KAWASAN perkotaan, berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang diartikan sebagai wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan, dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Wilayah sendiri menurut kamus tata ruang merupakan ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan atau aspek fungsional. Jadi, kata wilayah masih membutuhkan gatra jenis (keterangan) yang menyertainya, seperti wilayah perdesaan (ruang tertentu dengan karakter/fungsi pedesaan) dan wilayah kota (batasan ruang geografis dengan fungsi atau batasan administratif kota), dan seterusnya (Abdurahman, 2005 : 6).
Kota Ketanggungan yang merupakan salah satu ibu kota kecamatan di Kabupaten Brebes sejak dahulu sudah dikenal sebagai fungsi kota dagang dan berpotensi untuk dapat dikembangkan menjadi kota dagang yang lebih maju. Hal itu dikarenakan masyarakat kecamatan itu mempunyai hubungan jiwa dagang dengan masyarakat Bandung, Tasikmalaya, dan Yogyakarta, sehingga dalam perdagangan di Ketanggungan sangat mudah ditemukan pakaian batik dan hasil usaha konveksi lainnya seperti sepatu, tas dan lain-lain.
Hubungan dagang yang dilakukan oleh masyarakat Ketanggungan pada waktu dulu dikarenakan mudahnya transportasi. Untuk perdagangan ke Yogyakarta menggunakan angkutan kereta api melalui stasiun Ketanggungan. Adapun hubungan dagang ke Bandung melalui jalur transportasi darat dengan rute Ketanggungan - Ciledug - Sindang Laut - Kuningan - Bandung.
Dengan banyak ragamnya jenis dagangan, maka Ketanggungan menjadi sentra perdagangan bagi wilayah sekitarnya seperti Tanjung, Banjarharjo, Larangan, bahkan juga sampai Kecamatan Salem.
Seiring dengan laju pembangunan yang dilaksanakan Pemkab Brebes, Pemprov Jateng dan pusat dalam bidang infrastruktur jalan maka Ketanggungan mempunyai harapan menjadi kota dagang yang lebih maju. Alasan tersebut sangat memungkinkan mengingat daerah itu dikelilingi oleh wilayah yang mempunyai produk unggulan.
Subterminal Agropolitan
Misalnya, Kecamatan Larangan sebagai sentra hasil pertanian bawang merah yang ditandai dengan dibangunnya subterminal agropolitan. Di wilayah antara Larangan dan Ketanggungan juga terdapat industri tali tambang yang digunakan untuk keperluan rumah tangga ataupun perkapalan.
Kecamatan Ketanggungan-Jatibarang merupakan daerah penghasil buah semangka dan jagung.. Salah satu pabrik gula besar yang masih berfungsi juga berada di Jatibarang.
Kecamatan Kersana dan Banjarharjo juga punya produk unggulan kerajinan gerabah. Objek wisata air Waduk Malahayu yang sampai sekarang belum dikembangkan optimal juga berada di wilayah ini.
Kecamatan Tanjung, Pejagan, dan Bangsri merupakan daerah penghasil ikan tambak bandeng dan udang windu, serta hasil laut lainnya. Adapun Kecamatan Salem dan sekitarnya merupakan penghasil palawija dan kerajinan tangan anyaman bambu serta batik khas brebes.
Potensi-potensi unggulan tersebut dapat dikelola secara managerial sebagai basis perdagangan, yang ditunjang infrastruktur jalan yang mempermudah akses antarprovinsi dan antarkabupaten. Terminal bus yang berada di pertigaan jalan provinsi hanya berjarak 4 km dari daerah yang direncanakan sebagai pintu tol (interchange) Pejagan.
Selain letaknya yang strategis, tujuan bus singgah di terminal tersebut mempunyai rute ekonomis yaitu, arah barat melalui jalan provinsi menuju ke Kersana, Ciledug, Sindang Laut ataupun Kabupaten Kuningan.
Sedangkan dari arah timur melalui jalan provinsi menuju Prupuk-Bumiayu untuk kemudian ke Purwokerto. Dari selatan melalui jalan provinsi menuju Kersana-Banjarharjo-Salem terus ke Majenang Kabupaten Cilacap, kemudian ke arah Ciamis-Pangandaran, Jabar. Ke arah utara melalui jalan provinsi menuju daerah yang direncanakan menjadi pintu tol Pejagan juga oleh investor Bakrie Land akan dikembangkan UMKM di Desa Kemurang Wetan. (10)
— Ir Kustiyanto, staf Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Kabupaten Brebes
Wacana Suara Merdeka 5 Maret 2010