03 Maret 2010

» Home » Media Indonesia » Gonjang-ganjing Sistem Keuangan Amerika dan Sistem Keuangan Syariah

Gonjang-ganjing Sistem Keuangan Amerika dan Sistem Keuangan Syariah

Sistem keuangan di Amerika saat ini berada di persimpangan jalan. Keadaan itu tidak lepas dari krisis keuangan 2008 yang dipicu oleh sistem perbankan, terutama akibat subprime mortgage, yang menimbulkan berbagai intervensi pemerintah melalui bailout, suntikan modal, swap, penutupan, akuisisi, dan pemberian stimulus untuk mendorong ekonomi yang stagnan atau terkontraksi. Sejauh ini kebijakan yang ditempuh Presiden Barack Obama baru pada tahap memberikan 'panadol' dalam memperbaiki secara jangka pendek sistem keuangan dan perbankannya.
Namun, dalam berbagai pidato yang beliau sampaikan tercetus suatu pemikiran besar untuk melakukan overhaul sistem keuangan kapitalis yang bermuara pada mengurangi size sistem dan institusi keuangan; melakukan pengawasan yang lebih ketat pada produk-produk keuangan yang riskan, membentuk lembaga pengawasan atas berbagai transaksi keuangan yang riskan; menata ulang produk-produk yang menimbulkan risiko besar terhadap stabilitas sistem keuangan, dan menata ulang sistem pasar uang dan modal dengan tujuan untuk mengurangi size, transaksi, dan volumenya. Dari mana ide itu berasal dan apa dampaknya terhadap sistem keuangan kapitalis?

Mari kita kaji siapa di balik gagasan besar itu. Ternyata ada Paul Adolph Volkcer seorang alumnus Princeton yang merupakan arsitek sistem keuangan Amerika pada periode 1979-1987 sewaktu beliau menjadi Gubernur Federal Reserve Bank dan jabatan publik lainnya di sektor keuangan ini. Peranannya sangat strategis waktu itu karena situasi sistem keuangan Amerika yang dilanda depresi dan inflasi sampai 21,5% dan pengangguran sampai mencapai 10,7%. Beliau juga yang berada di balik kebijakan Presiden Nixon untuk memutuskan secara sepihak kaitan antara dolar dan emas dengan membatalkan perjanjian internasional Bretton Woods pada 1974. Sejak perceraian emas dan dolar, pengeluaran pemerintah Amerika menjadi tidak terkontrol dan sampai saat ini menjadi momok ekonomi Amerika dan dunia karena jumlah defisit anggarannya sudah sangat mengkhawatirkan karena sudah melebihi US$1 triliun. Apakah turunnya kembali Paul Volkcer menata ulang sistem keuangan Amerika sesuai dengan keinginan para pelaku pasar?
Mari kita lihat ide-ide besar Volkcer dalam upaya menata ulang sistem keuangan Amerika. Pertama, menata ulang peran pasar modal. Ia ingin mengurangi peran pasar modal itu karena selama ini pasar uang dan modal telah memberikan kontribusi 40% dari profit ekonomi Amerika, tetapi sumbangannya terhadap pertumbuhan ekonomi sangat rendah. Ia menilai pasar uang dan modal itu dysfunctional atau merusak sistem keuangan karena selalu bergantung pada pemerintah pada saat collapse. Ada saat jaya jayanya tidak memberikan sumbangan terhadap ekonomi nasional. Kedua, sistem inti adalah bank komersial dan saya ingin menjauhkan bank komersial dari kegiatan spekulasi seperti hedge funds, equiy funds, perdagangan komoditas dan derivative. Semua transaksi itu, menurut dia, adalah bukan inti, melainkan bersifat spekulasi yang tidak boleh (haram) dilakukan bank komersial. Ketiga, memutuskan proteksi. Beberapa transaksi selama ini di pasar modal dan di sektor perbankan mendapat proteksi dari pemerintah karena takut 'too big too fail' sehingga dia tidak akan melakukan proteksi terhadap produk yang risiko tinggi seperti yang telah disebut. Biarkan mereka bermain dan mereka yang menanggung risikonya, jangan dialihkan ke publik. Keempat, melarang sistem kompensasi eksekutif yang rentan dengan manipulasi laporan akuntansi. Kompensasi eksekutif tidak boleh bergantung pada dasar yang bisa dimanipulasi untuk kepentingan besaran kompensasi atau bonus. Kelima, meningkatkan supervise dan pembatasan di sektor keuangan.
Muara dari semua kebijakan ini adalah bahwa sistem keuangan Amerika saat ini berada di persimpangan jalan. Sejauh ini sistem keuangannya sudah terlalu bebas dikendalikan oleh pemburu rente ekonomi secara tidak halal (dysfunctional) dengan berbagai rekayasa keuangan yang merugikan ekonomi. Kegiatan-kegiatan spekulatif yang ribawi telah mendominasi otak pikiran brilian mereka, tetapi sayangnya keuntungannya hanya untuk memuaskan diri mereka dan tidak banyak memberikan dampak pada ekonomi nasional, apalagi kesejahteraan rakyat. Yang terjadi adalah pada saat sistem keuangan terganggu, lembaga bisnis mereka collapse, mereka meninggalkan bekas-bekas bom ekonomi yang diharapkannya dibantu oleh pemerintah. Jadi, sistem keuangan Amerika dipelesetkan menjadi menganut 'sistem kapitalis' pada saat booming dan menggunakan 'sistem sosialis' pada saat bangkrut. Suatu ketidakadilan yang nyata yang melanda ekonomi dunia yang memengaruhi sistem keuangan internasional.
Bagaimana reaksi pelaku pasar keuangan terhadap ide Volkcer itu? Ide itu sudah pasti ditentang keras oleh pelaku pasar selama ini yang telah banyak menikmati keuntungan besar di pasar uang dan modal. Suara penolakan datang dari World Economic Forum yang baru-baru ini diselenggarakan di Davos, Swiss. Mereka menilai ide Volkcer itu akan merusak pertumbuhan ekonomi dan menambah pengangguran dan akan membahayakan kreativitas dan kebebasan yang selama ini dijamin UU dan sistem ekonomi. Pasar uang dam modal akan menjadi pasar terbatas, terkerangkeng oleh restriksi dan ketentuan-ketentuan lain yang merupakan bagian dari pengawasan ketat oleh lembaga supervise.
Bagaimana kita melihat fenomena ini dari sudut ekonomi keuangan syariah yang saat ini mulai menjadi perbincangan di IMF dan skala internasional lainnya? Apa yang direncanakan Presiden Obama dan dijelaskan Paul Volcker, seorang tokoh fenomenal dan memiliki integritas yang kuat, sederhana, tanggung jawab publik yang besar, dan orang yang sangat disegani di Amerika karena berhasil menyelamatkan ekonomi Amerika dekade 1980 dengan meredesain dan merestruktur sistem keuangan Amerika dulu dan sekarang, sebenarnya menuju pendulum lain yang digariskan oleh sistem ekonomi syariah. Sistem keuangan syariah tidak menginginkan pertumbuhan ekonomi palsu, apalagi pertumbuhan yang hanya dinikmati orang seorang dengan kepandaian manipulasi dan spekulasi yang dilegitimasi oleh sistem yang didesain pelakunya. Sistem keuangan syariah tidak bisa bermain-main dengan transaksi berisiko tinggi yang diambil oleh seseorang kalau beruntung dinikmatinya, tetapi kalau rugi di-bail out oleh orang lain atau rakyat. Sistem keuangan syariah harus sejalan dengan prinsip kesamaan, kebersamaan, keadilan dan kepentingan kemajuan dan kesejahteraan bersama. Sistem keuangan Syariah tidak boleh mengandung sedikit pun hal-hal yang merusak keadilan dan kerusakan yang lebih besar. Pelaksanaan sistem ini harus dikontrol dan diawasi secara ketat oleh suatu lembaga yang memiliki integritas dan mampu menjamin bahwa semua aturan yang menjamin terlaksananya tujuan syariah, yaitu 'kesejahteraan umat' harus terjamin.

Oleh Sofyan S Harahap Guru Besar FE Universitas Trisakti
Opini Media Indonesia 04 Maret 2010