14 Desember 2009

» Home » Republika » Menjadi Mahasiswa Muslim Sejati

Menjadi Mahasiswa Muslim Sejati

Oleh: Hidayatus Syufyan
(Kepala Sektor Akademik dan Keprofesian ITB)

Menjadi mahasiswa Muslim sejati bukan sekadar menjadi mahasiswa berprestasi, apalagi mahasiswa biasa. Seorang mahasiswa Muslim sejati dituntut untuk meraih indeks prestasi tertinggi di kelasnya. Mahasiswa Muslim sejati juga harus menjadi seorang aktivis dakwah, baik itu di kampus maupun di masyarakat.

Mahasiswa Muslim sejati juga harus berani maju ke depan untuk memimpin berbagai organisasi kampus dan kemasyarakatan, baik itu pemimpin LDK, pemimpin BEM, pemimpin unit-unit kemahasiswaan, maupun pemimpin himpunan jurusan. Di samping itu, ia juga harus menunjukkan bahwa seorang mahasiswa Muslim sejati mampu menjuarai berbagai kompetisi lomba, baik skala regional maupun internasional.

Dan, yang tidak kalah pentingnya, seorang mahasiswa Muslim sejati harus mau berbagi dengan menuangkan pemikiran-pemikirannya yang tajam dan cemerlang lewat tulisan-tulisannya di berbagai media massa. Dan, terakhir adalah seorang mahasiswa Muslim sejati harus sudah menyiapkan dirinya untuk memenangkan tantangan kehidupan usai di kampusnya.

Untuk meraih itu semua, tentunya diperlukan perjuangan yang sangat berat, tetapi seorang mahasiswa Muslim sejati akan memilih jalan mendaki ini. Ketika kita sudah memilih jalan mahasiswa Muslim sejati, tentunya akan banyak konsekuensinya. Lalu, pertanyaannya, bagaimana meraih ini semua? Apa saja yang telah dilakukan oleh mahasiswa yang telah memilih jalan ini?

Kunci yang utama adalah kedekatan kita kepada Allah. Kalau kedekatan ini telah kita raih, insya Allah semuanya akan mudah kita raih dan ringan saja kita menjalani ini. Lalu, bagaimana cara kita mendekatkan diri kepada Allah? Tentunya, kita harus mempersembahkan yang terbaik dari kita untuk Allah bahwa kita harus berusaha menjadi hamba-hamba yang terbaik di hadapan Allah.

Ketika kesadaran ini sudah tertanam kuat, niscaya dengan sendirinya kita akan mempersembahkan semua ibadah kita dengan yang terbaik. Kita akan shalat dengan penuh kekhusyukan, kita akan menyempurnakan shalat kita dengan berjamaah tepat waktu di masjid, lalu kita juga akan menyempurnakannya dengan shalat sunah yang menyertainya.

Hal yang sama juga bisa kita terapkan dalam kuliah. Kehidupan kuliah kita awali dengan niat ibadah kepada Allah. Insya Allah, dengan sendirinya, kita akan berusaha mempersembahkan yang terbaik dalam kuliah kita. Kita akan belajar dengan keras setiap hari. Kita akan mengerjakan semua tugas dengan sebaik-baiknya. Kita juga akan melaksanakan praktikum dengan sebaik-baiknya. Maka, secara otomatis, kita akan meraih nilai tertinggi.

Hal yang sama juga bisa kita terapkan dalam segala aspek ibadah kita yang lain. Dengan penuh kesadaran, itu akan memberikan yang terbaik dalam ibadah kita. Maka, shalat kita, puasa kita, zakat kita, dan infak kita memberikan bantuan kepada teman kita dan ibadah-ibadah yang lain akan mengantarkan kita dekat kepada Allah.

Kunci berikutnya yang tidak kalah pentingnya, ketika kita telah memutuskan mengambil jalan mahasiswa Muslim sejati, adalah keridhaan orang tua kita, terutama keridhaan ibu kita. Selalu minta doa kepada ibu kita agar segala ikhtiar yang kita lakukan akan berhasil. Ketika seorang ibu sudah mendoakan kita, doa-doa tersebut akan menembus batas-batas langit. Doa itu akan langsung menuju langit dengan kekuatan yang luar biasa dan Allah segera mengabulkan doa ibu kita tersebut. Dengan ridha orang tua ini, insya Allah apa yang kita cita-citakan akan berhasil.


Menjadi mahasiswa Muslim sejati
Lalu, bagaimana kehidupan sehari-hari seorang mahasiswa Muslim sejati? Mahasiwa Muslim sejati tidak akan melewatkan semalam pun tanpa bercengkerama dengan Allah lewat shalat malamnya. Ketika azan subuh berkumandang, ia akan segera bergegas menuju masjid menembus keheningan pagi hari untuk segera berada di shaf terdepan shalat subuh. Ketika sudah masuk waktu dhuha, lagi-lagi seorang mahasiswa Muslim sejati ini akan senantiasa bermunajat khusyuk kepada Allah lewat shalat dhuhanya. Seorang mahasiswa Muslim sejati ini tidak akan melewatkan sehari pun tanpa tilawah minimal satu juz Alquran.

Mahasiswa Muslim sejati juga memastikan paling tidak dalam sepekan bertakarub lewat puasa sunahnya, di samping juga mengikis kecintaannya yang berlebihan kepada harta dengan tiada melewatkan sehari pun tanpa infak. Yang tidak kalah pentingnya, seorang pemimpin muda bangsa juga rajin berolahraga untuk menciptakan fisik yang kuat. Kesemuanya itu dilakukannya semata-mata untuk Allah.

Semuanya itu akan menjadikan kita seorang mahasiswa Muslim yang memiliki pemahaman Islam secara komprehensif, moderat, kepribadian yang matang, integritas tinggi, serta peduli terhadap kehidupan bangsa dan negara.

Opini Republika 14 Desember 2009