14 April 2010

» Home » Republika » Strategi Kependudukan Indonesia

Strategi Kependudukan Indonesia

Salah satu bahaya terbesar yang akan menghambat kelangsungan eksistensi Indonesia ke depan adalah ledakan penduduk. Untuk memonitor perkembangan jumlah penduduk yang begitu cepat,  diperlukan sensus penduduk. Di tahun 2010 ini Indonesia, seperti juga Cina dan Amerika Serikat, akan menyelenggarakan Sensus Penduduk (SP2010). Peristiwa 10 tahun sekali ini merupakan kesempatan besar bagi kita untuk melihat ulang baik dari sisi jumlah, struktur, distribusi, sebaran wilayah, maupun kualitas kesejahteraan penduduk Indonesia saat ini.

Mengerikan
Angka-angka ledakan penduduk di Indonesia memang mengerikan. Pada tahun 1800 jumlah penduduk Indonesia berjumlah 18,3 juta orang. Jumlah itu sekarang hanya setara dengan penduduk Jakarta dan kota-kota di sekelilingnya. Di tahun 1900 jumlah itu telah mencapai 40,2 juta jiwa. Seratus tahun kemudian yaitu di tahun 2000, meningkat lebih dari 5 kali lipat menjadi 206 juta jiwa.

Andai saja rata-rata pertumbuhan penduduk kita kembali ke masa seratus tahun sebelumnya, bukan tidak mungkin di tahun 2100, Indonesia akan berpenduduk satu miliar. Katakanlah, angka pertumbuhan penduduk stabil pada angka, seperti pola 10 tahun terakhir, 1,25 persen saja per tahun, maka 50 tahun ke depan yaitu di tahun 2060 penduduk Indonesia akan mencapai 450 juta jiwa. Suka atau tidak, 10 tahun ke depan Indonesia harus mampu menekan laju pertumbuhan penduduknya di bawah angka 1,0 persen bahkan mendekati nol persen di dekade-dekade selanjutnya.

Dengan 450 juta jiwa penduduk saja di 50 tahun ke depan, semua lahan sawah akan berubah menjadi perumahan yang berdesak-desakan. Pulau Jawa akan sepenuhnya menjadi kota. Air bersih akan langka. Kendaraan akan berhenti karena infrastruktur yang ada tidak mampu mengimbangi pertumbuhan penduduk. Fasilitas kesehatan tak akan mampu mencukupi permintaan. Begitu juga dengan hutan-hutan di luar Jawa akan habis. Sungai dan danau semua akan mengering dan pada saat itu, dengan diperburuk oleh situasi sosial-politik yang terus bergejolak, bukan mustahil Indonesia benar-benar akan punah (the lost generation and the lost nation).

Sepuluh tahun telah kita lewati sejak Sensus Penduduk tahun 2000 (catatan: di mayoritas negara termasuk lima negara dengan penduduk terbesar di dunia: Cina, India, Amerika Serikat Indonesia dan Rusia sensus sesuai rekomendari PBB sensus penduduk dilakukan setiap 10 tahun sekali). Saat ini kita membutuhkan pembaruan data sebagai dasar untuk melakukan prediksi. Hasil SP2010 sekaligus jalan baru sebagai dasar untuk menyiasati kecenderungan percepatan pertumbuhan penduduk dan perubahan karakteristik demografis kita.

Sensus Penduduk Indonesia 2010 (SP2010) yang akan diselenggarakan pada 1-31 Mei 2010 juga akan membuka jalan bagi semua komponen bangsa untuk mengetahui kecenderungan terkini tidak saja dari sisi pertumbuhan penduduk secara nasional, tetapi juga dari sisi pemusatan penduduk di beberapa daerah padat di wilayah Jakarta, Bodetabek, dan di kota-kota besar lainnya serta di seluruh wilayah Indonesia. Penambahan jumlah dan pergeseran-pergeseran distribusi penduduk dalam 10 tahun terakhir akan memungkinkan kita, dengan lebih jernih, dapat memprediksi bagaimana kemungkinan bentuk pola pergeserannya ke depan secara lebih akurat.

Salah satu kekayaaan data dari hasil SP2010 yang tidak akan dapat diperoleh dari hasil survei adalah bagaimana dinamika kependudukan pada setiap wilayah kecil desa/kelurahan bahkan pada tingkat RT/RW. Indonesia dapat memetakan wilayah-wilayah kecil mana saja yang tengah tumbuh secara pesat, daerah yang sebelumnya kosong sekarang padat, penduduk yang mendiami wilayah-wilayah kritis, kualitas kesejahteraan penduduk, dan juga bagaimana bangunan heterogenitas masyarakat bangsa, baik dari segi agama, suku, dan status sosial-ekonominya. Dengan kata lain, hasil SP2010 kelak akan dapat menjadi dasar bagi prediksi yang lebih cermat bagaimana bangunan demografis, situasi sosial-ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di setiap kantong-kantong geografis wilayah nusantara.

SP2010 tidak saja akan menyajikan wajah kependudukan, melainkan menggambarkan wajah sesungguhnya dari beragam dimensi kehidupan sosial ekonomi rumah tangga masyarakat Indonesia sampai ke daerah- daerah yang paling terpencil sekalipun. Keberhasilan SP 2010 tampaknya sebagai keharusan.

Ada satu hal yang membutuhkan keseragaman pandang kita terkait pelaksanaan sensus.

Di semua negara, penyelenggara teknis sensus itu umumnya adalah lembaga statistik setempat, tetapi eksekusi menuju keberhasilannya secara keseluruhan adalah pekerjaan bersama dari seluruh komponen bangsa tersebut. Keberhasilan SP2010 adalah tanggung jawab kita semua.

Opini Republika 14 April 2010