28 Desember 2009

» Home » Suara Merdeka » Belajar Demokrasi dari Tragedi Berlusconi

Belajar Demokrasi dari Tragedi Berlusconi

Insiden pelemparan sebuah benda kepada pemimpin suatu negara bisa jadi merupakan tren untuk melampiaskan kekecewaan dan kekesalan rakyat pada pemimpin yang tidak prorakyat

AKSI pelemparan patung mini replika Katedral Milan ke muka Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi, mencengangkan banyak kalangan. Foto sang PM dengan muka penuh darah langsung menghiasi media massa di halaman pertama.


Akibat lemparan patung tersebut, hidung Berlusconi patah, dua giginya copot dan bibirnya sobek (Suara Merdeka, 16/12/09).Simpati datang dari berbagai kalangan dan ada yang mengutuk tindakan pelaku. Aksi pelemparan ini bukan kali pertama terjadi pada pemimpin negara.

Sebelumnya terjadi insiden pelemparan kepada Presiden AS George Bush di Irak sekitar Desember 2008 di Irak. Meskipun lemparan itu tidak sampai mengenai muka pemimpin AS tersebut, hal itu menimbulkan dampak yang cukup besar karena pelemparan terjadi di wilayah Timur Tengah dan hal ini merupakan penghinaan yang luar biasa untuk Bush.

Fenomena apa sebenarnya yang sedang terjadi?Apakah aksi kekerasan  itu refleks dilakukan oleh seseorang karena kekesalan terhadap pemimpin negara yang tidak ìbecusî memimpin dan tidak prorakyat atau karena faktor lain?
Sebagai pewaris negara fasis, Italia tidak akan bisa lepas begitu saja dari faktor sejarah negara tersebut. Fasisme yang terjadi di Itali merupakan sebuah ikatan yang kuat, erat, persatuan yang kokoh dari sebuah bangsa, dengan negara sebagai pemimpinnya. Negara menjadi badan atau roh bangsa tersebut. Negara menentukan dan menjadikan bangsa itu besar dan mulia.

Negara fasis merupakan sebuah negara totaliter, bukan sekadar otoriter (Arief Budiman, 1997). Kalau dalam negara otoriter masih dimungkinkan pluralisme yang terbatas, dalam sebuah negara totaliter, tidak diperkenankan organisasi lain apapun tumbuh, kecuali organisasi yang dibentuk oleh negara dan juga tidak boleh ada nilai lain yang berkembang, kecuali nilai yang diperkenankan negara.

Bapak fasisme Italia yaitu Benito Mussolini memerintah secara totaliter. Kehidupan politik disensor, semua media dari media cetak sampai elektronik, bahkan pementasan kesenian, juga disensor. Mussolini adalah bekas militer pada Perang Dunia I, kemudian membentuk partai. Tentu saja ini merupakan tawaran yang menarik ditengah kekacauan masyarakat yang sedang membutuhkan suatu tatanan yang stabil, terutama bagi klas menengah yang membutuhkan stabilitas politik  dan disiplin masyarakat untuk bisa mengembangkan bisnbisnya. Fasisme sendiri menentang sosialisme, komunisme, dan demokrasi.

Italia mengalami dua bentuk pemerintahan yaitu kerajaan dengan pemerintahan pertama pada tahun 1861, dengan PM Camillo Benso count of Cavour dan Republik yang berdiri pada tahun 1946 yang ditandai dengan pemerintahan pertama yang dipilih lewat demokrasi parlemen yang universal suffrage, dengan Perdana Menteri Alcide De Gasperi. Perjalanan yang cukup panjang untuk meraih Italia yang sekarang.

PM Italia Silvio Berlusconi sedang merosot popularitasnya karena berbagai kasus yang menderanya antara lain skandal seks dan tuduhan-tuduhan korupsi, sehingga memicu perceraian dengan istrinya, Veronica Lario. Berlusconi (lahir di Milan, Italia, 29 September 1936) adalah perdana menteri  dan pemilik sebuah perusahaan media raksasa di Italia. Dia juga adalah pemimpin Partai Forza yang dibentuk khusus pada 1994 untuk keikutsertaannya dalam politik.

Ia menjadi PM selama tujuh bulan (10 Mei 1994-17 Januari 1995), namun pada 2001, ia kembali diangkat ke dalam jabatan itu. Sejak itu, pemerintahan Berlusconi adalah yang terlama dalam sejarah Republik Italia. Pada 20 April 2005, Berlusconi menyerahkan surat pengunduran diri pemerintahannya setelah kalah dalam sejumlah pemilihan regional dan masalah-masalah internal dalam koalisinya. Pada 23 April 2005, ia membentuk pemerintahan baru tanpa banyak perubahan.

Sosok dia tidak bisa dipisahkan dari wajah cantik, pengaruh politik dan televisi, sebagai simbol dan perpaduan lama yang membentuk sistem politik Italia dan disempurnakan oleh Berlusconi lewat kerajaan media miliknya. Dalam sebuah situs dikatakan bahwa tubuh-tubuh seksi dalam balutan pakaian minim yang bertaburan dalam acara hiburan adalah ciri utama Mediaset, stasiun televisi milik Berlusconi, yang menjadikan ia salah satu orang terkaya di dunia dan yang mengantarkan ia terjun ke politik pada awal tahun 1990-an.

Perusahaan Berlusconi saat ini, Mediaset, terdiri atas tiga stasiun televisi nasional yang ditonton 45% pirsawan TV Italia. Berlusconi juga memiliki Il Giornale, surat kabar besar dan majalah berita Panorama. Dia juga merupakan presiden klub sepak bola AC Milan antara 1986 dan 2004,  setelah ia mengundurkan diri ñ karena diharuskan oleh hukum - pada 26 Desember 2004 timnya tidak memilih presiden yang baru,  sehingga kini ia hanya menjadi pemilik tim itu. Menurut majalah Forbes ia adalah orang terkaya di Italia, dengan kekayaan pribadi yang bernilai 12 miliar dolar AS pada 2005, sehingga ia menjadi orang terkaya ke-25 di dunia.

Karier politiknya dimulai  awal tahun 1990-an, dua partai terbesar Italia, Kristen Demokrat (Democrazia Cristiana) dan Partai Sosialis (Partito Socialista Italiano) kehilangan kekuatan pemilih mereka karena sejumlah tuduhan hukum karena korupsi oleh sebagian anggota utama mereka. Hal ini menyebabkan dugaan bahwa pemilihan akan dimenangkan oleh Partai Demokratis Kiri, (sebelumnya bernama Partai Komunis Italia dan partai oposisi utama) dan sekutu-sekutu mereka dari koalisi progresif, kecuali ada alternatif yang kuat. Pada 26 Januari 1994, Berlusconi secara terbuka mengumumkan keputusannya untuk terjun ke dalam politik  atau ìturun ke lapanganî dengan platform yang dipusatkan pada upaya untuk mengalahkan komunisme. Ini disebabkan karena hanya beberapa minggu sebelum ia memutuskan terjun ke politik, skandal Mani Pulite hampir saja mengakibatkan dikeluarkannya surat perintah penangkapan baginya dan untuk para pemimpin eksekutif kelompoknya.

Berlusconi dikagumi oleh sejumlah orang Italia karena sukses besarnya sebagai seorang pengusaha dan dipuji atas gagasan-gagasan yang inovatif dan semangat kewiraswastaannya. Namun lawan-lawannya menuding bahwa ia cenderung memusatkan kekuasaan pada diri pribadinya, dan hal ini tecermin dalam pengorganisasi Partai Forza. Para kritikusnya seringkali menuduh sebagian besar sukses finansialnya pada hubungannya yang erat dengan para politikus yang belakangan terbukti korup (misalnya Bettino Craxi) atau bahkan terkait dengan Mafia. Kritik lainnya mengatakan bahwa ia terlalu reaktif terhadap serangan-serangan dari lawan-lawan politiknya. Hampir setiap orang setuju bahwa ia sangat peduli dengan penampilannya, bahkan pada Januari 2004, setelah spekulasi mendalam di media, ia mengakui bahwa ia telah menjalani operasi plastik (Wikipedia, 2009)

Walaupun kritikan pedas terus mengalir padanya, perjuangannya tidak pernah surut dan Berlusconi berhasil menduduki jabatan PM dua kali  yaitu sebagai PM ke -73 (tahun 2001-2006) dan PM ke- 78(tahun 2008-sekarang).(10)

— Anna Yulia Hartati, peneliti Laboratorium Diplomasi, dan staf pengajar FISIP/ Hubungan Internasional Universitas Wahid Hasyim Semarang
Wacana Suara Merdeka 29 Desember 2009