01 Januari 2010

» Home » Okezone » Pejuang Demokrasi yang Tangguh

Pejuang Demokrasi yang Tangguh

Saya dan Gus Dur sudah seperti saudara karena memang sudah kenal semenjak muda. Bahkan dalam bahasa akrabnya Gus Dur mengibaratkan jika Megawati Soekarnoputri adalah temannya, Taufik Kiemas adalah sedulurnya (saudaranya).

Karena akrabnya dengan saya, perseteruan yang pernah terjadi antara Gus Dur dengan Mega tidak mengganggu hubungan saya dengan Gus Dur. Susah untuk menggambarkan bagaimana keunikan hubungan saya dengan Gus Dur. Gus Dur yang juga terkenal kontroversinya itu juga sering membuat orang jengkel karena pernyataannya. Namun jika itu ditujukan ke saya, maka saya diamkan saja.

Akan tetapi, anehnya, satu atau dua hari saja setelah itu seperti tidak ada apa-apa lagi. Pernah saat Gus Dur masih menjadi presiden, beliau mengatakan, “Itu Taufik Kiemas ditangkap saja karena sudah melakukan penyelundupan mobil. ”Saat itu Gus Dur menyatakan hal itu secara terbuka kepada media. Namun saya diamkan saja dan saya juga tidak jengkel atau dendam karena memang saya sudah tahu bagaimana Gus Dur.

Terbukti, tiga hari berikutnya saya bertemu dengannya dan nggak ngomong apa-apa. Itulah keunikan Gus Dur dalam hubungan pertemanannya dengan saya. Saking akrabnya, saat Gus Dur bertengkar dengan Mega, ke saya juga tetap baik-baik saja. Karena memang Gus Dur itu orang yang bisa menempatkan posisinya. Namun suatu keanehan juga bahwa hubungan antara Gus Dur dan Mega juga mengalami pasang surut meski sebagai sama-sama aktivis Reformasi.

Namun karena Gus Dur itu bukan orang yang pendendam, hubungannya dengan Mega juga kembali membaik.Bahkan pada saat pilpres hingga wafatnya, hubungan antara Gus Dur dan Mega sedang sangat baik. Sering kali Gus Dur menyempatkan sarapan bareng dengan Mega. Inilah yang saya merasa ikut bahagia bagaimana di akhir hidupnya antara Gus Dur dan Mega sangat dekat sekali.

Mengenang saat kehidupannya, saya secara pribadi sebenarnya cukup bangga dengan Gus Dur karena beliau itu kedekatannya dengan saya melebihi kedekatannya dengan teman-teman yang lain. Saya bukan mau menyombongkan diri, tetapi ini adalah menceritakan kenangan bersama Gus Dur bahwa beliau itu paling berani minta sesuatu hanya kepada saya. Nah, itu tidak akan bisa terjadi jika tidak ada kedekatan yang lebih antara saya dengan Gus Dur.

Jadi kalau dengan saya, Gus Dur itu sudah blak-blakan jika minta pertolongan sesuatu kepada saya. Mungkin itu sama halnya juga orang lain yang tidak sungkan untuk meminta pertolongan Gus Dur karena Gus Dur memang sebagai teman tidak pernah perhitungan. Namun, meski sangat akrab, saya dari dulu jika bertemu Gus Dur tetap mencium tangannya sebagaimana yang dilakukan banyak orang kepadanya.

Memang itulah hebatnya Gus Dur, dia selain disegani dan berwibawa, banyak orang yang juga menganggap kelebihannya sehingga memang patut mendapat kehormatan. Sekarang Gus Dur telah pergi. Saya sebagai orang nasionalis sangat merasa kehilangan. Apalagi, Gus Dur bukan saja tokoh nasionalis yang selalu mengajarkan pluralisme, tetapi Gus Dur juga pejuang NKRI dan Pancasila yang tangguh dan sangat susah dicari padanannya.

Bagi Gus Dur yang kenegarawanannya tidak diragukan itu, NKRI, pluralisme, demokrasi adalah harga mati dan itu ditunjukkan saat menjadi presiden dengan berbagai langkahnya untuk memajukan demokrasi. Gus Dur adalah pemimpin yang bisa diandalkan, pemimpin yang luar biasa, pemimpin bagi semua golongan,dan pemimpin yang bisa menerima perbedaan. Sebagai pemimpin yang jenaka, Gus Dur juga terbukti paling berani meski harus memihak yang minoritas.

Terlepas dari kontroversinya, Gus Dur terbukti diakui ketokohannya dan kepemimpinan nya. Bahkan tidak hanya bagi Indonesia dan Islam Indonesia, dunia pun ikut melihat bagaimana peranan Gus Dur baik dalam demokrasi dan pluralisme maupun perdamaian. Banyak tokoh dan ilmuwan yang sudah mengakui itu dan menyatakan bahwa tidak ada tokoh sekelas Gus Dur lagi di bangsa ini yang selain unik,nyentrik,tetapi kualitas pemikirannya sangat orisinal dan menyejukkan bangsa yang umatnya menganut keyakinan berbeda.

Sekarang semua orang bisa melihat dan merasakan bagaimana kehilangan guru bangsa, tokoh dunia,yang selalu punya ide brilian. Namun saya yakin meski Gus Dur telah pergi, ajarannya, pemikirannya, serta prinsipnya dalam memperjuangkan kepentingan bangsa akan menjadi inspirasi dan akan diikuti oleh generasi berikutnya. Sekali lagi, sebagai teman dekat, sahabat,yang bahkan Gus Dur mengakuinya sebagai sedulur, saya pribadi merasa terpukul dan sangat merasa kehilangan.

Apalagi, pemakaman Gus Dur bersamaan dengan hari lahir saya. Ini kado perpisahan secara fisik antara saya dengan Gus Dur. Semoga semua amal perbuatannya diterima di sisi Allah SWT dan diberikan tempat yang layak. Selamat jalan Gus Dur, banyak yang telah engkau berikan bagi bangsa ini dan banyak juga pelajaran yang engkau ajarkan kepada generasi penerusmu. (*)

Taufik
Kiemas
Ketua MPR RI

 Opini Okezone