Fajar Kurnianto
aktivis antikorupsi
Tanggal 9 Desember diperingati sebagai hari antikorupsi sedunia. Bagi Indonesia, peringatan ini memiliki makna penting, sekaligus menjadi cermin refleksi pemerintah, dalam hal ini Presiden SBY, pascapemilu presiden berkaitan dengan komitmen dan keseriusan memberantas korupsi seperti yang digembar-gemborkan saat kampanye. Apalagi, beberapa hari ke belakang, publik dikejutkan dengan kasus yang melanda KPK, dan sekarang ini kasus Bank Century mulai diusut oleh pansus DPR.
SBY menjadikan pemberantasan korupsi sebagai tugas utamanya jika terpilih lagi sebagai presiden. Jualan ini cukup laku saat kampanye pilpres lalu. Hasilnya, ia menang mutlak di atas 60 persen. Bisa jadi, bukan karena alasan tema pemberantasan korupsi yang menarik publik, tapi lebih pada pencitraan dirinya selama menjabat sebagai presiden lima tahun sebelumnya. Namun, harus diakui, pada periode lalu, SBY cukup berhasil, meski masih belum begitu maksimal, soal pemberantasan korupsi. Harapan publik, periode kedua ini SBY lebih bisa melanjutkan dan meningkatkan tugas di sisi ini.
Saat ini, publik benar-benar menagih janji SBY soal ini. Belum 100 hari periode keduanya, SBY harus mendapat tekanan serius dari publik ketika dua pimpinan nonaktif KPK, Bibit dan Chandra, ditahan kepolisian tanpa alasan yang kuat. Gelombang protes dan dukungan agar Bibit dan Chandra dibebaskan pun bergema di mana-mana. Publik tidak semata-mata melihat dari sisi penahanan tersebut, tapi dari sisi institusi KPK-nya yang sepertinya tengah coba dilemahkan oleh pihakpihak yang merasa gerah dengan sepak terjang KPK selama ini.
Komitmen SBY coba dibuktikan dengan membentuk Tim Delapan yang beranggotakan tokoh-tokoh yang dinilai kompeten dalam hal ini. Hasil rekomendasi Tim Delapan, yang antara lain meminta SBY agar membebaskan dan menghentikan kasus Bibit-Chandra di pengadilan pun dikabulkan SBY dalam pidato pernyataan sikapnya, meski awalnya publik masih melihat kekaburan dalam pidato tersebut. Akhirnya, SBY menerbitkan Keputusan Presiden tertanggal 4 Desember 2009, No 101/P Tahun 2009, yang mengaktifkan kembali Bibit dan Chandra di KPK, sekaligus memandatkan kepada mereka untuk menyelesaikan skandal Bank Century yang diduga kuat ada tindak pidana korupsi di situ.
Ini tagihan kedua publik terhadap SBY, terkait dengan skandal Bank Century. Skandal ini sekaligus menjadi isi dari pernyataan sikap SBY setelah menyikapi kasus Bibit dan Chandra. Skandal Century tidak kalah hebohnya dengan kasus Bibit dan Chandra. Kali ini, diduga aliran dana yang diperuntukkan untuk Bank Century mengalir ke partai tertentu untuk memenangkan pemilu lalu. Dugaan kuat mengarah ke Partai Demokrat.
Kalangan partai ini sontak membantah mentah-mentah tudingan ini. Hak angket di DPR pun bergulir, dan pansus DPR dibentuk untuk mengusut kasus ini. Kerja di-mulai. Publik benar-benar mengharapkan transparansi dari pansus ini dan ingin segera tahu kebenaran.
Dua kasus ini sama-sama terkait korupsi. Kasus ini sekaligus menjadi ajang pembuktian komitmen SBY terhadap pemberantasan korupsi di negeri ini. Kasus KPK bisa jadi sudah selesai. SBY tak perlu berbusung dada merasa berjasa. Ini sesungguhnya adalah perjuangan publik. Mereka menyuarakan aspirasi dan dukungan terhadap KPK, karena sadar bahwa jika KPK bubar, tidak ada yang paling senang selain tikus-tikus berdasi. KPK memang akhir-akhir ini jadi momok menakutkan bagi semua institusi pemerintah. Hampir dipastikan, KPK dimusuhi oleh mereka yang alam pikirannya korup. Mereka ingin melemahkan KPK, sebelum akhirnya memberangusnya. Sayang, usaha mereka gagal. KPK tetap berdiri, karena rakyat berdiri di belakangnya.
Hari Antikorupsi Sedunia
Hari Antikorupsi Sedunia kali ini ditanggapi SBY dengan sedikit kecurigaan. SBY curiga ada pihak-pihak tertentu yang akan menunggangi aksi dan gerakan sosial yang sebenarnya murni mendukung pemberantasan korupsi. SBY juga mencurigai, pihak-pihak akan mengorbankan rakyat demi menggoyang pemerintahan. Menurut SBY, ini yang ia dengar dari intel negara. SBY sepertinya panik. Padahal, SBY tak perlu sepanik ini jika dirinya merasa sosok antikorupsi dan komitmen memberantas korupsi. Beberapa kalangan menyesalkan pernyataan SBY sebagai sesuatu yang tak perlu dilontarkan ke publik. Justru, mestinya SBY ikut bergabung bersama pada tanggal ini untuk menegaskan dan memastikan dengan sepasti-pastinya bahwa dirinya antikorupsi, dan akan lebih serius memberantas korupsi.
Hari antikorupsi adalah hari rakyat. SBY mestinya menyikapi aksi ini secara wajar. Bahkan, harusnya mendukung penuh. Pernyataan SBY di atas terkesan bahwa dia merasa terganggu dengan aksi ini. Tepatnya, merasa terancam. Padahal, rakyat hanya ingin membuktikan pada SBY bahwa mereka ada di belakang setiap upaya pemberantasan korupsi di negeri ini. Selain itu, aksi rakyat ini juga merupakan bentuk aksi damai, tidak anarkis, karena diga-lang oleh tokoh-tokoh masyarakat yang mengerti tidak bergunanya anarkisme. Ini adalah aksi rakyat yang menuntut dan menagih pemerintah sesuai dengan janjinya untuk serius memberantas korupsi. SBY perlu berlapang dada dan sadar bahwa itulah memang yang jadi komitmennya. Dengan peringatan hari antikorupsi ini, bagi pemerintah khususnya, harusnya menjadi momentum tepat kebangkitan dan penegasan perang besar-besaran melawan korupsi.
Perang yang benar-benar dilakukan di berbagai institusi pemerintah, mulai dari kepolisian, kejaksaan, dan departemen-departemen di bawahnya, karena hampir semua lembaga itu korup. Juga, lembagalembaga legislatif seperti DPR. Sementara bagi rakyat, aksi sosial ini menjadi wujud nyata keprihatinan terhadap kinerja pemerintah memberantas korupsi yang lamban dan terkesan tebang pilih demi citra. Juga, menjadi wujud nyata kepedulian seluruh elemen rakyat mendukung segala bentuk pemberantasan korupsi di negeri ini.
Rakyat senantiasa ada di belakang KPK untuk membela, mendukung, dan membuat gentar nyali para koruptor.
Rakyat sudah terlalu banyak menderita lahir batin akibat kejahatan korupsi ini. Ini saatnya rakyat bergerak, melakukan aksi damai, demi Indonesia yang bersih dan bebas dari korupsi. Selamat Hari Antikorupsi Sedunia.
Opini Okezone 9 Desember 2009
09 Desember 2009
Komitmen Pemberantasan Korupsi
Thank You!