FORUM Demokrasi Bali atau Bali Democracy Forum (BDF) yang  diselenggarakan di Nusa Dua menarik untuk ditelaah, kegiatan yang  diprakarsai Indonesia sebagai negara yang dikenal dengan ”macan  demokrasi” Asia. 
Demokrasi  adalah pilihan masyarakat modern untuk menyelenggarakan  kehidupan bersama. Ia merupakan hasil pengalaman berabad-abad berbagai  peradaban dalam mengelola kepentingan dan kesejahteraan masyarakatnya  dalam kerangka kontrak sosial. Demokrasi menjadi sistem karena di dalam  demokrasilah kepentingan kehidupan bersama dikelola. 
Dalam konteks Asia Tenggara atau Asia umumnya, demokrasi memang harus  diperjuangkan karena belum semua negara yang berada dalam geopolitik itu  menerapkan demokrasi. Ada negara-negara tertentu masih dihantui oleh  kekuasaan despotik-militerisme atau sistem monarki absolut, seperti di  negara-negara Timur tengah. 
Di negara-negara yang masih despotik-militeristik seperti Myanmar,  misalnya, mengalami apa yang diistilahkan Samuel Huntington dalam The  Third Wave Democratization (1998) sebagai penurunan gelombang demokrasi.
Jika demokrasi ibarat pendulum, demokrasi Myanmar kini di posisi bawah  mengalami penurunan yang sangat drastis. Demokrasi haruslah  diperjuangkan, karena merupakan sebuah sistem yang lebih baik. Demokrasi  memang bukanlah sebuah sistem yang final digagas manusia tapi lebih  baik dibanding sistem lainnya, seperti otokrasi, otoriterisme, monarki  dan sebagainya. 
Menurut Huntington, ciri-ciri negara demokratis salah satunya ialah  kekuatan militer harus kembali ke barak. Tugas militer ialah mengamankan  negara dari kemungkinan serangan musuh baik dari dalam maupun luar.  Tugas kekuasaan diberikan kepada masyarakat sipil yang representatif dan  memenuhi syarat sebagai pemimpin. 
Ciri negara demokratis lainnya ialah seperti kebebasan untuk menyuarakan  pendapat, pers dijamin dan diberi kebebasan oleh undang-undang,  terselenggaranya pemilu secara jujur dan adil, serta adanya otonomi  masing-masing kelembagaan yudikatif, legislatif dan eksekutif (trias  politica). 
Menjadi Semu
Pengalaman di Indonesia, semasa pemerintahan militer Orde Baru setiap  lini kehidupan tidak memungkinkan rakyat untuk mengaspirasikan suara dan  pendapatnya. Semua kebijakan dikuasai oleh penguasa, jelas kebijakan  itu tidak sesuai dengan harapan dan cita-cita rakyat. Setiap ada  perbedaan, pasti diselesaikan dengan cara-cara kekerasan, teror, dan  penistaan terhadap HAM. 
Banyak kasus-kasus kekerasan dan penghilangan nyawa yang dilakukan oleh  rezim militer Orde Baru ketika itu, terutama yang terjadi antara 1965  dan 1966 hingga kini belum terusut tuntas (Cribb: 2003). Selain itu  belum lagi kasus-kasus kekerasan seperti Tanjung Priok, kasus Lampung,  DOM di Aceh, serta kasus-kasus yang terjadi mengiringi masa-masa  reformasi. Pendeknya jika militer berkuasa, maka negara yang dikuasainya  akan dibungkam serapat mungkin.
Pada era negara-bangsa modern ini, jika masih ada negara yang dikuasai  kekuasaan militer tentunya akan banyak terjadi fenomena kekerasan yang  akan terjadi, paling tidak karena masyarakat sipil akan terus dibungkan  hak-haknya. 
Juga setidaknya ada tiga konsekuensi logis yang akan dihadapi secara internal. 
Pertama; terjadi penutupan dan pemberangusan hak-hak pendapat dan suara  masyarakat sipil. Kedua; sistem pemerintahan trias politica menjadi  membeku dan diperkosa oleh keinginan-keinginan diktatur-militeristik.  Ketiga; ada pembatasan atau pelarangan serta pemberangusan media-media  cetak dan elektronik, selanjutnya media massa akan dikuasai oleh satu  gerbong yang dimiliki oleh penguasa militer.
Yang tak kalah pentingnya, salah satu variabel penting dalam mengukur  kualitas negara demokratis ialah, melihat mekanisme sirkulasi kekuasaan  politik yang dijalankan dalam sebuah negara. Sirkulasi kekuasaan politik  ini penting karena syarat mutlak demokrasi adalah adanya pembatasan  kekuasaan politik. Tanpa adanya pembatasan kekuasaan politik, demokrasi  yang dianut boleh dikatakan semu. (10)
— Ismatillah A Nu’ad, peminat historiografi Indonesia modern
Wacana Suara Merdeka 11 Desember 2010
10 Desember 2010
» Home » 
Suara Merdeka » Kepentingan Forum Demokrasi Bali
Kepentingan Forum Demokrasi Bali
Thank You!