16 Mei 2010

» Home » Suara Merdeka » Optimalisasi Fungsi Puri Maerokoco

Optimalisasi Fungsi Puri Maerokoco

WALAU sering dilanda banjir dan rob, Kota Semarang masih memiliki salah satu tempat wisata yang cukup potensial, yaitu Puri Maerokoco yang terletak di kawasan Tawangmas.

Dengan 35 miniatur ciri khas masing-masing kabupaten yang ada di Jateng, Maerokoco dianggap sebagai taman mininya Jawa Tengah. Tak hanya itu, masing-masing anjungan yang memiliki ciri khas dengan keanekagaraman budaya dan arsitektur menjadi daya tarik sendiri.

Saat ini kondisi bangunan tak terawat. Beberapa bagian ruangan tampak rusak, dan menandakan tanpa perawatan. Kubangan air ada di mana-mana, membuat sebagian pengunjung malas untuk memasuki kawasan yang semula diandalkan sebagai aset wisata Semarang itu. Tak mengherankan, dari hari ke hari jumlah pengunjung relatif sepi. Jarang terlihat rombongan pariwisata yang mengunjungi tempat itu.


Kompleks wisata ini mulai kusam dan tidak terawat serta berkesan jorok dengan banyaknya kotoran dan kubangan air rob. Objek wisata yang coba ditonjolkan di tempat ini, tidak lagi mampu menarik minat pengunjung. Tempat-tempat hiburan yang paling sederhana sekali pun, seperti lokasi istana bermain anak-anak, yang harus melewati sebuah jembatan mini, sebagai penghubung satu-satunya memasuki kawasan Puri Maerokoco, menginjak pukul 17.00, mulai tergenang air rob.

Namun, tempat rekreasi ini sebenarnya sangat potensial jika dikembangkan dan dirawat lebih baik lagi, apalagi jika ditambah dengan suvenir dari masing-masing daerah secara lengkap dan penjaga yang ramah. Rencana untuk dijadikan Puri Maerokoco sebagai resort yang menampilkan ciri khas dari masing-masing daerah dapat juga direalisasikan untuk menarik turis asing agar mau berkunjung ke Kota Semarang dan melihat indahnya budaya Jawa Tengah.

Untuk itu, alih fungsi ini harus disesuaikan dengan konsep awal Maerokoco sebagai tempat wisata budaya dan pendidikan, sehingga dapat menjadi wahana wisata bagi masyarakat. Sementara kekhawatiran masyarakat tidak mendapat akses, terlampau berlebihan. Fungsi Maerokoco sebagai tempat wisata budaya dan pendidikan bagi masyarakat harus tetap dipertahankan.
Optimalisasi Fungsi Yang harus dilakukan adalah pembenahan dan optimalisasi fungsi. Anjungan dapat difungsikan ganda sebagai penginapan dan juga museum dengan masih ada ruang yang dapat dikunjungi oleh masyarakat. Puri Maerokoco dapat berperan sebagai replika atau museum rumah adat beberapa daerah kabupaten di Jawa Tengah, tetapi juga sebagai window display untuk sarana promosi produk kerajinan, kesenian tradisional, potensi alam, industri, dan tempat pariwisata.

Salah satu kunci sukses keberadaan taman rekreasi dan wisata adalah kemudahan aksesibilitasnya. Pengunjung dengan mudah dapat mencapai lokasi dengan menggunakan sarana transportasi yang tersedia. Untuk itu kondisi sarana transportasi yang menuju ke tempat itu dan yang menghubungkan dengan tempat wisata lain di kota Semarang harus segera dibenahi.

Puri Maerokoco dapat dimanfaatkan untuk belajar dan melihat rumah-rumah adat se-Jateng. Kita bisa mempelajari budaya dan ciri khas dari masing-masing daerah, apalagi anak-anak sekolah, jadi selain untuk wisata sekaligus menjadi pembelajaran bagi anak-anak. Selain belajar dari sekolahnya, mereka juga dapat melihat langsung bentuk masing-masing rumah adat.

Pengembangan wisata edukatif yang cukup potensial ini tidak akan terlepas dari strategi dan cara pemasaran yang baik serta komitmen Pemerintah kota. Misalnya pada awalnya dengan menggandeng pihak sekolah - sekolah mulai TK sampai SMU untuk melakukan pembelajaran dan perjalanan wisata edukatif dengan paket khusus dan potongan harga menarik.

Bekerja sama dengan biro perjalanan yang memiliki jaringan yang cukup luas, serta media promosi berupa brosur/pamflet, iklan di surat kabar, radio, ataupun televisi, sehingga menarik minat semua orang untuk mengunjungi.

Untuk menyemarakkan Puri maerokoco, perlu atraksi kesenian dengan menampilkan beberapa kesenian tradisional dari seluruh kabupaten di provinsi ini. Hal ini diupayakan agar citra tempat itu dapat dikenali kembali dengan kedatangan pengunjung dari dalam atau luar kota. Event kesenian akan membuat suasana lebih dinamis dan ada nilai tambah. Untuk menjaring para remaja, perlu diantisipasi misalnya dengan penampilan band-band remaja.

Langkah secepatnya adalah dengan menanggulangi sapaan banjir dan rob, sehingga perlu dibangun sabuk pantai sebagai salah satu upaya mengurangi dampak rob. Juga normalisasi Kali Banger. Selain itu, kawasan Maerokoco harus dibuat rindang dengan pepohonan agar keasrian dan keindahannya terjaga. (10)

— Sukawi, Sekretaris Prodi Diploma Desain Arsitektur Undip
Wacana Suara Merdeka 17 Mei 2010