01 Desember 2011

» Home » Opini » Suara Merdeka » Potensi Organisasi Tunanetra

Potensi Organisasi Tunanetra

ISU tentang disabilitas (kecacatan) saat ini kian gencar. Hal itu didorong oleh pergerakan kaum penyandang disabilitas yang kian terpelajar dan kedudukan negara kita sebagai salah satu penandatangan Convention on the Rights of People with Disability (CRPD) pada 2007. Ditambah lagi akan ditandatanganinya Bali Declaration on Disability People pada pengujung 2011 oleh negara anggota ASEAN, yang salah satu isinya mewajibkan pemerintah negara anggota untuk mengakomodasi penyandang disabilitas pada tiap kebijakannya.

Pergerakan penyandang disabilitas di Indonesia dimotori oleh organisasi disabilitas yang jumlahnya sangat banyak. Mereka ada yang bersifat lokal, nasional, bahkan banyak di antara mereka punya jaringan internasional kuat. Organisasi-organisasi tersebut beraneka ragam, tetapi ada kesamaan pada pokok visi yang ingin dicapainya, yaitu kesetaraan antara penyandang disabilitas dan bukan penyandang disabilitas.

Organisasi disabilitas tidak hanya bekerja sama di antara sesama tetapi juga menggandeng institusi di luarnya. Kerja sama tersebut terjalin baik secara formal dan informal, bahkan melibatkan teknologi tinggi seperti internet. Situs yang dibuat oleh penyandang tunanetra seperti www.kartunet.com, mailing list seperti mitra-jaringan@yahoogroups.com dan kartunetclub@yahoogroups.com merupakan wahana pemersatu penyandang disabilitas, khususnya tunanetra lewat dunia maya. Hikmahnya antara lain penyandang tunanetra yang kesulitan dalam mobilitas dapat saling bertukar informasi tanpa harus bepergian. Selain itu pengamat  dunia disabilitas, bisa memperoleh informasi langsung dari penyandang disabilitas, khususnya tunanetra yang bersangkutan.

Kegiatan  organisasi disabilitas ternyata tidak hanya memperjuangkan kesetaraan antara penyandang disabilitas dan bukan disabilitas. Mereka juga membantu pemulihan penyandang disabilitas yang baru memasuki  dunia itu. Seiring dengan peningkatan gizi, jumlah penyandang disabilitas sejak lahir menunjukkan kecenderungan menurun, tetapi sebaliknya penyandang disabilitas dewasa menunjukkan peningkatan. Penyebabnya antara lain kecelakaan kerja, kecelakaan lalu lintas, munculnya penyakit baru dan sebagainya.

Penyandang disabilitas dewasa memerlukan perhatian yang tidak kalah penting ketimbang penyandang disabilitas sejak lahir. Mereka rata-rata berada pada usia produktif sehingga kecacatan pada usia dewasa mengakibatkan keguncangan mental. Mereka yang pada saat itu sedang mengalami kemudahan dan kenikmatan dalam bersekolah atau bekerja, tiba-tiba mengalami sesuatu yang tidak diharapkan.

Menjadi Inspirasi

Pengalaman pribadi sebagai penyandang disabilitas dewasa dan sebagai aktivis di organisasi Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni), memberikan pelajaran berharga betapa tingginya nilai keberadaan organisasi disabilitas. Pengalaman pribadi, menunjukkan sungguh berharga berada di antara teman-teman sependeritaan sehingga merasa tidak sendiri dalam keadaan sedih. Selain itu, mendapatkan pelajaran dari para senior di dunia disabilitas perihal bagaimana cara mengarungi hidupnya.

Pendatang baru di dunia disabilitas sering membandingkan kondisi sebelum dan sesudah mengalami kecacatan. Pola pikir semacam itu menjadikan mereka putus asa karena merasa kehilangan sesuatu dari sebelumnya. Perasaan kehilangan sesuatu inilah yang membuat pesimistis melanjutkan hidup. Mereka hanya berpikir pada rasa kehilangan sehingga lupa memikirkan potensi lain yang masih dipunyai.

Pergaulan dengan sesama penyandang disabilitas yang telah lebih dahulu menjadi penyandang cacat secara tidak langsung memberi inspirasi bagaimana cara melanjutkan hidupnya.

Apakah potensi organisasi disabilitas hanya sebagai motor terselenggaranya kesetaraan antara penyandang disabilitas dan bukan penyandang disabilitas; dan pemberi motivasi bagi penyandang disabilitas baru? Ternyata tidak. Banyak bukti bahwa orang-orang bukan penyandang disabilitas tetapi mengalami kesulitan di dalam psikisnya pun terbantu dengan keberadaan organisasi disabilitas. (10)


— Suryandaru SH SS, Ketua DPD Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Jawa Tengah 2010-2015
Wacana Suara Merdeka 01 Desember 2012