Seorang budayawan terkenal, Danarto, setelah membaca Kiamat 2012 karangan Lawrence E, kemudian percaya dunia akan kiamat pada 2012. Dia menyatakan, ”Hidup kita tinggal sebentar.
Duit tak kan berguna saat kiamat terjadi”. Dia konsisten dengan perkataannya itu, buktinya dia memborong buku tentang kiamat itu untuk dibagikannya kepada teman-teman dekat dan mentraktir siapa saja yang ingin ditraktir. Dia merasa, hadiah sastra dari Achmad Bakrie Award 2009 sebesar Rp. 150 juta sudah kurang berarti bilamana kiamat tiba.
Bahkan dia menginginkan meninggal dunia sebelum tahun 2012 (SM, 27/9/09 Karena itu dia membagikan buku-buku tentang kiamat itu kepada teman-teman di berbagai pulau di Indonesia. Dia merasa ngeri, jika kelak 21 Desember 2012 timbul ledakan sangat dahsyat di permukaan matahari, yang panasnya 66 juta kali ledakan bom atom di Hiroshima, Jepang, yang dengan ledakan itu bumi kita tinggal menjadi arang.
Hampir semua agama yang masih hidup (living religions) di dunia ini mengajarkan tentang hari kiamat. Alasannya sangat mendasar, sebab hanya Tuhan (Al-Khalik, Pencipta) yang abadi, sedangkan alam seisinya sebagai makhluk (ciptaan)-Nya pada saatnya akan musnah.
Dalam menghadapi ramalan tentang sudah dekatnya hari kiamat itu pemikiran manusia dapat kita kelompokkan menjadi dua golongan. Pertama, golongan yang hanya berpegang teguh pada kebenaran ilmiah. Golongan ini bisa disebut kaum penganut paham naturalisme. Mereka hanya mempercayai data-data empiris. Segala sesuatu yang ada ini hanya alam semata.
Di luar alam tidak ada ujud atau entitas apa pun. Tuhan, malaikat, takdir, surga, dan neraka, menurut mereka, tidak ada. Bagi mereka kebenaran science itulah referensinya. Mereka dapat diduga sangat mempercayai data-data empiris dan analisis yang dikemukakan oleh Lawrence tersebut.
Namun kita jangan lupa, kebenaran yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi tidak selalu mutlak benar selamanya. Menurut teori lama ”Thermodynamic”, kiamat akan terjadi justru karena energi panas matahari makin berkurang yang akibatnya semua makhluk hidup di muka bumi akan membeku dan mati.
Tetapi menurut Lawrence, terjadinya kiamat justru karena ledakan yang sangat panas dari permukaan matahari yang kemudian menimpa bumi. Dengan adanya relativitas kebenaran teori-teori tersebut, maka umat beragama seyogyanya tidak usah keburu panik. Asalkan kita sudah menaati perintah-perintah Tuhan, maka kita tinggal tawakal kepada-Nya.
Perjalanan Alam
Golongan kedua, adalah mereka yang percaya bahwa di luar alam ini ada suatu Ujud Agung, yang disebut Tuhan, Pencipta alam semesta yang telah menciptakan hukum alam (natural law) yang mendasari mekanisme perjalanan alam semesta.
Mustahil alam semesta yang begitu indah dan luas, yang terikat oleh hukum-hukum alam tertentu terjadi dan berjalan dengan sendirinya. Golongan ini bisa disebut kaum penganut paham supernaturalisme.
Contoh kecil, apakah bentuk fisik perempuan dan lelaki yang berbeda, dan ternyata merupakan suatu pasangan yang klop dan unik, terjadi dengan sendirinya? Tentu diciptakan oleh Sang Maha Pemikir, yaitu Tuhan, yang disebut dengan berbagai istilah.
Menurut penganut paham supernaturalisme, kebenaran tidak hanya bersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi ada sumber lain, yaitu sumber transendental, yang berasal dari firman Tuhan. Firman Tuhan dibukukan dalam kitab suci agama-agama, yang kebenarannya diyakini oleh para pemeluk masing-masing.
Bagaimana hubungan antara kebenaran dalam kitab suci dengan kebenaran yang ditemukan oleh science sampai kini tetap merupakan pembahasan yang menarik. Masyarakat dapat mencermati substansi yang terkandung dalam berbagai kitab suci dalam kaitannya dengan penemuan-penemuan ilmiah.
Menurut ajaran Islam, yang bersumber dari Alquran dan Hadis, beriman akan kedatangan hari kiamat justru merupakan salah satu dari rukun iman yang enam yang wajib diyakini. Pada suatu saat kelak, yang tak seorang pun mengetahui kapan waktunya, akan tiba hari kiamat.
Semua orang sejak zaman Nabi Adam akan dibangkitkan atau dihidupkan kembali. Maka hari itu disebut hari kiamat (hari kebangkitan, resurrection day) Dengan keimanan akan ada hari kiamat, saat semua orang akan dihisab (dihitung, diadili) amal perbuatannya waktu hidup di dunia, mendorong manusia agar tidak berbuat ”semau gue” di dunia ini.
Barangsiapa yang timbangan amal kebaikannya lebih berat daripada perbuatan jahatnya, maka dia akan mengalami kehidupan yang penuh kenikmatan di surga. Dan barangsiapa yang timbangan amal kebaikannya lebih ringan daripada perbuatan jahatnya maka dia akan disiksa di neraka yang sangat panasnya ( Surah Al-Qari’ah Ayat 6-9).
Tanda-tanda
Mengenai kapan datangnya hari kiamat, dalam Alquran tidak disebutkan, bahkan Rasulullah SAW juga tidak pernah menyebutkan dengan pasti. Namun Nabi pernah menyebutkan tanda-tanda datang hari kiamat. Singkatnya, dalam hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, ketika Rasulullah SAW dikerumuni oleh para sahabat, tiba-tiba turun Malaikat Jibril yang menanyakan kepada Nabi tentang pengertian iman, Islam, ihsan, dan kedatangan hari kiamat. Jawaban Rasulullah SAW tentang iman, Islam, dan ihsan dibenarkan oleh Malaikat Jibril. Tetapi beliau tidak dapat menjawab kapan datang hari kiamat. Malaikat Jibril lalu meminta kepada Rasulullah SAW untuk menyebutkan tanda-tandanya saja.
Rasulullah SAW menjelaskan, bahwa tanda-tanda kedatangan hari kiamat ialah: apabila budak sahaya perempuan melahirkan anak, yang kemudian anaknya itu menjadi tuannya, dan orang yang semula sangat miskin, berbaju compang camping, menggembala kambing, kemudian berlomba-lomba tinggi-tinggian mendirikan bangunan. Jawaban ini dibenarkan oleh Malaikat Jibril. Keterangan ini menunjukkan, bahwa menjelang kedatangan hari kiamat, kemakmuran masyarakat di bidang material sangat tinggi.
Dalam riwayat hadis lain diceritakan, bahwa kaum perempuan sudah kehilangan rasa malunya dan banyak orang yang mendirikan masjid yang indah-indah, tetapi tidak ada orang yang beribadah di dalamnya. Keterangan ini menunjukkan, keimanan warga masyarakat sangat merosot dan moral mereka sangat rendah.
Saat ini kemiskinan masih melanda sebagian besar umat manusia, masjid-masjid masih penuh dengan orang-orang yang beribadah, dan sebagian besar perempuan masih mempunyai rasa malu, antara lain dengan memakai busana yang masih menutup bagian anggota tubuh yang saru jika kelihatan. Karena itu kita dapat mengambil simpulan, tampaknya hari kiamat belum akan tiba dalam waktu beberapa tahun ini.
Menurut ajaran Islam, kelangsungan dan keberakhiran kehidupan umat manusia serta alam semesta berada di tangan Allah SWT yang berkuasa menentukan takdir bagi semua makhluk ciptaan-Nya.
Bekal menghadapi kedatangan maut maupun hari kiamat, bukan berupa harta kekayaan, kekuasaan, maupun peralatan hasil teknologi canggih, melainkan amal saleh, manifestasi dari hati yang bersih, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surah Asy-Syu’ara Ayat 89 yang artinya, (bersiaplah) ”pada hari saat harta dan anak-anak tidak berguna, kecuali orang-orang datang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” (35)
Wacana Suara Merdeka 30 September 2009
—Ibnu Djarir, Ketua MUI Provinsi Jawa Tengah