Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW setiap 12 Rabiul Awwal (Maulud) hampir serentak dilakukan di berbagai negeri Islam. Bahkan, di Barat, tempat kaum Muslimin minoritas tinggal, juga dilaksanakan peringatan tersebut, biasanya di berbagai Islamic centre atau mosque (masjid) sebagai pusat kegiatan dan aktivitas mereka.
Seharusnya, dalam setiap peringatan Maulud Nabi terlebih lagi tahun 1431 H ini yang ditekankan adalah mengenang perjuangan, keteladanan, kehebatan, dan keagungan Nabi dalam melakukan dakwah Islam di masyarakat Arab yang masih jahiliyah. Di tengah-tengah masyarakat yang mengagungkan kemusyrikan, sama sekali tidak menghargai wanita, HAM diinjak-injak, perzinaan sudah menjadi kebiasaan, pembunuhan menjadi kebanggaan bahkan terhadap anak wanitanya sendiri, riba atau bunga bank merajalela, serta minum minuman keras, dan judi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari maka Islam datang untuk mengatasi berbagai persoalan sosial, politik, dan ekonomi masyarakat Arab jahiliyah. Terbukti hanya dalam waktu kurang dari 23 tahun, Nabi berhasil menjadikan bangsa Arab menjadi bangsa yang memimpin peradaban dunia hingga tujuh abad kemudian.
Kalau semula Nabi berdakwah hanya di lingkungan keluarga dekatnya, seperti Siti Khadijah (istri), Ali (saudara sepupu), serta Hamzah (paman), kemudian meluas sampai para sahabatnya, seperti Abu Bakar dan Umar serta masyarakat luas. Namun, akibat tekanan politik, sosial, dan ekonomi yang demikian hebat di kota kelahirannya, Makkah, maka atas perintah Allah SWT, Nabi melakukan hijrah ke Kota Madinah (Yatsrib). Namun di Madinah, Nabi juga menghadapi tantangan tidaklah kecil terutama dari kaum Yahudi yang sudah lama menetap di Madinah. Tetapi, karena kehebatan Nabi dalam melakukan strategi perjuangan dakwah, akhirnya segenap tantangan dan hambatan tersebut bisa diatasi dengan elegan dan akhirnya membuahkan kemenangan bagi umat Islam.
Meskipun hanya manusia biasa sebagaimana manusia lainnya, Nabi Muhammad SAW bukan sembarang manusia. Beliau adalah manusia paling agung yang pernah lahir di dunia ini. Maka, tidaklah mengherankan jika sosiolog Prancis, Michael Hart, dalam bukunya 100 Tokoh sampai menetapkan Nabi Muhammad SAW adalah tokoh nomor wahid di antara 100 tokoh besar, yang paling membuat perubahan dalam sejarah dunia.
Karena begitu hebatnya Rasulullah SAW, ribuan tahun sebelum kelahirannya sudah banyak yang menanti-nantikannya. Bahkan, bapak para nabi dan rasul, Nabi Ibrahim AS, setelah selesai membuat Ka'bah bersama putranya, Nabi Ismail AS, berdoa kepada Allah SWT:
Tuhan kami, jadikanlah kami berdua menjadi orang yang patuh kepada Engkau, dan jadikanlah dari keturunan kami umat yang juga patuh kepada Engkau, dan tunjukkanlah kepada kami jalan, dan ampunilah kami. Sesungguhnya Engkau Maha Penerima Tobat dan Maha Penyayang. Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari golongan mereka, yang akan membacakan kepada mereka keterangan-keterangan Engkau dan mengajarkan Kitab dan kebijaksanaan kepada mereka dan menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa dan Maha Bijaksana . (Surat Albaqarah, 128-129).
Adapun seorang Rasul yang dimintakan Nabi Ibrahim AS tersebut adalah Nabi Muhammad SAW sendiri, sebagaimana sabdanya dalam sebuah hadis, ''Akulah yang didoakan bapakku Ibrahim AS.''
Manusia agung
Presiden Soekarno dalam sebuah pidatonya yang terkenal pada Peringatan Maulud Nabi di Istana Negara (1957) mengatakan, Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling agung dan paling hebat yang tiada tandingannya dalam sejarah dunia.
Dalam pidatonya tanpa teks yang dihadiri Menteri Agama KH Saifuddin Zuhri itu, Bung Karno membandingkan Nabi dengan para pemimpin dunia lainnya, seperti yang ditulis Michael Hart pada dua dasawarsa kemudian. Adapun kesimpulannya adalah kehebatan para pemimpin dunia itu ternyata tidak ada apa-apanya jika dibandingkan kehebatan Nabi Muhammad SAW.
Pertama, Nabi mampu mengubah secara total karakter dan kondisi sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan bangsa Arab dalam waktu sangat singkat, yang tidak dapat dilakukan para tokoh dunia lainnya. Dari bangsa yang tidak dipandang di dunia menjadi bangsa yang mampu menaklukkan dua kekuatan super power dunia Romawi dan Persia. Perang dalam Islam bukanlah invasi dan agresi militer, tetapi untuk mempertahankan diri dan memelihara agama. Bangsa Arab menjadi bangsa yang makmur secara ekonomi, mercusuar keilmuan di dunia, penguasa dunia selama 700 tahun, dan pusat peradaban dunia.
Kedua, Islam yang dibawa Nabi saat ini menjadi agama terbesar di planet bumi dengan jumlah pengikut mencapai 1,7 miliar atau 25 persen dari jumlah penduduk dunia. Di samping itu, tidak ada satu detik pun perjalanan waktu di dunia yang tidak menyebut nama Nabi. Sebab, umat Islam ketika melakukan shalat, berzikir, berdoa, dan ibadah mahdhoh lainnya selalu menyebut nama Nabi Muhammad SAW.
Ketiga, Islam sebagai agama tauhid yang dibawa Nabi, selalu mengajarkan kepada umat Islam agar menyiarkan agama dengan cara damai, bukan dengan kekerasan sebab tidak ada paksaan dalam agama.
Opini Republika 25 Februari 2010
25 Februari 2010
Manusia Agung Sepanjang Zaman
Thank You!