25 April 2010

» Home » Pikiran Rakyat » Merayakan Kelulusan UN

Merayakan Kelulusan UN

Oleh Imam Nur Suharno

Hiruk pikuk Ujian Nasional (UN) telah usai dilaksanakan. Kecemasan pun mulai mereda. Kini, tinggal menunggu hasilnya: lulus atau tidak lulus. Tentu, dalam penantian inilah perasaan cemas masih tetap menghantui siswa, orang tua, guru, bahkan kepala sekolah.

Rencananya, sesuai dengan surat edaran yang diberikan ke setiap sekolah, hasil UN akan diumumkan pada 26 April 2010 untuk sekolah tingkat SMA/MA, dan pada 7 Mei 2010 untuk sekolah tingkat SMP/MTs.

Untuk itu, dalam masa menunggu hasil UN ini, sekolah perlu menyiapkan strategi untuk mengantisipasi terjadinya budaya perayaan kelulusan UN yang cenderung mengarah kepada hal-hal yang negatif, yang merugikan diri sendiri, orang lain, dan bahkan meresahkan masyarakat, yaitu dengan alternatif kegiatan yang bermanfaat.

Berita-berita yang terjadi pada 2009 lalu, tradisi perayaan kelulusan pelajar sekolah menengah atas (SMA) di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Di Subang, pelajar melakukan pesta kelulusan membawa parang dan vodka. Di Tegal, banyak kondom ditemukan di tas-tas pelajar. Di Surabaya, euforia kelulusan memacetkan lalu lintas. Di Pamekasan, aksi konvoi kelulusan menelan satu korban tewas. Di Yogyakarta, aksi coret-coret baju mewarnai perayaan kelulusan. Di Blitar, aksi konvoi kelulusan diwarnai aksi bugil. (Majalah Gontor, Maret 2010).



Sudah sedemikian rendahkah moralitas pelajar kita dalam merayakan kelulusan UN? Untuk itu, sekolah perlu melakukan antisipasi agar tradisi tersebut tidak terulang kembali. Sebab, tradisi itu terjadi karena ada niat dan kesempatan. Oleh karena itu, sekolah perlu memutus kesempatan itu.

Menurut hemat penulis, ada beberapa solusi alternatif yang dapat dilakukan untuk merayakan kelulusan UN, di antaranya: pertama, pengumuman kelulusan UN tidak diserahkan langsung pada siswa. Akan tetapi, perlu ada pendampingan dari orang tua atau wali siswa. Dengan demikian, kesempatan untuk melakukan hal-hal negatif pascakelulusan dapat diminimalisasi.

Kedua, sebelum hasil UN diserahkan, perlu ada arahan khusus dari sekolah untuk mennyikapi hasil ujian. Dalam ujian hanya ada dua kemungkinan, lulus (L) dan tidak lulus (TL). Oleh karena itu, bersyukur jika lulus dan bersabar jika tidak lulus. Bagi yang tidak lulus masih ada kesempatan untuk mengikuti ujian ulangan. Bersiaplah untuk menghadapi ujian ulangan, jangan terlalu larut dalam kesedihan. Kesedihan tidak akan menyelesaikan ketidaklulusan.

Ketiga, melakukan sujud syukur dan doa bersama sebagai wujud syukur atas hasil yang diterima, yang dipimpin oleh guru Pendidikan Agama Islam. Contoh doa syukur dalam Alquran, ”Rabbi Awzi’ni An Asykura Ni’matikallati An’amta ’Alayya wa ’Ala Walidayya, wa an A’mala Shalihan Tardhahu, wa Adkhilni Birahmatika fi ’Ibadikash Shalihin.” Ya Tuhanku berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh (Q.S. Annaml [27]: 19).

Berikut doa sujud syukur, ”Subhanakallahumma Anta Rabbi Haqqan Haqqa, Sajadtu Laka Ya Rabbi Ta’abbudan Wa Riqqa. Allahumma Inna ’Amali Dha’ifun Fadha’i Li. Allahumma Qini ’Adzabaka Yawma Tub’atsu ’Ibaduka Wa Tub’alayya Innaka Antat Tawwabur Rahim.” Maha Suci Engkau. Ya Allah, Engkaulah Tuhanku yang sebenarnya, aku sujud kepada-Mu ya Rabbi sebagai pengabdian dan penghambaan. Ya Allah, sungguh amalku lemah, maka lipatgandakan pahalanya bagiku. Ya Allah, selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari hamba-hamba-Mu dibangkitkan, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Penyayang (kitab ”Mafatihul Jinan”).

Keempat, pengumpulan pakaian seragam bekas dan untuk selanjutkan diserahkan kepada adik kelas yang memerlukan. Dilanjutkan dengan pemberian ucapan selamat bagi mereka yang lulus dan memberikan motivasi bagi mereka yang tidak lulus untuk mempersiapkan diri mengkuti ujian ulangan.

Tentu, kegiatan alternatif untuk merayakan kelulusan UN itu dapat terlaksana dengan baik jika didukung seluruh civitas academica sekolah, dan juga orang tua siswa. Semoga.***

Penulis, Direktur Pendidikan Yayasan Husnul Khotimah, Kuningan, Jawa Barat
Opini Pikiran Rakyat 26 April 2010