Artinya kerja sama di antara  negara-negara ASEAN akan terjadi penurunan biaya overhead cost dari  proses produksi transaksi ATM di ASEAN yang pada gilirannya memengaruhi  harga relatif antara ASEAN dan non-ASEAN. Harga relatif yang terbentuk  diharapkan meninggikan daya saing produk-produk ASEAN. Untuk itu subsidi  publik atau negara terhadap keamanan dan juga infrastruktur ATM di  masing-masing negara ATM seharusnya sudah menjadi agenda ASEAN.  Seyogianya pemerintah Indonesia memberikan dukungan insentif yang serius  bagi perbankan nasional yang berkonsentrasi pada pelayanan transaksi  ATM seperti Bank BCA agar dapat semakin menurunkan biaya rata-rata  jangka panjangnya melalui kekuatan monopoli alamiah dan shifting biaya  rata-rata jangka panjang tersebut melalui penerapan teknologi yang  semakin tepat. Peran pemerintah Indonesia yang serius dapat mempercepat  bank seperti BCA melebarkan pelayanan ATM-nya di seantero Indonesia,  bahkan ke luar negeri sehingga menciptakan keunggulan kompetitif dalam  size of business. Social welfare di ASEAN hanya akan terbentuk jika  efisiensi dapat tercapai. Sinyal harga yang diterima konsumen seharusnya  juga merupakan biaya sosial. Tidak match-nya antara harga dan biaya  sosial merupakan agenda lain yang juga wajib diperhatikan oleh kerja  sama internasional dalam bisnis ATM. ASEAN harus mampu menciptakan  lembaga pengawas bisnis ATM di ASEAN yang memantau agar harga yang  terbentuk merupakan refleksi dari biaya sosialnya. Langkah ini juga  penting untuk dilakukan agar bad ATM provider does not drive out good  ATM provider. Rambu-rambu yang dibuat harus mendukung tidak terjadinya  informasi asimetris. 
Diabaikannya faktor keamanan juga akan menyebabkan biaya sosial  menjadi lebih tinggi ketimbang harga yang dibayar oleh konsumen. Pada  akhirnya surplus konsumen akan tergerus secara sistematis, secara makro  tergerusnya surplus konsumen akan menyebabkan dead weight loss  perekonomian. Dalam model general ekuilibriumnya Arrow dan Debrue maka  dead weight loss dalam perekonomian juga berpotensi mengurangi surplus  produser. Dengan demikian tepatlah apa yang dikemukakan Massoud dan  Bernhardt (2002) atau Donze dan Dubec (2006) yaitu, "The payment card  transaction fee is equal to the issuer's marginal cost minus a subsidy  that reflects the costs of cash for the bank." Untuk menjamin akan  adanya subsidi maka ASEAN seharusnya melakukan perencanaan dan  target-target dalam memberikan subsidi dari setiap negara ASEAN untuk  meninggikan daya saing bisnis ATM di ASEAN. Bukan hanya itu, kerja sama  seperti ASEAN juga harus berupaya untuk meninggikan nilai positif dari  eksternalitas sebagaimana yang dikemukakan Baxter (1983) yaitu bahwa,  "Interchange fees in payment card systems solve the usage externalities  that arise when the consumers make the optimal choice of a payment  instrument at the POS." Kerja sama internasional untuk mengatasi  kejahatan ATM antarnegara wajib menjadi agenda ASEAN. Dengan demikian  ASEAN berani melakukan terobosan baru dalam konteks memperbaiki daya  saing sistem pembayaran di ASEAN. Untuk itu bisnis ATM di ASEAN harus  bebas dari kejahatan. Jika kejahatan ATM dapat ditekan, marginal benefit  dari bank akan meningkat bukan hanya di dalam negeri melainkan juga  akibat dari adanya foreign withdrawals. Seperti yang diteliti Donze dan  Dubec (2006) yaitu, "A higher interchange fee on withdrawals increases  the incentives to invest in ATM deployment, as it increases the marginal  benefit that banks can earn from foreign withdrawals (if second-order  effects are neglected)." Di negara Eropa, dengan adanya Uni Eropa,  ternyata juga mengalami hal yang sama. 
Chakravorti, Carbo-Valverde, dan Rodriguez (2009) memberikan catatan  bahwa "Surcharges for foreign ATM withdrawals have been increasing for  Spain, during a period in which interchange fees on card payments have  been regulated". Untuk itu regulasi dari kerja sama ATM internasional  khususnya ASEAN harus juga berorientasi kepada cost based pricing for  payment artinya biaya keamanan sudah termasuk di dalamnya sehingga  kebijakan subsidi silang yang justru selama ini menjadi dasar dari biaya  transaksi pembayaran di banyak negara sebaiknya tidak lagi digunakan.  Subsidi silang merupakan kebijakan semu untuk mengatasi masalah keamanan  ATM. Van Hove (2004)) pernah mengatakan harga harus sesuai dengan  biaya, yaitu, "Rather than concentrating on the introduction of charges  for services that are currently cross-subsidized, policy makers might  also try to remove the sources of this cross-subsidization". Jika itu  segera diterapkan, kerja sama internasional akan efektif menciptakan  kesejahteraan masyarakat khususnya di ASEAN! 
Oleh Achmad Deni Daruri President Director Center for Banking Crisis
opini media indonesia 20 mei 2010
19 Mei 2010
» Home » 
Media Indonesia » Kerja Sama Internasional dalam Mengatasi Kejahatan ATM
Kerja Sama Internasional dalam Mengatasi Kejahatan ATM
Thank You!